Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi financial advisor (freepik.com/Drazen Zigic)
ilustrasi financial advisor (freepik.com/Drazen Zigic)

Generasi Millennial sering dianggap sebagai generasi yang melek teknologi dan punya pola pikir progresif. Namun, di balik itu, banyak dari mereka justru terjebak dalam kesalahan finansial klasik yang bikin susah kaya. Padahal, dengan penghasilan yang cukup dan akses informasi yang luas, seharusnya generasi ini bisa lebih cepat mencapai kebebasan finansial.

Gaya hidup konsumtif, minimnya perencanaan keuangan, dan ketidaktahuan tentang investasi jadi beberapa faktor penghambat. Tanpa disadari, kebiasaan-kebiasaan kecil ini bisa berdampak besar pada kondisi keuangan di masa depan. Nah, biar gak terus-terusan stuck di situasi yang sama, yuk kenali lima kesalahan finansial yang sering bikin Millennial susah kaya, plus solusinya!

1. Gaya hidup hedon melebihi kemampuan

ilustrasi makan di resto mewah (freepik.com/freepik)

Banyak Millennial terjebak dalam pola hidup "penghasilan naik, pengeluaran ikut naik". Gaji baru cair, langsung habis untuk beli kopi kekinian, makan di resto mewah, atau ganti gadget terbaru. Padahal, gaya hidup seperti ini gak bikin kaya, malah bikin kantong kering sebelum akhir bulan.

Solusinya? Buat skala prioritas dan alokasikan penghasilan dengan bijak. Gunakan metode 50-30-20, di mana 50 persen untuk kebutuhan pokok, 30 persen untuk keinginan, dan 20 persen untuk tabungan atau investasi. Dengan begitu, Millennial bisa tetap menikmati hidup tanpa harus khawatir masa depan finansialnya suram.

2. Menunda investasi dengan alasan "Belum ada uang"

ilustrasi belum ada uang (freepik.com/freepik)

Banyak Millennial berpikir investasi cuma buat orang yang punya duit banyak. Mereka menunda-nunda dengan dalih, "Nanti saja kalau gajinya udah gede." Padahal, semakin lama menunda, semakin besar potensi keuntungan yang terlewat. Time in the market beats timing the market!

Mulailah dengan investasi kecil-kecilan, seperti reksa dana atau saham blue chip. Bahkan dengan modal Rp100 ribu per bulan, Millennial bisa memulai perjalanan investasinya. Kuncinya adalah konsistensi dan disiplin, bukan jumlah uang yang besar di awal.

3. Terlalu banyak cicilan dan utang konsumtif

ilustrasi shopping (freepik.com/marymarkevich)

Belum punya tabungan, tapi sudah kebanyakan cicilan, mulai dari kartu kredit, KTA, hingga buy now pay later. Utang konsumtif seperti ini gak menambah aset, malah bikin beban finansial makin berat. Banyak Millennial terjebak dalam lingkaran utang karena gak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan.

Solusinya? Evaluasi kembali utang yang dimiliki dan fokus melunasi yang berbunga tinggi. Hindari penggunaan kartu kredit atau pay later untuk belanja impulsif. Kalau memang harus berutang, pastikan itu untuk hal produktif, seperti modal usaha atau pendidikan.

4. Mengandalkan satu sumber penghasilan

ilustrasi karyawan (freepik.com/freepik)

Zaman sekarang, mengandalkan gaji bulanan saja gak cukup. Apalagi kalau tiba-tiba PHK atau perusahaan bangkrut, bisa-bisa keuangan langsung kolaps. Sayangnya, banyak Millennial yang masih nyaman dengan status "karyawan" tanpa memikirkan sumber penghasilan lain.

Coba eksplor side hustle atau investasi yang bisa menghasilkan passive income. Misalnya, bisnis online, jadi content creator, atau investasi properti. Dengan diversifikasi penghasilan, Millennial bisa lebih siap menghadapi ketidakpastian ekonomi di masa depan.

5. Gak punya dana darurat dan asuransi

ilustrasi financial advisor (freepik.com/Drazen Zigic)

Banyak Millennial abai dengan dana darurat karena merasa masih muda dan sehat. Padahal, hidup penuh dengan ketidakpastian, bisa sakit mendadak, kecelakaan, atau kehilangan pekerjaan. Tanpa dana darurat, mereka terpaksa berutang atau jual aset saat keadaan darurat.

Selain itu, asuransi juga sering dianggap pengeluaran sia-sia. Padahal, asuransi kesehatan atau jiwa bisa jadi penyelamat saat situasi tak terduga terjadi. Idealnya, Millennial harus punya dana darurat setara 6-12 bulan pengeluaran dan proteksi asuransi yang memadai.

Kesalahan finansial sering terjadi karena kurangnya edukasi dan kebiasaan buruk yang terus diulang. Dengan menyadari lima kesalahan di atas, Millennial bisa mulai memperbaiki kondisi keuangannya dan bergerak menuju kebebasan finansial. Gak perlu perubahan drastis, mulai dari hal kecil, seperti mengurangi utang konsumtif atau mulai investasi rutin. Yang penting konsisten dan disiplin. So, jangan sampai salah langkah terus-terusan, ya! Hidup mesti enjoy, tapi masa depan juga harus aman. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team