Meskipun luka fisik itu menyakitkan, tapi bisa kalah dengan sakitnya luka di hati. Walau tak berdarah, rasa sakitnya tetap saja tak kalah perih.
Itulah sebabnya, kita perlu mengenali jenis luka hati apa saja yang bekasnya akan selalu tinggal meski sudah saling memaafkan. Karena memaafkan sering kali bukan berarti bisa melupakan. Bahkan ada kalanya waktu pun tak bisa menyembuhkan.
Inilah beberapa luka hati yang bekasnya tak akan sirna. Yuk, kita simak sama-sama.
Pasangan adalah seseorang yang paling dekat setelah orang tua. Bahkan, saat telah menikah, suami atau istri akan jauh lebih dekat daripada orang tua sendiri.
Dengannya kamu berbagi tawa, sedih, kecewa, dan berbagai pengalaman hidup. Karena itulah lukanya teramat dalam ketika melihat orang yang paling kamu percaya, bisa-bisanya menduakan.
Orang yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam menjaga hatimu, tapi malah membuatmu pilu. Hal ini yang sering jadi penyebab kenapa meski setelah berbaikan dan hubunganmu dengan dia tetap lanjut, tapi ada bayangan yang terus menghantui dalam hubungan karena ada goresan luka hati yang tak dapat hilang sama sekali.
Sama halnya dengan pasangan, sahabat seharusnya dapat menjadi penyangga saat kamu sedang terpuruk, jadi tempat berbagi saat kamu sedang bahagia.
Betapa sakitnya hati ketika ternyata orang yang selama ini sudah kamu percaya sebagai sahabat sendiri, dan mengiranya sahabat sejati, justru menikammu dari belakang. Tak disangka dia bermuka dua. Di depan manis, di belakang sinis.
Sedari kecil, orangtua selalu ada untuk kita. Pengorbanan mereka seluas samudera, meski kita sudah berusaha membalas budi, tak akan pernah bisa sama.
Itulah sebabnya kehilangan mereka secara tiba-tiba terasa begitu menyakitkan. Pasalnya, dirimu belumlah siap. Apalagi, jika selama ini masih banyak khilaf yang kamu perbuat pada orangtua yang mengasuh dan mendidikmu sejak masih tak bisa apa-apa.
Jika hingga saat ini kamu masih diberi nikmat dengan orangtuamu yang masih lengkap, maka syukurilah. Bahagiakan mereka, sehingga bisa tersenyum bangga karena memiliki anak berbakti sepertimu saat malaikat maut menjemputnya.
Berhati-hatilah perihal urusan hati. Bisa saja perkataanmu yang menyakitkan itu hanya dimaksudkan sebagai candaan semata, tapi ternyata lukanya menusuk dalam dan membuatnya akan ingat terus selamanya.
Itulah pentingnya menjaga lisan. Disebabkan tak bertulang, jika tidak dikendalikan dengan benar, akan bisa menjerumuskan orang ke dalam kerugian.
Tuhan itu suka dengan orang-orang yang mampu berlaku adil. Itulah sebabnya hindari pilih kasih, terutama saat membesarkan anak.
Meski mereka diam, bukan berarti mereka tak sakit hati. Luka itu akan tetap ada. Dan membekas terus hingga mereka dewasa. Mereka akan selalu ingat bagaimana dulu orangtuanya tak bisa bersikap adil terhadap anak-anaknya dan dia selalu dianaktirikan.
Dari uraian di atas, semoga bisa jadi bahan refleksi diri kita bersama, bahwa selama hidup di dunia ini, kita tak bisa berlaku seenaknya tanpa memerhatikan perasaan orang lain. Jika mereka sudah tersakiti, luka itu akan terus membekas selamanya.