Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan untuk Berhenti Melihat Dunia ini sebagai Hitam dan Putih Saja

ilustrasi wanita serius (Pexels.com/cottonbro)

Cara kita memandang dunia tentu berbeda-beda. Ada yang dengan mudahnya bisa memaknai hidup, ada pula yang harus merasakan jatuh bangun terlebih dahulu baru bisa melihat hikmah dibalik suatu hal, dan lain sebagainya. Apapun itu, cara pandang kita sangat berpengaruh terhadap cara kita menyikapi suatu masalah.

Gak cuma itu aja, kehidupan kita pun akan sangat berbeda tergantung dari bagaimana kita melihat segala hal yang terjadi. Semakin kita berpikir positif, maka semakin banyak pula hal-hal baik terjadi pada kita. Begitu pula sebaliknya.

Selain itu, berbagai warna yang kita lihat pun bisa menciptakan pola pikir yang berbeda dalam kehidupan. Makanya, jangan selalu mengartikan kehidupan ini sebagai hitam dan putih aja. Ini nih alasan logisnya. 

1. Kamu jadi gampang memperdebatkan sesuatu

ilustrasi orang mengobrol (pexels.com/Armin Rimoldi)

Ketika bagimu dunia ini hanya soal benar dan salah atau hitam dan putih aja, maka akan ada banyak hal yang mudah kamu perdebatkan. Hanya karena seseorang menggunakan media sosialnya dengan nama samaran, misalnya, kamu jadi mudah menganggap hal itu keliru. Perdebatan dengan orang yang bersangkutan pun jadi gak terhindarkan.

Ujung-ujungnya, kamu jadi mempermasalahkan setiap hal sepele yang dirasa gak sesuai. Terutama dengan nilai dan norma yang kamu anut. 

2. Susah menerima perbedaan dan menciptakan rasa toleransi

ilustrasi teman cuek (Pexels.com/Craig Adderley)

Di antara warna hitam dan putih, masih banyak warna lainnya, lho. Ada biru, merah, hijau, dan lainnya. Maksudnya adalah dunia ini gak cuma berisi salah dan benar, atau baik dan jahat, atau cantik dan jelek dan seterusnya. Diantara salah dan benar, adapula sedikit kesalahan atau sedikit kebenaran, dan lain sebagainya.

Jika terus membagi hal-hal hanya pada dua bagian, kita jadi kesulitan menerima perbedaan. Sementara, sebenarnya semua orang pasti punya nilai, aturan, dan pola pikir mereka sendiri terhadap suatu hal. 

3. Menganggap kegagalan kecil sebagai sebuah kesalahan besar

ilustrasi orang marah (Pexels.com/David Garrison)

Jika dunia ini hanya berisi hitam dan putih, maka sangat mungkin kamu menilai sebuah kegagalan kecil sebagai tidak sukses sama sekali. Alias, apapun bentuknya, gagal adalah gagal total bagimu. Sehingga, gak ada yang namanya kesuksesan.

Padahal, bisa aja itu hanyalah kegagalan kecil yang merupakan sebuah batu lompatan jika kita mau melihat dari perspektif yang berbeda. Gagal bukan berarti kita gak bisa bangkit dan kembali berusaha, kan? 

4. Susah akur dengan orang lain

ilustrasi orang lelah (pexels.com/Keira Burton)

Akibat pemikiran yang terlalu sempit, ada banyak hal yang kemudian gak sejalan dengan kita. Termasuk juga pemikiran orang lain yang dirasa terlalu berwarna juga terlalu mampu menerima perbedaan. Sehingga, kemungkinan untuk akur dan sependapat dengan orang lain pun jadi sesuatu yang mustahil.

Gak heran kalau pada akhirnya kita jadi kaku, susah berinteraksi dengan orang lain, gampang mengkotak-kotakan segala hal, dan dijauhi banyak orang. Siapa sih yang mau bergaul dengan orang yang suka menyalahkan orang lain? 

5. Sering merasa sebagai yang paling benar

ilustrasi orang mengobrol (pexels.com/August De Richelieu)

Hitam dan putih membentuk pemikiran kita menjadi hanya soal benar dan salah. Iya atau tidak sama sekali. Setuju atau menentang habis-habisan. Gak ada tuh pilihan untuk berada di antara keduanya. Sehingga jadilah kita orang yang selalu merasa benar.

Kita yang begitu menjunjung tinggi soal hidup yang hanya ada dua pilihan, kemudian menjadi sangat menyebalkan. Seolah-olah, mereka yang gak sepemahaman dengan kita, berarti mereka salah banget dan harus ditentang habis-habisan.

Hidup yang cenderung terlalu kaku dan hanya menilai segala hal dari dua sisi bikin kita susah bahagia. Kita mengejar kesempurnaan karena takut cacat, mengejar kekayaan karena enggan miskin, merasa harus pintar karena gak ingin dicap bodoh.

Padahal, ada banyak orang yang juga berada di antara keduanya. Yang hidupnya memiliki warna lain. Ada orang yang hidupnya sederhana dan berkecukupan meski gak kaya. Ada pula yang pandai meski gak harus peringkat pertama di kelasnya. Jika memang kamu ingin menjadi versi terbaik, tentu bukan masalah. Yang penting, jangan mengklasifikasikan segala sesuatu hanya pada dua hal aja. Setuju? 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tania Stephanie
EditorTania Stephanie
Follow Us