Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi gosip (pexels.com/SHVETS production)

Stoikisme (stoicism), sebuah aliran filsafat yang lahir di Yunani Kuno mengajarkan kita untuk hidup dengan kebijaksanaan, keberanian, keadilan, dan pengendalian diri. Dalam kehidupan sehari-hari, stoikisme mengajarkan kita untuk memahami dan mengelola emosi serta perilaku negatif yang sering kali mengganggu kedamaian batin kita.

Memahami perilaku negatif dan bagaimana cara mengatasinya merupakan langkah penting dalam perjalanan kita menuju kehidupan yang lebih tenang dan bermakna. Oleh karena itu, mari kita telaah lima perilaku negatif yang perlu kamu singkirkan menurut stoikisme.

1. Malas-malasan

ilustrasi rebahan (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Malas-malasan adalah perilaku di mana kita menunda-nunda pekerjaan atau tanggung jawab yang sebenarnya bisa diselesaikan lebih awal. Menurut stoikisme, ini adalah bentuk pemborosan waktu yang sangat berharga.

Seperti kita tahu, waktu adalah salah satu sumber daya yang paling berharga dalam hidup. Setiap detik yang berlalu gak akan pernah bisa kembali.

Maka dari itu, stoikisme menekankan pentingnya menggunakan waktu dengan bijaksana. Dengan menghindari malas-malasan, kamu bisa mencapai lebih banyak hal dan mencapai kepuasan hidup karena bisa mewujudkan banyak hal.

2. Suka marah-marah

ilustrasi bertengkar (pexels.com/Liza Summer)

Menurut stoikisme, kemarahan adalah emosi yang berbahaya. Ketika kamu marah, kamu bisa merusak hubungan dengan orang lain dan bahkan merugikan diri sendiri. Selain itu, marah juga bisa mengganggu kesehatan mental dan fisikmu.

Stoikisme mengajarkan kita untuk mengendalikan kemarahan dengan cara mengubah cara pandang terhadap situasi yang memicu emosi tersebut. Cobalah untuk memahami bahwa gak semua hal bisa kamu kendalikan, dan fokuslah pada hal-hal yang bisa kamu kontrol. Dengan begitu, kemarahan bisa lebih mudah diatasi.

3. Matre

ilustrasi matre (unsplash.com/Travis Essinger)

Stoikisme mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak bergantung pada kepemilikan materi. Barang-barang material hanya memberikan kebahagiaan sementara yang sifatnya cepat berlalu.

Kebahagiaan sejati justru berasal dari dalam diri sendiri, yaitu dari cara kita berpikir dan merasakan. Stoikisme menekankan bahwa kebahagiaan sejati adalah hasil dari kebijaksanaan, ketenangan batin, serta pengendalian diri. Dengan meninggalkan sifat matre, kamu bisa merasakan kedamaian yang lebih dalam dan pastinya lebih tahan lama.

4. Iri hati

ilustrasi iri hati (unsplash.com/Megan Watson)

Iri hati merupakan perasaan tidak senang ketika melihat kesuksesan atau kebahagiaan orang lain. Perasaan ini bisa mengganggu ketenangan batin dan membuat kamu merasa gak puas dengan hidupmu sendiri.

Stoikisme mengajarkan pentingnya fokus pada perbaikan diri (self improvement) dan keyakinan diri (self assurance). Alih-alih iri hati terhadap orang lain, cobalah untuk mengapresiasi apa yang kamu miliki dan bekerja keras untuk menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri. Dengan begitu, kamu bisa meraih kebahagiaan yang lebih hakiki.

5. Gibah atau gosip

ilustrasi gosip (pexels.com/RDNE Stock project)

Walaupun kerap dilakukan banyak orang, gosip tetaplah praktik yang sebenarnya merugikan. Saat kamu bergosip, gak hanya akan menodai karakter orang lain tapi juga merusak reputasimu sendiri, lho. Gosip juga bisa menyebabkan konflik dan ketegangan dalam hubungan sosial, sehingga memang semestinya dihindari.

Stoikisme menekankan pentingnya kejujuran dan kebaikan dalam berinteraksi dengan orang lain. Dengan menghindari gosip, kamu bisa membangun hubungan yang lebih sehat dan harmonis. Fokuslah pada hal-hal positif dan berusahalah untuk selalu berkata jujur dan berbuat baik.

Dalam perjalanan hidup, kita sering kali dihadapkan pada berbagai perilaku negatif yang bisa mengganggu kedamaian batin. Stoikisme mengajarkan kita untuk mengidentifikasi dan mengatasi perilaku tersebut demi mencapai kehidupan yang lebih tenang dan bermakna.

Dengan memahami dan menerapkan prinsip stoikisme, kamu bisa membebaskan diri dari berbagai perilaku negatif tadi. Mulailah perubahan kecil dalam hidupmu dan rasakan dampak positifnya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorL A L A .