5 Mindset yang Bikin Kamu Sulit Menerima Kebaikan Orang Lain

- Sikap curiga terhadap kebaikan orang lain bisa disebabkan oleh pengalaman buruk di masa lalu yang membuatmu skeptis dan sulit percaya pada niat baik orang lain.
- Orang yang sulit menerima kebaikan orang lain cenderung menghindari bantuan dan menjunjung tinggi sikap kemandirian, padahal menerima bantuan dapat memperkaya hubungan sosial dan pengalaman hidup.
- Kesulitan menerima kebaikan orang lain juga bisa disebabkan oleh rasa takut untuk berharap dan kecewa, serta anggapan bahwa menerima kebaikan akan membuatmu ketergantungan.
Perbuatan baik seperti mengasihi, saling berbagi dan tolong menolong, memang sangatlah terpuji. Tapi kendati dilakukan dengan niat baik, tidak semua orang bisa menerima dengan respons yang tepat. Ada tipe orang yang justru menghindar dan curiga saat diperlakukan baik oleh orang lain.
Entah punya pengalaman buruk di masa lalu, kebiasaan tersebut lahir dari pola pikir keliru yang terus disimpan-simpan. Gak enak, lho, jadi orang curigaan terus. Kamu akan sulit melihat ketulusan dan hal positif dalam hidup. Berikut lima mindset yang perlu kamu waspadai.
1.Berpikir bahwa setiap orang berbuat baik hanya saat ada maunya

Sikap curigamu berasa dari pola pikir bahwa setiap perbuatan baik hanya dilakukan demi meraih atau mendapat sesuatu. Mungkin, dulu kamu pernah dikecewakan atau dikhianati saat percaya pada orang lain. Imbasnya, kamu jadi pribadi yang mudah skeptis dan ragu dengan kebaikan orang.
Padahal, kamu tidak bisa memukul rata semua orang. Bila terus begini, tanpa disadari kamu menolak ketulusan dan niat baik orang-orang yang memang ingin membantumu. Dengan mengubah cara pandang, kamu akan belajar untuk kembali menaruh percaya pada orang-orang sekelilingmu.
2.Beranggapan bahwa setiap kebaikan harus dikembalikan lagi

Ada beberapa orang yang benci berhutang budi. Ini yang membuat ia tidak suka dibantu oleh orang lain. Walau sebenarnya ia tahu ia membutuhkan bantuan itu, tapi demi tidak berhutang budi, ia memilih untuk kesulitan sendiri.
Memiliki mindset demikian sejatinya tidak salah. Bagus, kok, untuk mengembalikan kebaikan orang lain. Tapi, jika pola pikir demikian membuatmu terus mengandalkan diri sendiri tanpa mau melibatkan campur tangan orang lain, maka bisa menjadi bumerang bagi diri sendiri. Bukan hanya kesulitan, kamu pun sulit membangun koneksi yang intim dengan orang sekitarmu.
3.Percaya bahwa menerima bantuan hanya menjadikanmu lemah

Orang yang sulit menerima kebaikan orang lain biasanya menjunjung tinggi sikap kemandirian. Mereka paling anti merepotkan orang lain. Apa kamu pun punya anggapan serupa?
Tapi, perlu kamu ingat juga bahwa manusia tidak bisa hidup sendirian. Ada kalanya kita butuh bantuan orang sekitar, entah keluarga, teman, rekan kerja, atau mentor yang lebih tua. Menerima bantuan orang lain tidak menjadikanmu lemah, kok, justru kamu bisa belajar dan bertumbuh dari orang sekitarmu.
4.Beranggapan bahwa sikap baik orang lain tidak akan bertahan lama

Bila dulu kamu pernah dikecewakan oleh seseorang, kamu pasti sulit untuk menerima kebaikan orang lain. Ini karena, kamu sendiri takut untuk berharap dan kecewa. Alhasil, kamu mengingatkan diri sendiri bahwa setiap sikap baik orang tidak bertahan lama.
Mereka hanya baik karena mereka butuh sesuatu, bukan sebab mereka sungguh-sungguh ingin membantumu. Bila kamu terus punya anggapan seperti ini, akan sulit untuk membangun hubungan dengan orang baru. Kamu terus dihantui bayang-bayang masa lalu.
5.Lebih baik tidak bergantung pada siapa pun

Terakhir, kamu beranggapan bahwa menerima kebaikan orang bikin ketergantungan. Untuk menghindari itu, kamu jadi melakukan segala hal sendirian. Saat sebenarnya dirimu kelelahan dan butuh bantuan, kamu menolak untuk mengakui.
Ada kalanya mengerjakan sesuatu sendiri, ada kalanya meminta bantuan dari orang lain. Tapi, tidak pernah salah untuk menerima kebaikan dan ketulusan orang. Justru hal yang tak diduga-duga akan menjadikanmu semakin dewasa. Jadi jangan cepat curigaan, ya!