Kehidupan ala anak kos memang menarik untuk diikuti. Ada beragam alasan mengapa seseorang memutuskan untuk tinggal di kos an. Entah karena lokasi kerja atau keputusan melanjutkan pendidikan di luar kampung halaman.
Menjalani kehidupan sebagai anak kos, pada kenyataannya juga tidak terlepas dari berbagai konflik sosial yang mungkin terjadi. Entah karena perbedaan budaya maupun kebiasaan. Jika kamu pernah merasakan tinggal di kos an, lima konflik sosial ini pasti pernah kamu hadapi.
Kos adalah rumah bagi orang-orang yang sedang berada di perantauan. Tentunya, dalam satu atap tidak hanya diisi oleh mereka dengan latar belakang yang sama. Namun terdiri dari berbagai orang yang berasal dari lingkungan berbeda-beda.
Tinggal di kos an, salah satu konflik sosial yang marak terjadi yaitu perbedaan budaya. Seseorang kerap berselisih karena alasan tersebut. Perbedaan budaya membuat satu sama lain saling terkejut dan berselisih paham. Bagi satu orang apa yang dilakukan mungkin dianggap wajar, tapi bagi orang lain sangat mengganggu.
Kebersihan kos adalah tanggung jawab semua penghuni. Apalagi terkait kebersihan barang-barang yang digunakan bersama. Termasuk di antaranya tempat sampah yang menumpuk penuh, kerapian dapur umum, maupun kebersihan toilet dan kamar mandi.
Di beberapa tempat, ini kerap menjadi permasalahan tersendiri. Antar individu merasa dirinya tidak berkewajiban membersihkan. Semua saling lempar tanggung jawab dan memegang kebenarannya masing-masing. Termasuk di antaranya mangkir dari jadwal piket.
Barang umum di tempat kos menjadi tanggung jawab seluruh penghuni , tanpa terkecuali. Siapa yang memakai, ia yang harus membersihkan, merapikan, dan mengembalikan ke tempat semula. Ini wajib dipatuhi demi kenyamanan bersama.
Tapi ini juga sering memancing konflik sosial dalam lingkup anak kos. Ada orang-orang tertentu yang sering memakai barang milik umum namun enggan merawatnya. Ketika terjadi kehilangan atau barang tersebut berserakan, terjadi aksi tuduh satu sama lain.
Menjalani kehidupan sebagai anak kos, kita pasti memiliki keterbatasan. Ada beberapa hal yang tidak bisa dicukupi sendiri. Keberadaan orang lain yang merupakan tetangga kamar merupakan penolong terdekat yang bisa membantu.
Meskipun begitu, beberapa orang justru berbuat sesukanya. Mereka sering meminjam namun lupa bahkan tidak berniat untuk mengembalikan. Baik meminjam barang-barang kecil seperti piring Dan sendok maupun meminjam uang dalam jumlah cukup besar.
Hidup dalam lingkungan kos pasti ada aturan yang harus dipatuhi. Contohnya, seseorang harus lapor ketika membawa teman menginap. Selain itu, beberapa pemilik kos juga menerapkan jam malam. Seseorang tidak diperbolehkan masuk kos apabila pulang larut lebih dari jam sepuluh malam.
Tapi di sisi lain, banyak anak kos merasa terkekang atas hal tersebut. Ini membuatnya kerap bersitegang dengan pemilik kos karena tidak mematuhi peraturan yang ada. Bahkan pelanggaran selalu diulangi dari waktu ke waktu.
Hidup membaur sebagai anak kos pasti tidak terlepas dari berbagai masalah. Namun konflik sosial itu harus tetap dihadapi dan diselesaikan. Bagaimanapun juga, kenyamanan bersama adalah prioritas penghuni kos yang tidak boleh di nomor duakan.