Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi merasa tenang (pexels.com/Anastasiya Lobanovskaya)
ilustrasi merasa tenang (pexels.com/Anastasiya Lobanovskaya)

Anak pertama perempuan, kamu adalah definisi sekuat baja dan setegar batu karang. Saat teman seusia bebas bermain, yang kamu lakukan adalah belajar supaya tak kehilangan beasiswa. Atau ketika teman lain bisa dapat uang jajan dari orangtua, kamu sibuk bekerja supaya bisa memberi ibu dan bapak. 

Lelah, ya? Berat juga. Apalagi di kondisi serba tidak pasti akibat pandemi, rasanya ingin menyerah karena memikirkan semua sendiri. Hei, queen! Angkat kepalamu dan ingat lima hal ini saat ingin menghilang dari dunia. Semua pasti membaik dan #IndonesiaPulih segera. Sabar, sebentar lagi.

1. Melelahkan, tapi kamu tidak sendiri

ilustrasi perkumpulan (pexels.com/Dani Hart)

Bangun pagi, pulang larut, semua adalah rutinitas kamu sehari-hari. Belum lagi saat di rumah, kamu masih harus berbenah dan mendengar segala keluh kesah. Entah yang sabun cuci habis, gula yang hanya cukup untuk segelas kopi bapak esok hari, dan segala cerita nelangsa tapi harus ditelan lainnya, tapi juga harus diusahakan. 

Perlu diingat, bahwa segala naik dan turun hidup ini tidak kamu jalani seorang diri. Ada bapak dan ibu yang setiap kamu ingat wajahnya pasti bisa membuat lelahmu luruh, ada adik-adik yang tersenyum membuatmu candu, dan ada teman-teman yang meski tidak tahu seberapa berat bebanmu, mereka pasti ikhlas menyediakan pundak. Kamu tidak sendiri. 

2. Kebutuhan rumah memang harus terpenuhi, tapi jangan lupa kebutuhanmu sendiri

ilustrasi perempuan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Ada adik-adik yang biaya sekolah dan jajannya perlu dipenuhi, tak ketinggalan keperluan rumah dan biaya berobat bapak yang tidak bisa ter-cover dengan BPJS. Ah, rasanya mau meledak setiap mengingat kewajiban-kewajiban yang harus ditunaikan ini. 

Ingat juga bahwa masa depanmu tidak boleh terbengkalai. Kehidupanmu harus membaik, kehidupanmu pun ada di tanganmu. Meski nyaris tidak mungkin untuk menabung, berapa pun, sisihkan untuk dirimu sendiri.

Beli vitamin dan makanan bergizi supaya kamu sehat selalu. Tidak masalah sesekali beli makanan enak atau sedikit mahal demi diri sendiri, kamu berhak kok. Life's must level up, queen!

3. Kamu boleh menangis sepuasnya, tapi ingatlah bahwa kamu istimewa

ilustrasi perempuan berjalan sendirian. (pexels.com/Mikhail Nilov)

Kehilangan pekerjaan saat pandemi mungkin dirasakan ribuan orang. Namun, yang bisa bertahan hidup sekaligus menghidupi keluarga tidak banyak. Kamu, adalah salah satu yang istimewa itu.

Mungkin kamu tak sadar, atau bahkan lupa, bahwa keistimewaan dari Tuhan tidak terhitung banyaknya untukmu. Napas setiap pagi, kemampuan bekerja dengan anggota tubuh sempurna dan masih prima, juga doa dari keluarga pun termasuk rejeki yang tidak pantas kamu perhitungkan. Jangan takut hari esok selagi kamu masih percaya Tuhanmu itu ada. 

4. Menyoal rezeki, masih banyak pintu yang bisa dicoba lagi

ilustrasi membaca Al-Qur'an (pexels.com/RODNAE Productions)

Anak pertama perempuan yang selalu dihantui rasa waswas karena takut tak bisa beli beras, gaji yang kecil itu kini tak bisa lagi diterima tiap bulan. Karena pandemi, kamu adalah salah satu korban pengurangan karyawan.
Segala upaya sudah dicoba. Mulai dari daftar pekerjaan yang didapat dari teman, sampai yang ditemukan dari media sosial, atau sekadar jualan lewat status WhatsApp yang produknya didapat dari tetangga. Apa pun, k
amu upayakan tapi kebutuhan terasa tak ada habisnya. 

Seperti kata Tuhan dalam surah Al-Baqarah ayat 286 yang berbunyi, "La yukallifullahu nafsan illa wus'aha.” “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” 

Makanya, jangan takut tidak bisa makan dan tak dapat kerja, Tuhanmu pasti berikan jalan dan bukakan pintu rezeki yang sesuai dengan kemampuanmu. 

5. Semua pasti membaik, this to shall pass

ilustrasi perempuan (pexels.com/mentatdgt)

Kerap muncul pertanyaan 'sampai kapan ya aku begini?' Atau pikiran yang sering muncul tiap malam 'aku lelah, aku mau menyerah saja.' 

Hey, wajar jika kamu merasa tidak baik-baik saja, wajar jika kamu lelah, wajar jika... pernah terbesit untuk mau masa bodoh dengan keadaanmu saat ini. Apalagi setiap melangkah keluar rumah, yang terbayang-bayang kini adalah kematian karena virus yang bisa menyerang kapan saja. 

Namun, bukankah kamu sudah berusaha sejauh ini dan kamu terbukti kuat sekali? Tidakkah ingin menyelesaikannya sampai akhir? Meskipun entah kapan, tapi semua pasti membaik. 

This to shall pass, semua akan berlalu. Kebaikan yang kamu tanam untuk orang tua, harapan yang kamu titipkan pada adik-adikmu akan memberikan buah manis. Jika memang tidak sekarang, atau bukan di dunia, setiap tetes keringatmu dan air matamu itu akan dibayar Tuhan dengan lunas di hari akhir. 

Mari lebih kuat dari hari kemarin, kamu akan membaik, keluargamu akan jadi lebih kokoh, dan #IndonesiaPulih segera. Sabar, sebentar lagi. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorDyar Ayu