5 Pertimbangan saat Hendak Meminjamkan Uang, Gak Bermaksud Pelit!

01 Sep 2021, 18:58 WIB

ilustrasi orang menghitung uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Ketika kondisi finansial seseorang sedang tidak bagus, dan perlu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau bersifat darurat, jalan yang sering digunakan demi menuntaskan masalah tersebut adalah dengan meminjam uang kepada rekan atau teman.

Sebagai orang yang dihubungi saat diperlukan, kamu bebas menentukan hendak memberi atau tidak. Sebab meminjamkan uang termasuk hal yang baik untuk membantu mereka yang kesulitan.

Supaya tidak terjebak dalam kerugian, ada baiknya kamu lebih mawas diri dan menjadikan lima hal ini sebagai pertimbangan. Bukan bermaksud pelit, hal ini dilakukan untuk kebaikan bersama. Simak baik-baik, yuk!

1. Kondisi keuangan yang pas-pasan

ilustrasi dompet (pixabay.com/Andrew Khoroshavin)

Sebelum meminjamkan uang kepada orang lain, periksa terlebih dahulu apakah kamu sudah memiliki simpanan yang cukup untuk beberapa waktu ke depan. Bila tidak, jangan paksakan untuk memberi pinjaman.

Sebab, bukan tidak mungkin bila kamu akan kesulitan bertahan hidup dengan kondisi yang tidak diperhitungkan dengan matang. Bila masih ingin memberi, pastikan bahwa kamu sudah mempertimbangkan besaran yang diperlukan untuk diri sendiri, ya.

2. Memiliki pengalaman yang kurang baik sebelumnya

ilustrasi orang yang melakukan transaksi (pixabay.com/Q K)

Menjadikan pengalaman kurang menyenangkan sebagai acuan untuk memilih tidak meminjamkan uang kepada seseorang, termasuk hal yang bisa dipertimbangkan. Terlebih, jika orang tersebut sering berbohong ketika hendak membayarkan pinjaman kepadamu.

Sifat-sifat yang membuatmu berada di posisi sulit, seperti peminjam yang susah dihubungi, cenderung berkata kasar saat diingatkan soal utang, bahkan sampai memblokir semua akses untuk berhubungan patut menjadi pertimbangan. Maka, lebih baik kamu menjaga jarak dengannya.

3. Terdapat perasaan terpaksa

ilustrasi orang melamun (pixabay.com/Free-Photos)

Meskipun bersifat meminjam, namun tentu perlu adanya perasaan ingin menolong dan bukan terpaksa ketika memberi. Sebab bukan tidak mungkin, bila hal tersebut akan membuat kamu jengkel atau merusak mood seharian karena merasa kehilangan.

Bila perlu, diskusikan terlebih dahulu bersama orang terdekat, seperti saudara kandung, pasangan, sahabat, atau orangtua untuk menyumbangkan keputusan apakah kamu yakin hendak memberi pinjaman atau tidak.

4. Meminjam dengan sikap tidak baik

ilustrasi orang melakukan telepon (pixabay.com/Free-Photos)

Pertanda lain yang bisa kamu perhatikan untuk memutuskan agar tidak memberi pinjaman, dapat pula ditandai dengan sikap peminjam yang kurang baik. Beberapa cenderung memaksa, bahkan mengancam.

Jika sudah seperti itu, kamu memiliki hak untuk menolak. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari masalah atau pertikaian di masa mendatang. Terlebih jika alasan meminjam tidak bersifat urgensi sama sekali.

5. Alasan yang terlalu mengada-ngada

ilustrasi uang koin (pexels.com/Pixabay)

Ketika hendak meminjam, biasanya seseorang akan mengemukakan alasannya terlebih dahulu. Misalnya seperti alasan kesulitan ekonomi, gaji yang telat dibayarkan, atau terjepit tenggat waktu akan pembayaran SPP.

Namun jika alasan yang disampaikan terkesan mengada-ngada, apalagi hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumtif. Maka hal tersebut bisa kamu tolak. Sebab, bertentangan dengan prioritas kebutuhan yang perlu didahulukan.

Meminjamkan uang merupakan salah satu tindakan baik untuk menolong sesama. Namun hal tersebut pun perlu diperhatikan lebih jauh, agar jangan sampai kamu merasa dirugikan akibat tidak teliti.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.