5 Alasan untuk Tidak Pedulikan Jumlah 'Likes' di Medsos

Mengutip dari TIME, Adam Mosseri seorang pimpinan Instagram mengatakan, “Kami ingin orang-orang tidak terlalu khawatir tentang jumlah likes yang mereka dapatkan di Instagram, dan menggunakan waktu untuk saling terhubung dengan orang-orang terkasih”. Beliau juga berharap agar Instagram bisa menjadi lingkungan yang rendah tekanan khususnya pada mental seseorang.
Tidak jarang setelah mem-posting foto atau video, seseorang akan menunggu notifikasi likes dan comments dengan antusias. Jika jumlah likes tidak sesuai ekspektasi, muncul perasaan sedih dan kecewa sampai pada akhirnya memutuskan menghapus unggahan. Mungkin kamu juga pernah mengalami hal serupa, dan ini dia lima alasan untuk tidak pedulikan jumlah likes di media sosial.
1.Pahami makna sebenarnya dari media sosial

Media sosial adalah teknologi komputer yang memfasilitasi orang-orang untuk terhubung, berbagi informasi, ide, dan pemikiran dalam jangkauan global. Jelas bahwa tujuan awal media sosial bukan untuk membandingkan satu sama lain atau berkompetisi mendapatkan likes yang banyak.
Manfaatkan media ini untuk tetap terhubung dengan orang tersayang yang berada di tempat jauh. Seseorang dapat secara bebas dan bertanggung jawab mengunggah informasi, kreasi dan momen berkesan tanpa rasa tertekan.
2.Kesenangan orang berbeda-beda

Orang yang gemar mengunggah konten menata ruang interior akan menarik penonton dengan kesenangan yang sama. Sedangkan orang yang menyukai informasi fashion mungkin tidak menekan tombol like dan melewatkan posting-an begitu saja.
Bukankah menarik terhubung bersama teman-teman dengan hobi yang sama dan saling berbagi informasi terkait? So, jangan sedih kalau jumlah likes tidak sesuai ekspektasi, mungkin kontenmu belum muncul di beranda sesama penyuka ruang interior.
Jadikan halaman media sosial menjadi ruang eksplorasi, berkreasi dan berekspresi. Unggah kreasi masakan yang kamu banggakan, unggah ide mix and match aksesoris yang disenangi, unggah ekspresi lagu yang kamu nyanyikan tanpa perlu khawatir siapa yang akan menekan tombol likes. Pengalaman dan peluang tidak terduga bisa saja datang ketika kamu tidak membatasi diri melakukan hal yang berguna.
3.Merasa tidak pernah cukup

Manusia cenderung mempunyai rasa tidak cukup dan tidak puas, selalu menginginkan lebih dari yang telah dicapai. Hari ini mungkin seseorang akan merasa senang dengan jumlah 10 likes, minggu depan ingin mencapai 30 likes dan seterusnya.
Niat menghibur orang lain adalah hal yang baik, tetapi jika terlalu dipaksakan dan bertentangan dengan nilai diri, maka akan berakibat frustrasi dan stress. Menggantungkan kebahagiaan kepada orang-orang yang tidak dikenal dalam dunia maya adalah hal yang rapuh dan merugikan kesehatan mental.
4. Satu dari seribu konten

Sekiranya dalam 1 hari ada ribuan konten yang lewat di beranda seseorang, maka posting-an seseorang adalah 1 dari 1.000 konten yang diunggah setiap harinya, lumrah jika terlewat begitu saja. Tidak perlu merasa dikucilkan hanya karena tidak ada notifikasi likes. Lagipula, kita sendiri juga sering melakukan hal yang sama, melewatkan posting-an seseorang begitu saja tanpa ada maksud tertentu.
5. Sisi otentik

Setiap orang mempunyai sisi unik yang membuatnya tidak sama dengan orang lain. Tanpa disadari manusia cenderung memilih agar keberadaannya dapat diterima orang banyak, meskipun harus melakukan hal yang bertentangan dengan prinsip hingga kehilangan identitas orisinal. Jangan sampai ambisi untuk menyenangkan dan menarik perhatian orang lain, melunturkan sisi otentik dan kreatif yang semula ingin dibagikan.
Fungsi media sosial lebih dari sekadar membuat orang lain menyukai segala hal tentang diri kita. Akan sangat berguna jika kita bisa memanfaatkan teknologi ini untuk mengembangkan skill, informasi, pengetahuan secara global, terhubung dengan orang-orang yang menginspirasi dan mengenal teman baru dengan hobi yang sama, tanpa menjadikan jumlah likes sebagai satu-satunya acuan keberhasilan.