Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Diam-diam Membuat Quarter Life Crisis Terasa Semakin Berat

ilustrasi mengalami krisis dalam hidup yang berat (pexels.com/cottonbro studio)

Quarter life crisis adalah fase yang wajar dialami oleh banyak orang di usia 20-an hingga awal 30-an. Pada tahap itu, muncul berbagai pertanyaan dalam beragas aspek kehidupan yang sering memicu kecemasan. Meski normal, bagi sebagian orang, fase tersebut bisa terasa begitu berat hingga menimbulkan stres berkepanjangan.

Tanpa disadari, ada beberapa faktor yang diam-diam membuat quarter life crisis semakin sulit dijalani. Hal-hal tersebut mungkin terlihat sepele, tetapi jika terus dibiarkan bisa memperburuk perasaan cemas dan kehilangan arah. Memahami hal itu dapat membantu kita menghadapi fase quarter life crisis dengan lebih tenang dan bijak.

1. Terlalu banyak membandingkan diri dengan orang lain

ilustrasi membandingkan diri dengan orang lain (pexels.com/Rafa Barros)

Di era media sosial, mudah sekali bagi kita merasa tertinggal ketika melihat orang lain tampak lebih berhasil atau bahagia dalam hidupnya. Kita cenderung lupa bahwa apa yang terlihat di media sosial seringnya hanya potongan terbaik dari kehidupan seseorang. Imbasnya, muncul perasaan tidak cukup baik, tidak cukup berhasil, atau merasa gagal yang semakin kuat.

Membandingkan diri secara terus-menerus hanya akan menambah tekanan dan membuat quarter life crisis terasa lebih berat. Setiap orang punya perjalanan hidup yang berbeda, jadi tidak perlu merasa terburu-buru hanya karena melihat pencapaian orang lain. Fokuslah pada langkah kecil yang bisa diambil sesuai dengan kondisi dan kemampuan diri sendiri.

2. Merasa harus selalu tahu tentang arah yang hendak dituju

ilustrasi merasa frustrasi (pexels.com/Liza Summer)

Banyak orang berpikir bahwa di usia 20-an atau awal 30-an, mereka harus sudah memiliki rencana hidup yang jelas. Padahal, realitanya tidak semua orang mengetahui dengan pasti ke mana mereka akan menuju, dan itu wajar. Tekanan untuk selalu memiliki jawaban atas semua hal justru bisa membuat semakin cemas dan takut gagal.

Tidak ada aturan yang mengharuskan kita memiliki semuanya di usia tertentu. Hidup adalah proses dan seringnya sebuah arah justru baru kita temukan dalam perjalanan. Hal yang terpenting yakni tetap terbuka pada peluang dan belajar dari setiap pengalaman tanpa rasa terbebani oleh ekspektasi yang terlalu tinggi.

3. Mengabaikan kesehatan mental dan emosional

ilustrasi merasa lelah dalam berjuang (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Saat menghadapi quarter life crisis, banyak orang terlalu fokus mencari solusi hingga lupa menjaga keseimbangan emosionalnya. Merasa cemas, takut gagal, atau kehilangan arah adalah hal yang wajar, tetapi jika tidak diatasi dengan baik bisa menumpuk menjadi stres berkepanjangan. Kurangnya perhatian terhadap kesehatan mental justru bisa memperburuk kondisi.

Mengelola emosi dengan baik menjadi bagian penting dari menghadapi fase quarter life crisis. Berbicara dengan orang yang dipercaya, mengambil jeda saat diperlukan, atau bahkan mencari bantuan profesional bisa sangat membantu. Tidak ada salahnya mengakui bahwa kita sedang mengalami masa sulit selama tetap mencari cara untuk menghadapinya dengan sehat.

4. Terlalu keras pada diri sendiri

ilustrasi menghakimi diri sendiri (pexels.com/Arina Krasnikova)

Seringnya, quarter life crisis terasa semakin berat karena kita memiliki standar yang terlalu tinggi terhadap diri sendiri. Kita merasa harus selalu produktif, berhasil dalam karier, dan mencapai semua target dalam waktu yang singkat. Padahal, tidak semua hal bisa dikendalikan dan tidak ada yang sempurna dalam perjalanan hidup.

Bersikap lebih lembut pada diri sendiri bisa membuat fase tersebut lebih mudah dijalani. Memberi waktu untuk belajar, gagal, dan mencoba lagi adalah bagian dari tumbuh. Daripada terus menyalahkan diri sendiri atas hal yang belum tercapai, lebih baik fokus pada apa yang sudah dilakukan dan terus melangkah ke depan.

5. Takut mengambil keputusan karena khawatir salah langkah

ilustrasi perempuan diselimuti rasa khawatir (pexels.com/Karolina Grabowska)

Banyak orang yang terjebak dalam quarter life crisis karena merasa takut mengambil keputusan yang salah. Mereka khawatir memilih karier yang tidak tepat, hubungan yang tidak sesuai, atau mengambil jalan yang nantinya disesali. Imbasnya, mereka justru tidak bergerak ke mana-mana dan merasa terjebak.

Kesalahan adalah bagian alami dari proses kehidupan dan tidak ada keputusan yang benar-benar sempurna. Hal yang terpenting yakni keberanian mencoba dan belajar dari setiap langkah yang diambil. Dengan bersikap lebih fleksibel, kita bisa menghadapi quarter life crisis dengan lebih tenang dan percaya diri.

Quarter life crisis memang bisa menjadi fase yang penuh tantangan, tetapi bukan berarti tidak bisa dihadapi. Dengan menyadari faktor-faktor yang membuatnya terasa lebih berat, kita bisa mencari cara untuk mengelola tekanan dengan lebih baik. Tidak perlu terburu-buru menemukan semua jawaban karena yang terpenting adalah terus melangkah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izah Cahya
EditorIzah Cahya
Follow Us