5 Bukti Perfeksionisme Menjauhkanmu dari Kebahagiaan, Hati-hati!

Perfeksionisme sering dianggap sebagai kelebihan. Kita memandangnya sebagai bukti ambisi, standar tinggi, atau komitmen untuk menghasilkan yang terbaik. Namun, siapa sangka sifat ini justru bisa menjadi penghalang kebahagiaan?
Terjebak dalam lingkaran perfeksionisme tak hanya melelahkan, tetapi juga berdampak buruk pada kesehatan mental dan hubungan dengan orang-orang di sekitar. Berikut ini lima bukti nyata kenapa perfeksionisme lebih banyak merugikan daripada menguntungkan.
1. Selalu tidak puas dengan pencapaian
Perfeksionisme membuat kamu terus merasa bahwa apa yang telah kamu capai belum cukup baik. Bahkan ketika orang lain mengapresiasi hasil kerjamu, kamu tetap merasa ada yang kurang. Bukannya menikmati keberhasilan kecil sebagai langkah maju, kamu malah terus terobsesi mencari kesalahan.
Akibatnya, kebahagiaan dari keberhasilan jadi terasa semu. Hidupmu dipenuhi dengan perasaan cemas dan takut gagal, sehingga lupa bahwa perjalanan itu sendiri juga patut dirayakan. Lama-lama, kamu bisa merasa tidak berharga meskipun sebenarnya sudah berusaha keras.