5 Hal Ini Wajar Dirasakan Manusia, Gak Melulu Berkonotasi Buruk, Lho!

Gak bisa dimungkiri, bersikap terbuka dan jujur pada orang lain penting dilakukan. Sebab, jujur menjadi salah satu kunci untuk menjadikan hubungan lebih intim dan harmonis. Akan tetapi, setiap orang tentunya juga memiliki privasi dan rahasia masing-masing yang perlu dijaga.

Sayangnya, kita juga sering lupa atau bahkan menganggap bahwa memiliki privasi berarti ada  hal yang ditutupi. Yang akhirnya karena merasa curiga, malah jadi konflik. Padahal, setiap orang memang memiliki batasan akan hal-hal yang perlu diketahui orang lain atau tidak.

Misalnya, privasi yang berkaitan dengan masa lalu yang menyakitkan atau hal-hal yang memalukan. Hal tersebut wajar, dan penting juga untuk dihargai. Namun perlu dibedakan, menjaga privasi bukan berarti harus berbohong, ya.

Perasaan bosan pastinya juga pernah dialami oleh sebagian orang. Apalagi ketika kita melakukan hal yang sama secara terus-menerus. Bahkan, orang-orang yang terlihat begitu produktif atau  yang sukses menjalani kebiasaannya pun, tentu memiliki rasa bosan dalam hidupnya.

Namun sayangnya, gak jarang juga kita menganggap rasa bosan adalah sesuatu yang negatif. Mungkin diartikan sebagai sikap malas atau kurang produktif. Padahal wajar saja manusia mengalami rasa bosan.

Toh, kalau dilihat dari sudut pandang lain, bosan justru ada manfaatnya. Sama halnya untuk meningkatkan kreativitas, mengistirahatkan pikiran, atau mencari motivasi kembali. Namun, perlu diingat jika rasa bosan yang terus dibiarkan justru akan membuat kamu berkutat pada zona nyaman.

Jujur saja, kamu pasti juga pernah mengeluh saat situasi sedang sulit, bukan? Apalagi saat menghadapi hal yang gak pasti. Rasanya, sulit untuk tidak melontarkan kata lelah dan ingin istirahat. Namun sayang, gak sedikit juga yang menganggap bahwa mengeluh adalah tanda gak bersyukur.

Alhasil, kita akan mencoba untuk terus terlihat kuat dan baik-baik saja sepanjang waktu. Yang akhirnya, malah akan membebani diri. Padahal, mengeluh adalah kondisi manusiawi yang bahkan perlu dilakukan.

Sebab dari sini, mungkin kamu bisa meluapkan rasa resah, gelisah, dan emosi negatif lainnya. Alhasil, kamu juga akan merasa lebih baik nantinya. Meskipun begitu, bukan berarti mengeluh menjadi alasan untuk tidak belajar dari permasalahan dan terus bertahan pada zona nyaman, ya.

Hal yang sebenarnya wajar kamu rasakan berikutnya yaitu menolak permintaan orang lain. Meskipun begitu, gak jarang sikap ini menimbulkan persepsi buruk atau egois. Padahal, menolak permintaan orang  lain, terutama jika kamu dalam kondisi tidak memungkinkan, itu bukan berarti buruk.

Misalnya, kamu menolak permintaan seseorang karena suasana hati yang gak baik-baik saja. Selain agar beban pikiran gak semakin bertambah, ini justru juga berguna untuk mengurangi beban orang lain. Sebab, mengiyakan permintaan orang lain pada hal yang sebenarnya gak kamu kuasai misalnya, justru malah menambah masalah baru, bukan?

Meskipun begitu, bukan berarti kita harus selalu menolak permintaan orang lain dengan alasan memedulikan pada diri sendiri, ya. Sebab selagi mampu, kita harus selalu membantu orang lain. Bukan hanya bentuk kebaikan, berbuat baik juga akan membuat hati lebih damai.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, dalam menjalani aktivitas sehari-hari sering kali kita juga mencoba untuk terlihat baik-baik saja. Misalnya,  mencoba untuk tidak merasa sedih atau bahkan menangis. Sebab, hal tersebut sering dianggap sebagai pribadi yang lemah.

Padahal, merasa sedih merupakan hal yang manusiawi. Apalagi dalam hidup, pastinya ada masalah, atau kesulitan lainnya yang menguras pikiran. Kalau dipaksakan untuk terus baik-baik saja, justru mempengaruhi fisik dan mental.   

Jadi, kamu gak perlu malu untuk menangis jika situasi yang kamu alami memang sulit. Sebab dengan menangis, kamu bisa melupakan emosi yang selama ini terpendam. Namun, setelah itu cari solusi juga akan masalah tersebut agar lebih tenang, ya.

Sekali lagi, ingat  bahwa hidup bukan hanya tentang baik buruk, atau benar dan salah. Sebab, kalau kita memandangnya dari perspektif yang luas, segala sesuatu  memiliki tujuannya masing-masing. Entah itu sebagai sarana introspeksi diri, atau tujuan lainnya.