5 Pesan Sosial dari Pembagian Daging Kurban, Mendorong Empati

Apa yang berkesan dari Iduladha? Salah satunya adalah pembagian daging kurban. Entah dibagikan oleh panitia ke masing-masing rumah. Atau sistem pembagian di mana warga mengambil sendiri dengan membawa kupon dari panitia. Momentum pembagian daging kurban bukan hanya euforia menyambut hari raya sesaat.
Di baliknya, juga terdapat pesan sosial yang wajib direnungkan. Pembagian daging kurban berkaitan erat dengan rasa persaudaraan, mengikis perbedaan status sosial, sekaligus bentuk empati terhadap sesama. Pesan-pesan sosial dari pembagian daging kurban berikut ini menjadi bukti kuat bahwa Iduladha bukan sekadar euforia sesaat.
1. Mengikis kesenjangan sosial di lingkungan masyarakat

Jika kita membahas tentang Iduladha, pasti menjadi momen menarik. Pasalnya, umat muslim akan menyembelih hewan peliharaan yang sudah ditentukan. Untuk selanjutnya dilakukan pembagian daging kurban kepada masyarakat yang berhak menerima. Ternyata, di balik pembagian daging kurban juga memiliki pesan sosial.
Kita diingatkan kembali mengenai upaya mengikis kesenjangan sosial. Setiap orang bisa merasakan kenikmatan hari raya dengan hidangan yang sama. Tradisi kurban memastikan bahwa kekayaan tidak hanya terpusat pada kelompok tertentu saja. Tetapi didistribusikan kepada mereka yang membutuhkan.
2. Keseteraan dan keadilan antar individu

Momentum Iduladha memang ditunggu oleh umat muslim. Seringkali kita menganggap Iduladha hanya sekadar ritual dan tradisi keagamaan. Padahal dari momentum pembagian daging kurban, terdapat pesan-pesan sosial yang wajib diresapi maknanya.
Dari pembagian daging kurban, secara tidak langsung membudayakan kesetaraan dan keadilan. Ini adalah bukti nyata dari upaya pemerataan kesejahteraan. Bukan hanya kelompok status sosial tinggi yang bisa tersenyum menikmati Iduladha. Namun dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, tanpa terkecuali.
3. Solidaritas dan persaudaraan yang erat

Pembagian daging kurban menjadi pemandangan yang umum dijumpai saat Iduladha. Entah sistem pembagian dengan mengantarkan kita daging ke rumah-rumah penduduk. Atau sistem pembagian di mana penduduk mengambil sendiri ke tempat kurban dengan membawa kupon.
Apapun itu, tetap terdapat pesan sosial dari pembagian daging kurban. Dalam hal ini kita diingatkan mengenai solidaritas dan persaudaraan. Tradisi ini memperkuat ikatan sosial di antara anggota masyarakat. Dengan berbagi daging kurban, masyarakat diajak untuk saling peduli dan membantu, sehingga tercipta solidaritas yang kuat.
4. Berbagi kebahagiaan dengan orang lain

Apakah kebahagiaan hanya milik kelompok tertentu saja? Perbedaan kemampuan finansial dan status sosial sering menjadi penyebab utama. Seolah-olah, kebahagiaan hanya milik mereka yang bisa hidup bergelimang kemewahan. Bahkan tidak pernah kekurangan dalam hal pangan.
Namun konsep ini memudar karena adanya pembagian daging kurban. Kita sadar, dengan berbagi kebahagiaan dirasakan seluruh lapisan masyarakat. Dalam menyambut Iduladha, semua orang merasakan euforia dan kepuasan.
5. Koordinasi dan kerjasama yang efektif

Pernahkah mengamati momentum pembagian daging kurban di Iduladha? Ternyata tidak hanya melibatkan satu individu. Sebelum hari raya Idul Fitri tiba, pasti ada panitia yang sudah terbentuk dengan masing-masing tugas dan peranannya. Meskipun terlihat sederhana, tapi juga ada pesan sosial yang bisa diresapi.
Pembagian daging kurban mengingatkan pentingnya koordinasi dan kerjasama yang efektif. Sebagai manusia kita tidak bisa bergerak hanya dengan mengandalkan diri sendiri. Tapi butuh komunikasi dan perencanaan bersama tim agar tujuan yang ingin direalisasikan terlaksana secara optimal.
Pembagian daging kurban memiliki sejumlah pesan sosial yang penting dalam masyarakat. Salah satu pesan sosial dari pembagian daging kurban adalah kita diingatkan secara tegas mengenai sikap peduli terhadap mereka yang kurang mampu. Sekaligus menjalin kerjasama untuk mewujudkan suatu tujuan. Ini menjadi menjadi salah satu cara untuk mempererat ikatan sosial serta meningkatkan kualitas hidup dalam masyarakat.