Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perempuan bekerja (pexels.com/Cottonbro)
ilustrasi perempuan bekerja (pexels.com/Cottonbro)

Kata produktif cukup sering berseliweran di sekitar kita. Baik melalui obrolan langsung maupun sekadar tulisan di media sosial. Tapi sayangnya, hal ini tidak diimbangi dengan pemahaman yang benar terkait apa itu produktif.

Banyak orang beranggapan bahwa produktif sama dengan sibuk atau menghasilkan suatu karya dalam jumlah yang besar. Padahal inti produktif bukan seperti itu, lho. Berikut ini merupakan lima konsep produktif yang perlu diluruskan.

1. Produktif tidak sama dengan sibuk

ilustrasi perempuan bekerja (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Istilah produktif tentu sudah akrab di telinga kita. Bahkan kerap kita jumpai melalui artikel tertulis. Jika kita membahas kata produktif, tentu yang pertama kali terlintas dalam pikiran adalah hari-hari yang sibuk.

Tapi apakah produktif itu sama dengan sibuk? Tentu saja ini menjadi pemahaman yang keliru. Produktif bukan berarti sibuk. Namun bagaimana kamu bisa memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat.

2. Produktif bukan berarti menghasilkan sesuatu dalam kuantitas banyak

ilustrasi perempuan bekerja (pexels.com/Gustavo Fring)

Tentu kita sudah sering mendapat tuntutan di lingkungan sekitar. Salah satu tuntutan yang cukup sering dijumpai adalah keharusan untuk menghasilkan suatu karya dalam jumlah yang banyak.

Seseorang yang menghasilkan karya dalam jumlah banyak akan dicap produktif. Padahal anggapan seperti masih perlu diluruskan. Produktif tidak hanya menyangkut kuantitas, namun juga dari segi kualitas.

3. Produktif berarti tidak memberi jeda waktu untuk istirahat

ilustrasi bekerja (pexels.com/Cottonbro)

Istirahat memang penting dilakukan. Mengistirahatkan diri sebentar membuat pikiranmu jadi lebih rileks. Namun jika kita melihat lingkungan sekitar, banyak yang beranggapan jika istirahat akan mengurangi produktivitas.

Konsep ini tentu saja harus diperbaiki. Bagaimanapun juga, ini pemahaman yang keliru. Produktif adalah bagaimana memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien. Bukan tidak memberikan kesempatan diri untuk beristirahat.

4. Menjadi sosok yang produktif, kamu menghabiskan seluruh waktu untuk bekerja

ilustrasi bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bekerja keras itu memang penting. Tapi hal ini juga tidak lepas dari pemahaman yang salah. Dengan alasan mengejar produktivitas, banyak orang menghabiskan seluruh waktunya untuk bekerja.

Jika kamu masih sering seperti ini, lebih baik segera perbaiki cara berpikirmu. Produktif bukan berarti menghabiskan seluruh waktu untuk bekerja. Kamu juga berhak memberi waktu sejenak untuk memperhatikan diri sendiri.

5. Memforsir tenaga diri sendiri secara berlebihan

ilustrasi bekerja (pexels.com/Vlada Karpovich)

Pernahkah kamu bertemu dengan orang yang memforsir tenaganya sendiri secara berlebihan. Apalagi dengan anggapan hal itu akan meningkatkan produktivitas. Memang tidak dapat dipungkiri jika tipe orang seperti ini sering kita jumpai.

Tentu saja ini menjadi konsep produktif yang perlu diluruskan. Produkvitas bukan bagaimana kamu memforsir tenaga dan diri sendiri secara berlebihan. Tapi bagaimana mengisi setiap waktu dengan hal-hal berkualitas.

Memang tidak dapat dipungkiri jika masih banyak orang yang punya anggapan salah terkait produktivitas. Jika kamu masih memiliki lima pandangan di atas, segera perbaiki pemikiranmu, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team