Kabar baik biasanya disambut penerimanya dengan rasa senang dan penuh antusiasme. Hal tersebut berlaku untuk kabar baik yang telah dinantikan maupun sifatnya kejutan.
Namun, pernahkah kamu menjumpai orang yang reaksinya terlihat aneh? Ya, ternyata setiap orang bisa saja punya sikap khas ketika menerima kabar baik. Contohnya lima cara menanggapi berikut ini.
Tipe ini adalah orang-orang yang sangat mudah memercayai kabar yang diterimanya. Mau kabar baik atau buruk, emosinya langsung terpengaruh. Bila kabar buruk, dia bakal seketika panik atau sedih.
Sedang untuk kabar baik, responsnya saat itu juga ialah secara refleks merayakannya. Misalnya, dengan bersorak atau menari senang seperti dalam ilustrasi. Tak jarang, dia juga langsung menraktir teman-teman sebagai bentuk rasa syukur. Kalau sampai kabar baiknya keliru, malu juga ya?
Tipe berikutnya yaitu mereka yang tidak bisa berlama-lama menyimpan kabar pun untuk diri sendiri. Umumnya, reaksi sesegera mungkin berbagi kabar ini dilakukan oleh pribadi yang ekstrover.
Mereka dapat memberitahukan kabar baik tersebut hanya pada orang terdekat secara psikis, orang yang secara fisik ada di sekitarnya saat itu, atau malah di media sosial. Sisi kurang baiknya adalah bila dia tidak mengerti adanya orang yang gampang dengki padanya.
Ia pasti menjadi bingung ketika seseorang bersikap menyebalkan atas kabar baik yang disebarkannya. Dia gak menyangka ada orang yang tak mampu ikut bahagia. Tanggapan orang lain yang negatif juga bisa melukai hatinya.
Rasa senang dapat terlihat jelas pada raut wajahnya. Senyumnya mengembang sempurna. Meski begitu, secara umum sikapnya tetap terkendali. Orang dengan respons seperti ini terhadap kabar bahagia biasanya memang sosok yang tenang.
Dalam kesehariannya, baik kabar baik maupun buruk tidak ditanggapinya secara berlebihan. Ia terpengaruh secara emosi oleh kabar-kabar tersebut. Namun, pengaruhnya tidak terlalu kuat sehingga tidak sampai mengubah perilakunya.
Inilah sikap yang paling tak umum dalam menerima kabar baik. Ketika hampir semua orang otomatis gembira saat menerima kabar baik, dia justru cenderung bereaksi secara negatif.
Ada saja pikiran buruk yang seketika muncul. Seperti, jangan-jangan ini hanya penipuan atau salah informasi. Pemikiran buruk ini membuatnya lebih suka mengabaikan kabar baik tersebut.
Ada perbedaan antara tipe ini dengan tipe dalam poin sebelumnya. Jika di poin 4 seseorang tidak memercayai kabar baik yang diterimanya dan memilih bersikap cuek, tipe yang satu ini tampak lebih aktif.
Ia sebetulnya juga kurang memercayai kabar baik tersebut. Akan tetapi, dia masih memiliki sedikit harapan kabar itu memang benar. Oleh karenanya, ia menelepon pihak-pihak terkait guna mendapatkan kepastian benar atau tidaknya kabar tersebut.
Meski reaksi nomor 4 dan 5 tampak berlawanan dengan sifat kabar yang menyenangkan, sebaiknya kamu memang tidak terlalu gampang memercayai kabar baik. Apalagi jika yang menyampaikannya bukan orang yang kamu kenal.
Misalnya, ketika ada penelepon yang menyatakan kamu menang undian. Apabila kamu langsung percaya dan merasa sangat senang, mudah sekali untukmu menjadi korban penipuan. Tetaplah waspada tanpa berlebihan dalam mencurigai.