Mendapatkan kendali atas emosimu itu mengharuskanmu untuk mengembangkan dan memanfaatkan kecerdasan emosional, yakni kemampuan untuk menyadari emosi dan kemudian mengelola emosi tersebut. Dan, itulah usaha yang perlu kamu lakukan.
Namun, mengembangkan kecerdasan emosional itu bisa dimulai dari kebiasaan harian juga. Jika kamu benar ingin melakukannya, cobalah praktikkan lima kebiasaan ini di keseharianmu.
Pernahkah kamu bereaksi gegabah dalam situasi tegang dan kemudian berharap bisa memutar waktu? Lalu, bagaimana dengan menyesali sesuatu yang kamu katakan dalam sekejap?
Jika kamu ingin sesuatu terjadi akibat dari kegegabahan itu, maka tahanlah emosi itu. Ada banyak keuntungan untuk dapat menunda menunjukkan emosimu.
Untuk mengatasinya, kamu perlu mengembangkan kebiasaan menghitung sampai 10 setiap hari sebelum mengikuti perilaku dan keputusan yang didorong oleh emosi. Ini akan memungkinkan sistemmu yang disengaja untuk menghidupkan dan mengatasi perasaanmu sebelum kamu menunjukkan emosi itu.
Menuliskan pikiran dan perasaanmu secara teratur bermanfaat untuk mengembangkan kecerdasan emosional. Menulis jurnal juga merupakan tindakan perawatan diri yang mendorong kreativitas dan kesadaran diri.
Meskipun tidak ada aturan pasti untuk penjurnalan, tapi biasakan melakukannya setiap hari dan buat prosesnya. Kembangkan aktivitas jurnal pagi atau sore hari yang melibatkan tiga kebiasaan yang relevan dengan kecerdasan emosional, yakni menulis jurnal tentang dirimu dan perasaanmu saat ini, tentang apa yang kamu pelajari tentang perasaanmu selama hari terakhir dan tentang di mana kamu ingin fokus dalam mengembangkan kecerdasan emosionalmu, termasuk kemampuan untuk mengetahui dan mengelola perasaanmu.
Untuk mengelola emosimu dengan lebih baik, miliki kebiasaan setiap hari untuk mengevaluasi emosimu ketika kamu berinteraksi dengan orang lain. Jeda, renungkan, dan identifikasi apa yang dapat kamu pelajari tentang dirimu selama interaksi ini. Kamu bahkan dapat menggunakan ini sebagai salah satu petunjuk jurnalmu.
Dilengkapi dengan informasi yang telah kamu pelajari tentang dirimu, rencanakan bagaimana kamu akan berinteraksi dengan orang lain ke depannya. Ingatlah untuk terus menunda menunjukkan emosimu kepada orang lain, terutama pada awalnya, untuk belajar mengelola diri sendiri dengan baik.
Banyak orang mendengarkan tanpa benar-benar mendengar apa yang dikatakan. Hal ini terutama berlaku untuk banyak argumen ketika orang mengambil sikap agresif dan menghabiskan waktu mereka merumuskan respons dalam pikiran mereka alih-alih benar-benar mendengarkan orang lain.
Tanpa keterampilan mendengarkan yang tepat, tidak ada kecerdasan emosional yang dapat dibentuk atau digunakan, dan sebagian besar konflik akan tetap tidak terselesaikan.
Ketika berbicara dengan orang lain, dengarkan secara aktif, alih-alih hanya sebagai renungan atau sebagai cara untuk menghabiskan waktu sampai giliranmu untuk berbicara. Sebaliknya, dengarkan untuk memastikan bahwa kamu memiliki pemahaman yang baik tentang apa yang sedang dibahas.
Meskipun setiap kebiasaan dapat dipraktikkan secara individual dengan hasil yang baik, tapi penting untuk cara berkomunikasi yang asertif dan kolaboratif. Ingatlah semua yang telah kamu pelajari tentang dirimu, emosimu, dan bagaimana kamu bereaksi terhadap orang lain.
Kemudian, kembangkan kebiasaan untuk bersikap tegas, bukan agresif dan lebih lugas saat berkomunikasi. Ini memungkinkanmu untuk mengekspresikan pendapatmu dengan lebih jelas sehingga mendorong orang lain untuk berkomunikasi denganmu dengan jelas juga.
Apa pun alasanmu ingin mengasah kecerdasan emosional, kamu hanya akan mendapat manfaat dari upaya tersebut. Mengadopsi kebiasaan sehari-hari ini adalah kunci untuk mengembangkan kecerdasan emosional, yang merupakan pintu gerbangmu untuk memiliki kendali sejati atas hidupmu.