Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menyalurkan emosi (pexels.com/Keira Burton)

Setiap dari kita pasti pernah merasakan emosi. Emosi negatif adalah bagian yang cukup sulit untuk dikendalikan. Gak banyak orang yang bisa dengan mudahnya menyalurkan emosi negatif dengan cara yang tepat.

Faktanya, lebih banyak orang yang kesulitan dan kebingungan saat merasakan emosi negatif. Sehingga akhirnya mereka berakhir menjadi orang yang keliru dalam menyalurkan emosinya. Seperti pada lima poin berikut. Apa kamu begini juga?

1. Gak mempertimbangkan risiko dan dampaknya

ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Alex Green)

Salah satu cara gak tepat dalam menyalurkan emosi adalah ketika kita gak memikirkan dampak dan risiko ke depannya. Kita cenderung hanya mengedepankan perasaan yang saat itu dirasakan tanpa mau berpikir lebih jauh. Padahal, menyalurkan emosi dengan cara ini bisa membawa kita pada jurang penyesalan.

Alih-alih merasa lega dan lebih positif, menyalurkan emosi dengan tergesa-gesa seperti ini bisa membuat kita terkena imbasnya. Emosi yang muncul pun akan sulit untuk dikendalikan lagi di kemudian hari.

2. Membiarkan emosi mengambil alih kendali diri

ilustrasi orang marah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kesalahan berikutnya dalam menyalurkan emosi adalah ketika kita membiarkan emosi tersebut mengambil alih diri kita. Emosi negatif memang cenderung sulit dikendalikan, tapi bukan berarti kita gak bisa berusaha mengontrolnya. Justru, belajar menguasai diri ketika emosi sedang membara adalah tanda bahwa diri kita tengah menuju dewasa.

Semakin matang pikiran dan sikap kita, maka pengendalian diri bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Menyalurkan emosi juga gak harus dilakukan dengan buru-buru sehingga bikin kita melakukan sesuatu yang nantinya disesali.

3. Mengabaikan situasi dan kondisi

ilustrasi orang marah (pexels.com/Yan Krukau)

Menyalurkan emosi dengan cara yang tepat haruslah mempertimbangkan situasi dan kondisi sekitar. Jangan sampai kita yang ingin mengeluarkan emosi yang ada, justru berakhir memperlakukan diri sendiri ataupun orang lain. Apalagi jika membuat diri kita berada dalam masalah.

Bagaimanapun juga, menyalurkan emosi bertujuan untuk menjaga kesehatan mental kita agar tetap sehat dan waras. Bukannya membuat kita terlihat buruk dan dicap negatif.

4. Menyepelekan perasaan orang lain

ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Keira Burton)

Meskipun kita tengah emosi dengan seseorang karena kesalahan orang tersebut, ingatlah bahwa dia juga manusia biasa yang punya hati dan perasaan. Menyalurkan emosi dengan menyakiti hati orang lain bukanlah tindakan yang bisa dibenarkan. Bersikap manusiawi dengan memanusiakan manusia adalah sesuatu yang harusnya bisa kita lakukan.

Seberapa besar pun kesalahan orang tersebut, menyalurkan emosi dengan menyepelekan perasaannya bisa membuat kita berubah menjadi sosok yang lebih bersalah. Jangan biarkan emosi membuat kita menjadi orang yang buta hati dan buta perasaan, ya.

5. Melampiaskannya ke benda-benda di sekitar kita

ilustrasi orang emosi (pexels.com/Pixabay)

Menyalurkan emosi sering kali dilakukan dengan merusak barang-barang. Tindakan destruktif semacam ini gak hanya akan membuat kita menyesal, tapi juga mendatangkan berbagai kerugian. Ubahlah kebiasaan ini sebelum ada banyak penyesalan lain yang menghampiri kita.

Kesalahan dalam menyalurkan emosi bisa dialami oleh siapa pun. Itulah kenapa kita perlu belajar untuk mengendalikannya sebelum emosi tersebut mengambil alih kendali diri kita.

Tetaplah sadar dalam bertindak dan jangan pernah berbuat sembarangan meski sedang emosi. Ingat, emosi bukanlah pembenaran atas tindakan apa pun. Selalu dahulukan berpikir sebelum melakukan segala hal. Setuju?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team