5 Perilaku Diri yang Tanpa Disadari Bisa Memanipulasi Orang

Ini bukan hanya terjadi di dunia nyata, di media sosial termasuk berkomentar pun bisa merupakan salah satu pelecehan secara emosional jika kamu menyatakan secara terang-terangan bahwa orang yang memberikan komentar adalah salah. Padahal, baik di dunia maya maupun nyata, namanya komentar itu tidak ada yang salah dan benar. Tergantung tingkat pemahaman pribadi masing-masing.

Lebih parahnya lagi jika orang tersebut menjadi takut untuk tidak setuju dengan pemikiran kamu. Percaya bahwa kamu benar dan orang lain salah tanpa mempertimbangkan perasaan orang lain adalah sebuah pemikiran yang kaku.

Berbohong rasanya pernah dialami oleh setiap orang. Tetapi jika sering dan sudah menjadi pakaian diri, patut dipertanyakan kembali bagaimana perasaan orang yang dibohongi. Mereka tiba-tiba menjadi ragu akan perasaannya sendiri dan akhirnya mereka percaya begitu saja, berhasil terpikat oleh kebohongan.

Contoh kecil adalah selingkuh. Pasanganmu sampai yakin bahwa teman lawan jenis kamu hanya teman biasa padahal kamu selingkuh dibelakangnya. Setiap pasangan kamu mendapatkan fakta, kamu pikat dengan kalimat yang membuatnya mampu menyalahkan diri sendiri.

Ketika kamu beradu pendapat dengan seseorang sehingga mengakibatkan konflik di dalamnya, apakah kamu memilih mengatasi persoalan tersebut atau mendiamkan sambil membanting pintu kamar untuk mengunci diri?

Jika sudah keluar dari kamar apakah masih ingin membahas apa yang terjadi supaya ditemukan solusi atau langsung menawarkan permintaan maaf kepada orang tersebut seolah-olah tidak terjadi apa-apa? Jika memilih untuk mengabaikan masalah, orang tersebut akan mulai ragu dengan perasaannya sendiri dan berujung menyalahkan diri.

Setiap manusia memang butuh seseorang untuk mendengarkan ceritanya dengan baik dan benar. Dengan begitu perasaan orang yang curhat dengan kamu akan lebih tenang.

Namun, jika respon kamu menanggapi seseorang yang curhat adalah "begitu saja cengeng", "masih ada yang jauh lebih parah dari kamu", "kamu harusnya bersyukur", atau lebih parahnya "kamu kurang dekat sama Tuhan", percayalah tindakan ini merupakan gaslighting.

Entah benar-benar lupa atau memang disengaja karena ingin lari dari masalah. Contoh kecil dalam tim di mana hanya kamu berdua yang ditugaskan. Kamu dan temanmu sudah berdiskusi dan sepakat dengan pembagian tugas untuk dilaporkan keesokan harinya pada pimpinan.

Begitu pimpinan menagih, ternyata kamu tidak mengerjakannya dengan alasan temanmu tidak memberi tahu apa yang harus dikerjakan. Padahal kenyataannya, temanmu sudah menjelaskan dan percaya bahwa kamu akan mengerjakannya. Berbagai alasan yang digunakan untuk memojokkan temanmu sehingga pimpinan pun terpengaruh.

Demikian lima perilaku umum gaslighter yang mungkin tanpa disadari pernah dilakukan. Dikarenakan sudah tahu dengan adanya pembahasan ini, segera berbenah, yuk! Demi menjaga perasaan orang lain terutama cinta sama diri sendiri.