Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seseorang sedang merenung (pexels.com/Vanessa Garcia)

Intinya sih...

  • Penggunaan perasaan yang berlebihan dapat mengakibatkan penyesalan karena tindakan impulsif atau tidak rasional.
  • Meluangkan waktu untuk berhenti dan berpikir membantu menggunakan logika secara efektif dalam pengambilan keputusan.
  • Melatih mindfulness dan meminta pendapat orang lain dapat membantu menemukan keseimbangan antara logika dan emosi dalam pengambilan keputusan.

Kamu mungkin pernah merasa bahwa perasaanmu selalu mendominasi sehingga kamu sulit menggunakan logika. Mengandalkan perasaan terkadang dapat mengakibatkan tindakan impulsif atau tidak rasional. Tak jarang, kamu mungkin merasa menyesal setelah mengambil keputusan hanya berdasarkan perasaan.

Di sisi lain, menggunakan logika dapat membantu kita berpikir jernih dan membuat pilihan yang tepat. Padahal, menyeimbangkan logika dan emosi bisa membuat kamu menavigasi situasi lebih efektif dan menghindari perasaan yang kuat menguasai. Kalau selama ini kamu merasa sulit menggunakan logika, berikut adalah beberapa langkah untuk membantumu berlatih agar dapat mengutamakan logika daripada perasaan.

1. Berhenti dan renungkan

ilustrasi laki-laki sedang merenung (pexels.com/Martin Péchy)

Ketika kamu sedang dipenuhi emosi, mudah untuk bereaksi tanpa mempertimbangkan situasi sepenuhnya. Langkah pertama dalam belajar menggunakan logika adalah dengan meluangkan waktu untuk berhenti dan berpikir. Jangan pernah membuat keputusan saat kamu merasa marah, kecewa, atau terlalu bersemangat. Sebaliknya, berilah dirimu sedikit waktu untuk memroses perasaan agar kamu tidak membuat keputusan yang tergesa-gesa. Selama jeda ini, kamu dapat menilai situasi secara lebih objektif dan mulai menganalisis fakta yang ada.

2. Fokus pada fakta

ilustrasi seseorang sedang berpikir (pexels.com/Athena)

Untuk menggunakan logika secara efektif, penting untuk fokus pada situasi tersebut. Tanyakan kepada dirimu sendiri apa fakta yang terjadi tanpa pengaruh emosi. Informasi apa yang kamu miliki dapat membantu mengarahkan keputusanmu? Semakin banyak informasi yang kamu miliki, semakin mudah bagimu menggunakan logika.

3. Berlatih mindfulness

ilustrasi meditasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Melatihu mindfulness dapat meningkatkan kesadaran diri terhadap kondisi emosional secara signifikan. Teknik seperti meditasi dan menulis jurnal merupakan alat yang efektif untuk tujuan ini. Teknik-teknik tersebut membantumu mengenali saat emosi memengaruhi pikiranmu. Jika bisa mengidentifikasi momen-momen tersebut, kamu dapat lebih memfokuskan kembali pada penalaran logis. Pada akhirnya, kesadaran diri menumbuhkan pendekatan yang seimbang terhadap pengambilan keputusan.

4. Mintalah pendapat dari pihak lain

ilustrasi dua orang sedang berbicara (pexels.com/fauxels)

Terkadang, sulit untuk berpikir logis saat kamu terlibat secara emosional dalam suatu situasi. Pada saat seperti ini, meminta pendapat dari orang lain mungkin merupakan tindakan yang tepat. Mereka mungkin menawarkan wawasan yang lebih luas dan membantumu melihat situasi dengan lebih jelas. Namun, pastikan orang tersebut bijaksana dan tidak memandang situasi tersebut dengan emosi.

5. Menyeimbangkan logika dan emosi

ilustrasi seseorang sedang merenung (pexels.com/Vanessa Garcia)

Meskipun memprioritaskan logika itu penting, tetapi sama pentingnya untuk mengakui bahwa emosi memiliki peran dalam pengambilan keputusan. Emosi dapat memberikan wawasan berharga tentang apa yang benar-benar penting bagi sekaigus membimbing kamu untuk memenuhi pilihan. Kuncinya adalah menemukan keseimbangan di mana logika menginformasikan keputusan sementara emosi memperkayanya.

Misalnya, ketika memilih jalur karier, pertimbangan logis seperti stabilitas pekerjaan dan gaji sangat penting. Akan tetapi, gairah dan kepuasan pribadi juga harus berperan dalam keputusan. Mengintegrasikan kedua aspek tersebut membuat kamu dapat membuat pilihan yang menyeluruh yang memenuhi kebutuhan rasional dan emosional.

Menggunakan logika daripada perasaan memerlukan niat dan latihan. Strategi ini perlu kamu terapkan untuk mengambil keputusan yang lebih rasional dan menghindari pengaruh impuls emosional sementara. Seiring waktu, kamu akan menemukan bahwa mengutamakan logika mengarah pada tindakan yang lebih bijaksana dan efektif.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorEka Ami