Ilustrasi spam call (123rf.com/budabar)
Bayangin lagi santai-santainya rebahan atau fokus kerja, tiba-tiba HP berdering. Nomornya asing, kode areanya pun gak familiar. Begitu diangkat, bukannya kabar penting, malah suara operator menawarkan produk, kartu kredit, atau pinjaman online. Bahkan lebih parah, ada juga yang tujuannya jelas-jelas penipuan.
Gangguan kecil ini bukan cuma bikin bete karena mengganggu waktu, tapi juga bisa menimbulkan rasa cemas. Gak heran kalau banyak orang akhirnya memilih untuk gak mengangkat telepon dari nomor asing. Tapi masalahnya, gimana kalau ternyata itu nomor penting misalnya kurir paket atau rekan kerja baru? Dilema banget kan?
Menurut Head of Product IDN Ariel Widjaja yang menjadi nahkoda seluruh produk di ekosistem IDN yang berbasis teknologi–spam dan scam terus meningkat karena para pelaku dapat beroperasi dengan usaha dan biaya yang sangat minim.
“Apalagi ditambah teknologi terkini seperti AI juga membuat mereka mampu menargetkan pesan dengan presisi tinggi sekaligus menciptakan konten yang tampak meyakinkan, sehingga semakin sulit bagi masyarakat untuk membedakan mana pesan yang benar-benar dapat dipercaya,” tambah Pria yang berkecimpung di permodelan AI ini.
Secara data Menurut Global Call Threat Report Q4 2024 (Hiya), rata-rata penduduk Indonesia menerima 14 panggilan spam per bulan. Dari panggilan yang tidak dikenal, 86% di antaranya adalah spam. Tentu ini berbahaya sekali. Untungnya, sekarang teknologi sudah semakin maju. Provider seperti Tri menghadirkan sistem berbasis Artificial Intelligence (AI) yang mampu mengenali pola panggilan spam atau scam.
“Sebagai operator telekomunikasi, Tri memiliki posisi yang sangat strategis untuk melakukan pencegahan spam dan scam lebih awal. Teknologi AI yang digunakan untuk mendeteksi pola, menganalisis reputasi nomor, serta mengidentifikasi potensi spam,” tambahnya.
Ditambah lagi menurut Indonesia Millennial and Gen Z Report 2025 70 persen lebih Gen Z habiskan waktu di dunia digital selama 5 jam per hari dan bahkan generasi alpha sekarang berada di dunia digital selama 3,5 jam per hari. Tentu ini bisa membuat para penipu bisa mendapatkan berbagai informasi baru terkait dirinya.
Itulah mengapa Ariel mengapresiasi dan mengatakan bahwa Tri dengan memfilter pesan mencurigakan atau menandai komunikasi yang berpotensi berbahaya, dapat membantu pengguna memperoleh peringatan sejak dini sebelum mereka terjebak.
“Hal ini sangat penting karena memungkinkan pencegahan ancaman sejak di lapisan paling awal, bahkan sebelum pesan tersebut benar-benar sampai dan mempengaruhi pengguna,” tambahnya.
Fitur semacam ini penting banget di era digital, di mana kejahatan siber makin beragam bentuknya. Dengan adanya proteksi tambahan, kita bisa lebih tenang menjalani hari tanpa harus takut diganggu telepon random. Bayangin aja, hidup udah penuh tantangan, masa masih harus ‘direcokin’ sama spam call juga?