Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
unsplash.com/ Ben White

Sekarang ini, kita ada dalam situasi di mana orang-orang rela melakukan apapun supaya jadi terkenal meski pakai hal yang di luar nalar alias cari sensasi. Tujuannya adalah jadi populer walaupun dengan cara yang tak wajar. Asumsi masyarakat bisa dipikirkan belakangan, yang penting sensasi bisa sukses dan menarik perhatian.

Jika sensasi tadi berhasil, orang-orang akan memberi perhatian secara sukarela. Bonusnya, si pembuat sensasi jadi terkenal secara instan. Ya, itu tadi adalah salah satu momen menyenangkan akibat suksesnya sebuah sensasi. Tapi, ada juga dampak buruk yang diterima, lho. Berikut ini adalah lima dampak negatif akibat gemar mencari sensasi.

1. Pada awalnya orang-orang memang penasaran, tapi setelahnya akan bosan dengan kelakuanmu

unsplash.com/ Katie Treadway

Sebuah sensasi memang selalu mengundang perhatian orang banyak. Apalagi jika yang dilakukan adalah sesuatu yang "gak biasa". Awalnya, orang-orang memang akan merasa penasaran. Mereka merasa takjub atau lebih tepatnya kaget akan sensasi yang kamu buat.

Tapi, biasanya itu gak akan berlangsung lama. Mereka yang awalnya sangat antusias jadi merasa bosan melihat kelakuanmu. Dan yang paling bikin sedih adalah kamu akan diingat sebagai orang yang gemar mencari sensasi. 

2. Lalu, kamu akan diberi label sebagai orang yang suka cari perhatian

unsplash.com/ Noémi Macavei-Katócz

Selain dibilang suka cari sensasi, kamu juga akan dilabeli sebagai orang yang doyan cari perhatian. Ibaratnya, kamu gak bisa hidup tanpa membuat sensasi. Gak jarang mereka ikut menyerang keluarga atau relasi terdekatmu. Tindakan mereka memang salah dan gak bisa dibenarkan. Makanya, jangan lagi membuat sensasi kalau gak mau dipandang miring oleh masyarakat. Ada baiknya kamu bisa mengambil pelajaran dari masalah tersebut. Karena gak cuma kamu yang merasa sedih, tapi juga keluarga termasuk ayah dan ibu.

3. Bukannya mendapat pujian, kamu malah menerima cibiran dari orang-orang

unsplash.com/ Ben White

Bukan pujian yang akan kamu terima, tapi komentar negatif orang-orang. Memang terdengar kejam, tapi seperti itulah kenyataannya. Apalagi dengan canggihnya teknologi  sekarang, orang-orang gak segan memberikan komentar yang menyakitkan akan sikapmu yang dirasa tak wajar. Lalu, komentar tadi bisa menggiring opini publik yang membuat citra diri kamu semakin buruk di mata masyarakat. Meski awalnya kamu gak perduli, tapi tetap saja terasa sedih dan menyakitkan.

4. Kamu juga bisa dimanfaatkan oleh orang lain, lho

unsplash.com/Fezbot2000

Karena kebiasaanmu yang suka cari sensasi, orang lain bisa saja memanfaatkanmu untuk kepentingan jahat. Misalnya, mencuri fotomu tanpa izin untuk dibuat iklan internet demi kepentingan-kepentingan tertentu. Gak hanya itu, mereka bisa saja memintamu melakukan suatu promosi dengan tujuan yang tidak baik. Lalu, yang rugi adalah kamu sendiri. Kamu dimanfaatkan oleh pihak yang gak bertanggung jawab sehingga mencemarkan nama baik. Bukan untung yang didapat, melainkan kerugian besar.

5. Pada akhirnya, kamu gak bisa menikmati hidup dengan tenang

unsplash.com/Daniel H. Tong

Hidup mengandalkan sensasi itu sangat melelahkan. Orang akan mengingat dirimu sebagai si pembuat sensasi tanpa mau melihat sisi dirimu yang lain. Kamu terus memikirkan cara apa lagi yang bisa dilakukan untuk menarik perhatian orang. Lalu, kamu merasa takut jika suatu saat nanti dilupakan orang-orang. Demi mempertahankan sebuah eksistensi, kamu mencoba segala cara termasuk menciptakan sensasi yang negatif. 

Kamu merasa capek dan hidup jadi gak tenang. Sebuah sensasi memang membuat namamu populer dalam sekejap, tapi gak pernah bertahan lama. Setelahnya kamu malah merasa gelisah sendirian. Padahal, ada banyak cara untuk jadi pribadi yang hebat tanpa harus mengandalkan sensasi. Ayo, sama-sama jadi sosok yang lebih baik lagi di masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team