5 Program Unggulan Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Di masa kini platform digital seperti YouTube, kanal media daring, media sosial hingga podcast menjadi andalan masyarakat dalam mengakses beragam informasi, termasuk ilmu agama. Terlebih sejak pandemi yang membatasi interaksi langsung, dakwah digital atau virtual semakin diminati masyarakat. Untuk meningkatkan kemampuan literasi digital ulama, mubalig dan ustaz/ustazah di bumi Pasundan, Pemprov Jawa Barat menggelar Workshop Dakwah Digital untuk Ulama Jawa Barat. 

Ajang pengembangan kapasitas ini telah sukses diadakan pada tahun 2019 dan 2020. Total sudah lebih dari seratus ulama perwakilan puluhan organisasi massa Islam di Jawa Barat yang menjadi peserta. Para peserta tidak hanya mendapat materi teknis seperti public speaking dan produksi video, tetapi juga memperoleh ilmu monetisasi media digital dan etika di dunia maya. Dengan program ini, tentunya konten dakwah para ulama Jabar mampu dikemas lebih menarik dan bisa menjangkau audiens yang lebih luas lagi. 

Agar dakwah ulama-ulama Jawa Barat bisa mengglobal, kemampuan bahasa Inggris tentu jadi salah satu hal yang perlu dikuasai. Hal ini juga menjadi perhatian Pemprov Jawa Barat. Melalui program English for Ulama, Pemprov Jawa Barat beserta Kedutaan Inggris dan British Council memberi pelatihan bahasa Inggris bagi puluhan ulama.

Tidak hanya pelatihan bahasa, Pemprov Jawa Barat juga memfasilitasi diplomasi dakwah untuk menebarkan kisah positif Islam tanah air ke penjuru dunia. Pada Batch I English for Ulama, sebanyak lima ulama Jawa Barat berkesempatan untuk berdiskusi dengan komunitas muslim dan non muslim di sejumlah kota di Inggris. Kemudian, pada Batch II, tiga ulama Inggris berkunjung ke Jawa Barat untuk bertukar gagasan dengan para ulama lokal dan merasakan indahnya kerukunan Islam di Jawa Barat.

Untuk memberantas buta Al-Qur'an di Jawa Barat, pemerintah provinsi berinovasi menciptakan program Satu Desa Satu Hafiz (SaDesHa). Dalam program ini, para penghafal Al-Qur'an yang telah lolos seleksi akan ditugaskan ke desa-desa di seantero Jabar untuk mengajarkan tahfidz Al-Quran ke santri/masyarakat setempat. Minimal 10 santri di tiap desa akan mendapat pembinaan dari hafiz. 

Program SaDesHa sudah menyentuh ke ribuan desa di Jawa Barat. Tidak tanggung-tanggung, hingga kini jumlah peserta ajar tahfidz Al-Qur'an yang mengikuti pembinaan sudah mencapai angka 50.000 orang. Pemprov Jawa Barat berharap hafiz binaan SaDesHa bisa membagikan ilmunya ke masyarakat yang lebih luas lagi hingga lahirlah jutaan hafiz di Tatar Sunda.

One Pesantren One Product (OPOP) merupakan salah satu program prioritas 100 hari kerja Gubernur Jabar setelah dilantik pada tahun 2018. Program ini dibuat dengan tujuan kemandirian ekonomi bagi pesantren-pesantren yang ada di Jabar. Selain tidak perlu bergantung pada donasi orang tua santri/santriwati untuk menjalankan operasional pesantren, keberadaan lini usaha yang dikelola sendiri bisa jadi ajang pemberdayaan SDA dan SDM yang ada di lingkungan sekitar pesantren. 

Dalam program OPOP, Pemprov Jawa Barat melakukan market intelligence untuk mengetahui produk yang paling diminati pasar sekaligus menjadi business matchmaker bagi pihak swasta/pasar dan pesantren sebagai produsen produk. Peluang pemasaran produk-produk pesantren juga terbuka luas hingga ke tingkat nasional.

Produk bisnis pesantren peserta One Pesantren One Product sangatlah beragam. Selain usaha produk pertanian dan peternakan, ada juga pesantren-pesantren yang memiliki bisnis agensi perjalanan, minimarket bahkan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). 

Berbagai upaya peningkatan kualitas mental spiritual tidak hanya dimotori oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, tapi juga dilakukan oleh stakeholder lainnya seperti pesantren, masjid dan ulama-ulama. Sebagai upaya penghargaan bagi kegiatan inspiratif yang sudah dilakukan berbagai pihak, Biro Kesejahteraan Rakyat Pemprov Jabar mengadakan ajang Program Apresiasi Pesantren, Masjid, dan Ulama Juara Tahun 2022.

Sejumlah pesantren, masjid dan ulama yang inovatif dan kreatif menyabet penghargaan tersebut. Salah satunya adalah Pondok Pesantren Raudhatul Irfan di Ciamis yang diapresiasi karena kesuksesannya dalam menerjemahkan Kitab Kuning ke dalam bahasa Inggris, Sunda dan Indonesia. Pesantren ini juga sukses menyederhanakan Kitab Kuning dalam bentuk mindmap yang mudah dimengerti para santri muda.

Adanya Program Apresiasi Pesantren, Masjid, dan Ulama Juara tentunya bakal lebih memotivasi stakeholders di Jawa Barat untuk lebih kreatif lagi dalam dakwah dan pembangunan mental masyarakat Jabar.

Program-program Pemprov Jawa Barat untuk mewujudkan Jabar Juara Lahir Batin cukup komprehensif dan menyasar berbagai kalangan. Menurutmu, program mana yang paling menarik?