5 Buku Serupa 'Kim Ji Young, Born 1982', Menampar Keras Patriarki

Terkesima dengan novel feminis asal Korea Selatan yang berjudul Kim Ji Young, Born 1982? Sedang mencari buku serupa di marketplace atau toko buku terdekat? Kamu bisa langsung cek lima judul novel yang menampar keras patriarki berikut ini. Bisa jadi ikhtiarmu untuk lebih melek isu sosial dan gender.
Serunya dengan kemasan naratif, buku-buku di bawah cenderung lebih mudah menempel di otak. Sumber hiburan yang kaya faedah, nih.
1. Diary of a Void

Diary of a Void adalah novel Jepang yang rilis perdana pada 2020. Emi Yagi akan memperkenalkanmu pada Shibata, seorang pekerja kantoran perempuan yang lelah dengan perlakuan seksis di kantornya. Guna menghindari tugas-tugas menial yang dibebankannya sebagai satu-satunya perempuan di divisi tersebut, Shibata nekat berpura-pura hamil.
Usahanya mulai berdampak, ia mendapat beberapa hak istimewa saat berakting hamil. Namun, sampai kapan Shibata bisa bertahan dengan modusnya itu? Diary of a Void hanya setebal 139 halaman saja, tetapi sukses menampar pembaca tentang beban perempuan di tengah masyarakat yang patriarkis.
2. All the Lovers in the Night

Pada 2022, novel lain Mieko Kawakami yang berjudul All the Lovers in the Night akhirnya diterbitkan dalam bahasa Inggris. Lakonnya Fuyuko yang bekerja secara remote sebagai editor untuk sebuah perusahaan penerbitan. Satu-satunya koneksinya dengan kantor adalah atasannya, Hijiri.
Seiring dengan kehadiran pembaca yang mengirinya keseharian dan keputusan-keputusan yang diambil Fuyuko, beberapa kisah masa lalunya akan tersingkap. Kawakami berhasil membuat kita tertawa dan menangis lewat satu bukunya ini. Tak lupa ia menyelipkan beberapa kritik tentang sistem masyarakat patriarki Jepang yang membuat perempuan dapat tekanan dan ekspektasi tambahan.
3. Breasts and Eggs

Breasts and Eggs adalah novel pertama Kawakami yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris. Membacanya seperti sedang bergosip dengan sesama teman atau saudara perempuan. Narator utamanya, Natsu, seorang perempuan 30 tahun yang masih melajang dan merasa pekerjaannya biasa-biasa saja.
Pada satu momen, ia bertemu dengan kakak perempuannya, Makiko yang punya anak perempuan bernama Midoriko. Makiko dengan segala pengalamannya seolah membuka mata Natsu tentang ekspektasi yang dibebankan masyarakat pada perempuan. Mulai harus tampil sempurna, merawat diri, melahirkan, dan lain sebagainya. Meski fokusnya di Jepang, beberapa isu dan tuntutan yang dibahas secara umum familier di berbagai negara, termasuk Indonesia.
4. If I Had Your Face

Frances Cha menjegal patriarki dan kapitalisme sekaligus lewat If I Had Your Face. Ada empat lakon di novel ini yang semuanya perempuan dengan masalah hidup mereka masing-masing. Mulai dari penilaian terhadap tampilan fisik mereka, sampai isu fertilitas dan biaya hidup yang terus membengkak karena inflasi dan kapitalisme.
Keempat karakter yang diangkat Cha diceritakan tinggal di komplek apartemen yang sama di kota Seoul. Buat yang suka drama Korea, jangan lewatkan buku ini. Wawasannya dalam.
5. Woman at Point Zero

Dirilis perdana pada 1970-an, novel klasik karya penulis Mesir Nawal el Saadawi ini masih terus dicetak ulang. Bahkan diterbitkan pula dalam bahasa Indonesia. Cukup singkat, tetapi berdaging. Sebagai pembaca, kamu akan diajak mengenal Firdaus, seorang pekerja seks komersial yang menjabarkan kisah hidupnya sampai ia berada di penjara karena tuduhan pembunuhan.
Firdaus lahir dan besar di tengah sistem yang tidak adil dan minim kesetaraan gender. Saat membaca kisahnya, kita seperti ditampar keras-keras. Benarkah kita lebih baik dari Firdaus?
Meski kesetaraan gender mulai digalakkan, patriarki belum sepenuhnya hilang dari peradaban. Senang mendengar makin banyak buku dan film yang menjegal isu ini dan membuka mata khalayak.