5 Kesenjangan Anak Kos Baru dengan Anak Kos Lama, Jangan Malu Ngobrol

Jadi penghuni baru di sebuah kos-kosan mungkin membuatmu grogi. Sekalipun kamu sudah membayar lunas biaya sewa sesuai kesepakatan, bagaimanapun juga ini lingkungan baru. Dirimu bakal menghabiskan cukup banyak waktu di sana dari istirahat, belajar, hingga mungkin WFH.
Pun kamu berhadapan dengan banyak penghuni kos yang lebih senior. Jangan-jangan dirimu sampai merasa seperti mahasiswa baru yang ketar-ketir bakal dirundung kakak tingkat. Tenang, senioritas di tempat kos biasanya gak semenyeramkan itu. Malah solidaritasnya cukup tinggi karena anak kos lama tahu betul rasanya menjadi perantau.
Namun, memang terdapat beberapa kesenjangan yang umum terjadi antara anak kos baru dengan anak kos lama. Jangan khawatir, semua kesenjangan berikut tidak akan menimbulkan masalah serius dalam interaksi kalian sehari-hari. Malah kalian dapat seru mengobrol dan kamu menjadi tahu lebih banyak seputar kehidupan di kos-kosan.
1. Anak kos lama sudah seperti keluarga dengan pemilik dan penjaga kos
Sebagai anak kos lama, kedekatan mereka dengan penjaga bahkan pemilik kos terjadi secara alami. Beberapa dari mereka bahkan tetap indekos di situ dari pertama kali masuk kuliah sampai sekarang sudah bekerja. Jika rumah pemilik kos hanya bersebelahan, anak kos lama barangkali terbiasa keluar masuk seperti di rumah sendiri.
Dengan penjaga kos-kosan pun sama, mereka bercanda serta saling curhat. Baik penjaganya sesama jenis maupun lawan jenis tetap seru. Hubungan mereka selama ini telah menumbuhkan rasa saling percaya yang begitu besar.
Sementara itu, kamu sebagai penghuni baru masih merasa asing dengan penjaga maupun pemilik kos-kosan. Apalagi kalau usia mereka sudah sepantar orangtuamu. Dirimu tambah canggung untuk bersikap sok kenal sok dekat. Tapi tenang saja, seiring waktu hubungan kalian bakal lebih erat.