Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mengobrol (pexels.com/fauxels)

Setiap orang punya kebiasaannya masing-masing pada saat berbicara dengan orang lain. Ada yang lebih suka mendengarkan dan ada pula yang lebih suka didengarkan. Namun, terlalu sering menjadi orang yang ingin didengar tidaklah bagus.

Mendominasi obrolan merupakan hal yang kurang tepat dilakukan dalam sebuah percakapan dengan orang lain. Kamu dan lawan bicara sebaiknya memiliki porsi seimbang sebagai orang yang mendengar dan yang didengar. Nah agar tak terlalu mendominasi obrolan, pastikan kamu mengikuti cara berikut ini!

1. Ciptakan suasana yang nyaman untuk satu sama lain

ilustrasi orang berbicara (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Keluwesan lawan bicara kadang tergantung pada siapa ia sedang berbicara. Kadang lawan bicara merasa enggan mengekspresikan dirinya secara bebas disebabkan lawan bicara yang kurang bisa membuatnya nyaman. Makanya, ia lebih sering diam dan mendengarkan. Kadang memang ada tipe orang yang sulit nyaman dengan orang lain.

Untuk itu, kenalilah siapa lawan bicaramu agar kamu tahu bagaimana memperlakukannya agar bisa merasa nyaman saat bicara denganmu.

2. Beri kesempatan lawan bicara untuk merespon

ilustrasi orang berbicara (pexels.com/Jack Sparrow)

Ingatlah bahwa komunikasi yang baik itu terjadi dua arah. Ada yang berbicara dan ada yang merespon. Keduanya punya hak yang sama untuk didengar. Pun, memiliki kewajiban yang sama untuk mendengar.

Jadi, batasi ucapanmu. Beri kesempatan kepada lawan bicara untuk merespon dan menyampaikan isi kepalanya. Kalau lawan bicara tampak tidak mau bicara lebih dulu, maka ajukanlah pertanyaan padanya agar ia mau berbicara.

3. Jangan memotong omongan lawan bicara

ilustrasi orang berbicara (pexels.com/Cliff Booth)

Kadang ada penyebab yang membuat lawan bicara tidak mau ikut serta dalam sebuah obrolan. Penyebabnya mungkin bukan karena kepribadian atau karakternya. Melainkan, karena pengalaman buruk sebelumnya saat ia berkomunikasi denganmu.

Bisa jadi dulu kamu pernah memotong omongannya karena hasratmu yang menggebu-gebu ingin mendominasi obrolan. Jadinya, sekarang ia agak malas mengemukakan pendapatnya lagi. Oleh sebab itu, jangan memotong omongan lawan bicara. Dengarkan lawan bicara berbicara sampai selesai, barulah direspon.

4. Hindari debat panas

ilustrasi orang beradu argumen (pexels.com/Timur Weber)

Kebanyakan orang cenderung menghindari perdebatan karena ingin hidup yang damai-damai saja. Termasuk ketika dalam sebuah percakapan, inginnya yang obrolan santai saja tanpa harus memunculkan perdebatan.

Karena debat yang tidak disikapi dengan baik bisa berakhir menjadi adu argumen yang memanaskan situasi. Sehingga, obrolan jadi tidak sehat lagi karena ada pihak yang berusaha memenangkan pendapatnya. Baiknya diskusi saja, bertukar pikiran tanpa memaksakan pendapat pihak mana pun.

5. Redam keinginan untuk mendominasi

ilustrasi orang berbicara (pexels.com/Anna Shvets)

Kadang seseorang terlihat mendominasi bukan karena keinginannya sendiri. Bisa saja memang karena kepribadiannya yang membuatnya seperti itu. Misalnya, orang dengan kepribadian ekstrover biasanya bersemangat saat berada dalam sebuah obrolan dan situasi sosial.

Maka dari itu, kalau kamu merasa terlalu mendominasi karena bawaan kepribadianmu atau mungkin karena alasan lain, cobalah belajar untuk meredam itu semua. Tahan diri sementara waktu. Kalau memang ingin menyampaikan semuanya, simpan dulu sebagian dan bahas kembali di lain waktu yang lebih tepat.

Menjadi dominan tidak selamanya baik. Apalagi dalam komunikasi yang memerlukan timbal balik antara kedua pihak. Maka dari itu, cobalah untuk mengurangi kebiasaan mendominasi dalam sebuah percakapan agar nantinya komunikasi dapat berjalan dengan lebih baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorMia Lubis