5 Perbedaan Jomblo Berkelas vs. Jomblo Amatir, Kamu yang Mana?

Mereka yang memilih untuk menjadi seorang jomblo berkelas pasti akan berusaha untuk menjalani hidup dengan apa adanya, mensyukuri dan menikmati setiap waktu yang diberikan dan menghindarkan diri dari yang namanya 'drama'. 

Lain halnya dengan jomblo amatiran, kehidupannya justru terkesan dibuat-buat atau bahkan terlalu dipaksakan. Mereka terlalu berlarut-larut dalam kesedihan hanya karena beberapa hal yang justru sepele, seperti sedih karena melihat orang pacaran yang bergandengan tangan, lalu dia merasa terpukul dan meratapi nasibnya yang tak kunjung mendapat pasangan.

Terkadang jomblo amatiran menganggap bahwa statusnya sebagai jomblo adalah sebuah aib yang besar. Mereka merasa bahwa menjadi jomblo itu membuat hidupnya kesepian layaknya hidup di tengah hutan rimba sendirian. Gak jarang mereka juga menyalahkan Tuhan atas apa yang menimpa dirinya.

Namun, hal itu bertolak belakang dengan seorang jomblo berkelas. Mereka justru lebih menikmati kesendiriannya, mereka juga beranggapan bahwa kebahagiaan masih bisa didapatkan meski bukan dengan pacar. 

"Mungkin Tuhan sedang mengistirahatkan aku dari cinta yang salah."

Mungkin itu adalah salah satu senjata mereka ketika mereka baru putus dari pacarnya. Tapi gak menutup kemungkinan jika yang mereka rasakan justru adalah sebuah balasan karena sewaktu mereka pacaran mereka paling rajin ngebully orang jomblo.

Berbeda dengan jomblo berkelas, mereka justru terkesan menutupi statusnya sebagai seorang jomblo, sekalipun mereka berbicara soal kejombloannya, mereka cenderung membicarakan hal-hal yang justru memotivasi orang lain terkait dengan status jomblonya.

"Mungkin hubungan kita berakhir sampai di sini" atau #single #jomblohappy

Mungkin kalimat itu akan menjadi headline di postingan sosmednya. Entah apa tujuan dari yang mereka lakukan.

Kalau jomblo berkelas pasti gak akan banyak berkoar soal statusnya, mereka justru terkesan cuek dan tak jarang mereka justru mengisi halaman sosmednya dengan berita yang dia kira lebih berguna untuk dikonsumsi orang banyak.

Bagi mereka yang berkelas, menjadi seorang jomblo justru adalah sebuah kesempatan bagi dirinya untuk lebih fokus pada pendidikan, karir, ataupun pekerjaannya. Mereka juga bisa menggunakan lebih banyak waktu untuk belajar mengenali dirinya sendirinya.

Bertolak belakang dengan jomblo amatiran, mereka justru lebih sering caper sama lawan jenisnya, dengan harapan agar bisa segera punya pasangan. Semisal, pura-pura lewat di depan kerumunan orang, pura-pura jatuh supaya ditolong sama orang, atau mungkin pura-pura teriak sama temen padahal berharap dilirik sama orang yang ditaksirnya. Kalau satu dua kali dilakukan sih itu wajar, tapi kalau udah keseringan, itu sih kurang ajar.

Menjadi jomblo yang berkelas ataupun amatiran, sejatinya adalah pilihan dari kita sendiri. Cobalah untuk belajar bersikap dewasa dalam menghadapi sebuah persoalan.