Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pexels.com/Gustavo Fring

Sikap baper identik saat seseorang dalam tahap PDKT. Namun, ketahuilah kalau sikap ini sebenarnya bisa terjadi hampir dalam segala aspek dalam kehidupan kita. Misalnya saat bekerja, kamu yang terlalu baper bakal lebih mudah sakit hati kalau rekan kerja memandangmu secara sinis.

Maka dari itu, kikislah sifat baper ini secara perlahan agar kamu tak terus-terusan merasakan lima dampak negatif berikut ini.

1. Siap-siap makan hati

pexels.com/Andrea Piacquadio

Kamu yang baperan pasti lebih sering sakit hati karena kamu terlalu serius mananggapi suatu hal. Perkataan yang sekadar candaan pun kamu anggap serius. Wajar dong kalau sakit hati?

Untuk itu, kikislah rasa baper ini dalam dirimu. Belajarlah membedakan mana yang serius dan mana yang bercanda agar kamu tidak terlalu sering sakit hati.

2. Sama saja buang-buang waktu

pexels.com/Craig Adderley

Sejatinya, kamu butuh waktu untuk mengembalikan mood yang rusak karena sifatmu yang terlalu baper itu. Lumayan kalau mood kamu bisa cepat kembali, kalau tidak? Kamu butuh waktu yang lebih lama untuk bisa kembali ceria seperti sedia kala.

Sebelum level bapernya bertambah parah, coba dibawa santai saja. Jadi, segala sesuatunya tidak terlalu dibawa serius meskipun kata-kata itu memang ditujukan untukmu.

3. Mendadak posesif sama orang yang bukan milikmu

pexels.com/Andrea Piacquadio

Buat kamu yang lagi PDKT, baiknya jangan terlalu baper karena dia belum tentu suka sama kamu. Sifatnya yang baik dan perhatian itu bisa saja sudah bawaan dari lahir. Meskipun statusnya  tidak pacaran, dia akan tetap baik kepada siapa pun yang dijumpainya.

Dengan berhenti menjadi sosok yang baperan, kamu bisa terhindar dari sikap posesif pada orang-orang yang bukan jadi milikmu. Porsi makan hati pun bisa berkurang.

4. Perasaanmu diremehkan orang lain

pexels.com/周 康

Akibat terlalu baper, orang lain tidak percaya lagi sama perasaanmu. Saat doi mencintaimu, misalnya, mereka akan mengira kalau kamu terlalu terbawa suasana. Kamu jadi berhalusinasi kalau doi mencintaimu meskipun kenyataannya dia memang cinta kepadamu.

Sebaiknya, hilangkan sifat baper ini secara perlahan agar orang lain percaya sama perasaanmu yang sebenarnya. Kamu juga tidak perlu susah payah meyakinkan kalau apa yang kamu rasakan benar.

5. Pikiranmu gampang terpecah belah

pexels.com/

Ya, karena kamu membiarkan dirimu dikuasai oleh perasaan. Akibatnya, kamu tidak fokus pada apa yang dikerjakan karena pikiranmu sudah terlanjur terpecah belah oleh dominasi perasaan. Hasil kerjamu pun kurang maksimal.

Sebaiknya, kendalikan perasaan dengan baik. Jangan biasakan baper kalau kamu tak mau urusan lain ikut terganggu karena terbawa suasana hati.

Buat kamu yang baperan parah, coba tumbuhkan sedikit rasa cuek dalam dirimu agar kamu bisa terhindar dari dampak negatif di atas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha