Ketika mendengar kata red flag, yang terlintas dalam benak kita pasti tanda bahaya yang patut diwaspadai dalam hubungan romansa. Tidak salah, tapi bukan berarti red flag tidak ada dalam hubungan pertemanan.
Hubungan yang sehat selalu diisi dengan cinta, dukungan, dan kehangatan yang tulus. Sementara hubungan red flag ialah kebalikannya. Ada beberapa karakter atau tanda-tanda yang menunjukkan bahwa hubungan pertemanan kamu tidak sehat. Simak penjelasannya di bawah.
Apakah orang-orang dalam lingkaran pertemananmu mudah untuk menghakimi atau membicarakan hal buruk tentang orang lain? Bila iya, maka bisa jadi itu juga yang akan mereka lakukan terhadapmu.
Awalnya, kamu mungkin berpikir itu cara mereka untuk mengobrol dan menjadi dekat. Kalian sering berbagi keluhan dan cerita bersama. Namun, ketika mulai muncul gesekan antara kalian, kamu akan mudah merasas tidak nyaman dan aman. Dalam hatimu, kamu tahu temanmu pun akan mengumbar keburukanmu dengan orang lain.
Lingkaran pertemanan yang sehat dan saling mendukung membuatmu merasa nyaman menjadi dirimu sendiri. Dari situlah, hubungan autentik akan terbentuk. Ini yang akan membuatmu merasa tenang, dicintai, dan bahagia.
Beda cerita ketika orang di sekelilingmu membuatmu merasa tegang setiap waktu. Entah karena ia terlalu sering mengritikmu, mengeluhkan banyak hal tentangmu, atau membandingkanmu dengan orang lain. Hati-hati, bisa jadi lingkaran pertemananmu ialah toksik.
Hubungan seharusnya memberi sukacita dan energi positif lainnya. Tapi, bila kamu menemukan diri selalu merasa lelah setiap kali hang out dengannya, maka ini hal yang harus dipertanyakan. Apa hubungan pertemanan yang kalian ciptakan benar-benar murni atau sebaliknya?
Ini tanda bahwa hubungan mulai menjurus ke arah yang tidak sehat. Meneruskannya hanya akan melukai diri sendiri.
Sama halnya dengan hubungan romansa, relasi pertemanan pun tentang give and take. Kalau kamu hanya menjadi satu-satunya pribadi yang terus reach out, inisiatif ajak ngobrol atau ketemu tanpa ia melakukan hal yang sama, maka bisa jadi, hanya kamu yang menganggap penting hubungan ini.
Padahal, kepedulian dan usaha harus dibangun sama rata dari kedua pihak. Jangan sampai hanya satu yang berusaha, sementara yang lain hanya menginginkan hasil jadinya.
Penting bagi orang terdekatmu, termasuk teman atau sahabat, mengenal, mengerti, dan menghargai batas privasi yang kamu buat. Karena bila tidak, kamu pasti akan mudah merasa tertekan dan tidak didengar.
Seolah setiap hal yang kamu lakukan harus berdasarkan persetujuannya dulu. Tidakkah itu melelahkan?
Bila kamu melihat tanda di atas dalam hubunganmu, coba komunikasikan baik-baik dengan temanmu. Tidak salah, kok, speak up untuk hal yang benar. Dengan ini, temanmu pun akan mencoba untuk mengerti kemauanmu.