Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Manfaat Yakin Rezeki Tidak akan Tertukar, Kerja Lebih Tenang

ilustrasi bekerja dengan bahagia (pexels.com/Diva Plavalaguna)
ilustrasi bekerja dengan bahagia (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Apakah kamu masih antara percaya dan tidak bahwa rezeki gak pernah salah alamat? Apalagi saat kamu merasa gagal mendapatkan sesuatu dan orang lain memperolehnya dengan sedikit usaha. Rasanya, rezeki kalian memang tertukar.

Mulai sekarang mending kamu tidak terlalu merisaukannya. Setiap orang sudah punya jatah rezeki masing-masing. Berikut manfaatnya kalau kamu mampu percaya rezeki gak bakal tertukar.

1. Tidak memforsir diri dalam bekerja

ilustrasi santai (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi santai (pexels.com/Mikhail Nilov)

Mustahilnya rezeki tertukar bukan berarti kamu gak perlu melakukan apa-apa buat meraihnya. Usahamu masih penting untuk menjadi penyebab dirimu layak mendapatkan rezeki. Namun, kamu tidak sampai seperti berebut dengan orang lain.

Seolah-olah jika dirimu lengah sedikit saja, orang lain bisa mengambil rezekimu. Nanti kamu malah kurang istirahat dan ingin kerja terus. Tentu kebiasaan ini gak baik buat kesehatan serta kualitas hidupmu.

2. Gak iri pada rezeki orang lain

ilustrasi pertemanan (pexels.com/Yelena Odintsova)
ilustrasi pertemanan (pexels.com/Yelena Odintsova)

Saat kamu percaya rezeki tidak mungkin tertukar, tak ada yang perlu diributkan terkait rezeki orang lain. Apa pun bentuknya serta berapa pun banyaknya, itu memang sudah menjadi bagiannya. Kamu tidak mau memikirkannya lebih jauh apalagi merasa dikalahkan.

Sama seperti dia, dirimu juga memiliki jatah rezeki sendiri. Rezekimu dengan rezeki orang lain tidak penting untuk dibandingkan karena bentuk dan ukuran setiapnya pasti gak sama. Kamu senang-senang saja kalau orang lain mendapatkan rezeki mereka.

3. Fokus mensyukuri dan mengelola pendapatan sendiri

ilustrasi memegang uang (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi memegang uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Salah satu bentuk rezeki yang paling banyak diburu manusia adalah uang. Caranya dengan mereka bekerja untuk memperoleh penghasilan. Dengan keyakinan bahwa rezeki tidak tertukar, pikiranmu mudah fokus.

Dirimu tidak sibuk memikirkan penghasilan orang lain. Tugasmu adalah mensyukuri pendapatan sendiri serta mengelolanya dengan bijaksana. Berapa pun jumlahnya, kamu memusatkan perhatian pada tercukupinya kebutuhan dan tercapainya tujuan finansialmu nantinya.

4. Mudah mengikhlaskan sesuatu

ilustrasi perempuan tersenyum (pexels.com/Jack Sparrow)
ilustrasi perempuan tersenyum (pexels.com/Jack Sparrow)

Semua yang terlepas dari genggamanmu cukup dimaknai sebagai itu memang bukan rezekimu. Boleh jadi itu jatah rezeki orang lain. Tentu kamu tidak pasrah begitu saja ketika sesuatu terlepas.

Sudah semestinya dirimu berusaha dulu buat menangkapnya kembali. Akan tetapi apabila upaya ini tetap gak berhasil, kamu mampu belajar melepaskannya. Bukan malah dirimu terus berkutat dalam perjuangan yang sia-sia.

5. Hidup tenang, jauh dari kecemasan

ilustrasi meditasi (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi meditasi (pexels.com/MART PRODUCTION)

Bila rezeki selalu mendarat di tangan yang tepat, apa lagi yang perlu dicemaskan secara berlebihan? Tugasmu sebatas berusaha semampumu. Perhitungan berapa rezeki yang pantas buatmu biarlah menjadi kekuasaan Tuhan.

Kamu bukan pemalas, tetapi mampu menikmati hidup selepas bekerja yang maksimal untuk mencari rezeki. Dengan hidup yang tenang, kamu menjadi lebih fokus dan produktif. Tingkat stresmu pun rendah.

Jika dirimu selalu dibayangi kemungkinan rezekimu tertukar, kamu bakal mencurigai setiap orang. Pikirmu, siapa yang kira-kira mengambil rezekimu? Rasa waswas ini menghabiskan energi dan mengganggu hubunganmu dengan orang lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us