5 Momen Kurang Menyenangkan yang Terjadi di Masa Kecil

Waktu sepulang dari sekolah yang biasanya penuh sukacita, berkat kehadiran orangtua yang selalu menyambut anaknya dengan senyuman dan masakan buatannya. Di lain waktu, suasana itu justru berubah menjadi suram, manakala setelah membuka pintu rumah, kita mendapati keadaan rumah kosong tanpa penghuni. Bukan tanpa alasan, ada saat-saat tertentu di mana orangtua mendadak harus pergi ke luar kota dan tidak sempat untuk minta izin pada anaknya. 

Situasi ini terbilang cukup menyedihkan, terlebih bagi seorang anak kecil yang belum terbiasa pada kesendirian. Masih untung bila ada saudara kandung atau sosok teman yang tinggal dekat dari rumah. Kalau mereka semua tidak ada, tentunya hanya bisa pasrah menghabiskan waktu seorang diri, sambil berharap orangtua akan segera pulang.

Gemuruh angin, kilatan di langit, serta suara petir yang menggelegar. Kalau di saat-saat seperti itu kita sudah berada di dalam rumah, mungkin tidak akan menakutkan sama sekali. Tapi, lain halnya kalau kita masih terjebak di luar ruangan. Inilah yang membuat situasinya jadi terasa sangat mencekam. 

Jangankan anak kecil yang polos, orang dewasa saja pasti akan merasa sangat takut bila berada di momen tersebut. Di masa-masa di mana ada badai petir, kita seharusnya sudah duduk santai di rumah sambil menikmati hidangan hangat atau membaca komik. 

Tapi, yang terjadi adalah akibat sebelumnya keasyikan bermain, beberapa dari kita mungkin mengabaikan peringatan akan terjadinya hujan lebat. Ya, bisa ditebak, hal buruk pun terjadi dan kemungkinan besar momen seperti ini akan terus membekas di ingatan.

Entah kalian pernah mengalami hal ini juga atau tidak. Yang jelas, area pasar tradisional umumnya cukup penuh dan berdesak-desakan dengan banyak orang. Belum lagi, diri kita sebagai anak kecil memang belum hafal tentang seluk-beluk jalan di area pasar. 

Begitu tiba di dalam pasar, mau gak mau kita harus terus memantau keberadaan orangtua. Karena jika orangtua hilang dari radar atau pandangan, maka setelahnya kita bakal menjadi kebingungan dan ketakutan setengah mati. Selain itu juga, bagi anak kecil, pasar sendiri diibaratkan sebagai sebuah labirin raksasa, di mana jalan keluar sangat sulit ditemukan.

Bila berada di tempat seperti itu tanpa kehadiran orang terdekat yang menemani, situasinya pasti hanya akan menjadi lebih buruk. Adakah dari kamu yang di masa kecilnya ini pernah tersesat dan kehilangan orangtua di pasar? Apakah reaksimu setelahnya hanya duduk pasrah sambil menangis, atau dirimu justru aktif bertanya ke orang sekitar untuk mencari tahu di mana orangtuamu berada?

Setelah banyak tahun berlalu, kita mungkin sudah lupa dengan barang-barang yang pernah kita hilangkan saat masih kecil dahulu. Akan tetapi, bila diingat-ingat kembali, pasti ada beberapa barang di masa itu yang cukup berharga, tapi sayangnya tidak mampu kita jaga dengan baik.

Barang kesayangan ini bisa bervariasi, entah mainan, perlengkapan sekolah, atau benda spesial lainnya. Rasanya, biarpun bukan orang lain yang menghilangkan, melainkan akibat kelalaian diri sendiri. Tetap saja, rasanya jadi tidak tenang dan kita pun menyayangkan diri kita yang ceroboh dan tidak pandai menjaga barang. Akhirnya, meskipun menyedihkan, tapi momen seperti inilah yang membuat kita belajar untuk lebih berhati-hati dan peduli terhadap barang sendiri.

Entah dijanjikan pergi jalan-jalan ke tempat menarik saat masa liburan atau diiming-imingi hadiah menarik saat mendapat peringkat bagus di sekolah. Namun, begitu tiba saatnya untuk menagih janji, keluarga atau orangtua justru malah tidak menepatinya. Kalaupun tetap ditepati, mereka memberikan hal yang tidak sesuai dengan ekspektasi kita di awal.

Yang bisa dipetik dari momen ini tentunya ialah pelajaran bagi banyak orangtua, bahwa jika tidak bisa memegang janji atau mewujudkan hal besar untuk anak, baiknya tidak usah memberi harapan palsu pada mereka. Lebih baik jujur sedari awal agar anak tidak jatuh dalam kekecewaan.

Selain dari daftar di atas, sebenarnya masih ada lagi beberapa list momen kurang menyenangkan lain, yang setidaknya pernah dialami di masa kecil. Tapi, dikarenakan pengalaman setiap anak dapat bervariasi, itulah sebabnya artikel ini tidak bisa mencakup semua momen tersebut. Namun, dari tulisan di atas, paling tidak kita dapat memetik hal positif dari kejadian kurang menyenangkan yang pernah dialami semasa kecil. Bukan begitu?