Bersama dengan salah satu sahabatnya yang bernama Karah, aktris Emma Roberts menginisiasi sebuah klub buku bernama Belletrist. Awalnya hanya hobi, kini klub buku tersebut jadi salah satu proyek serius untuk dua pelopornya.
Setiap bulannya, Emma dan Karah memilih satu rekomendasi novel yang bisa dibaca dan didiskusikan. Kebanyakan berupa karya fiksi atau novel. Berikut lima judul yang bisa kamu tengok dan cocokan dengan selera masing-masing.
If I Survive You merupakan kumpulan cerpen yang saling berkorelasi hingga akhirnya membentuk sebuah kesatuan. Escoffery memulai novel ini dengan kisah perjalanan sepasang suami istri asal Jamaika yang kabur dari kerusuhan 1970 di negaranya.
Sampai di negara tujuan, Amerika Serikat, pasangan ini disadarkan akan diskriminasi sistematik yang tidak menguntungkan warga kulit hitam. Apalagi imigran seperti mereka. Pada bab-bab berikutnya, kamu akan mengikuti sudut pandang beberapa karakter lain yang masih punya hubungan kekerabatan dengan suami istri tersebut.
Mirip dengan novel sebelumnya, buku rekomendasi Emma Roberts yang satu ini terdiri dari kumpulan cerita tiga tokoh yang berbeda. Semuanya adalah perempuan dengan masalah percintaan dan finansial yang juga beragam.
Banyak yang memasukkan novel karya Lisa Taddeo ini dalam kategori genre unhinged women dan modern love. Seperti kebanyakan novel-novel internasional, kedalaman sifat para karakternya sangat terasa. Tidak ada yang benar-benar jahat atau baik di sini.
The Arsonist City merupakan family saga dengan plot yang saling bertumpuk. Semua dimulai dengan sosok Zakaria, pemuda Palestina yang meninggal di sebuah kamp pengungsian di Beirut, Lebanon. Saat itu, masalahnya dengan sang kawan yang merupakan warga lokal Lebanon, Idris belum selesai.
Meski telah lama meninggal, keputusan Zakaria mengkhianati Idris ternyata berdampak di masa depan. Novel ini disusun dari beberapa sudut pandang dengan karakter yang cukup banyak. Butuh ketekunan untuk mencernanya, tetapi sekali baca bakal ketagihan lanjut sampai tamat.
Heather O'Neil memutuskan untuk mengeksplorasi tema persahabatan perempuan dalam novel When We Lost Our Heads. Cerita dimulai dengan perkenalan Marie Antoine dengan Saddie Arnett. Datang dari keluarga yang berbeda status, mereka ternyata bisa menjadi sahabat yang rukun dan tak terpisahkan.
Sampai satu insiden memaksa mereka untuk tak lagi berteman dan menghabiskan masa remaja dengan jalan masing-masing. Ketika dewasa, Marie Antoine bertahan di kampung halamannya untuk melanjutkan bisnis sang ayah, sementara Sadie Arnett merantau ke kota lain. Hingga satu hari, mereka harus menghadapi masalah yang sama.
Rose Napolitano adalah seorang wanita karier yang akhirnya menikah setelah menemukan pria yang sama-sama tak berniat memiliki anak. Namun, konsensus pranikah tersebut ternyata diingkari sang suami yang justru mendorongnya untuk hamil. Rose pun berada di persimpangan jalan. Kukuh dengan prinsipnya atau harus mengorbankan segalanya demi ambisi suami. Lantas, apa konsekuensi dari salah satu keputusan tersebut?
Novel ini mengeksplor isu identitas dan peran perempuan di dalam dan di luar rumah tangga. Terutama membahas peran menjadi ibu yang disematkan pada perempuan oleh masyarakat seakan tanpa ada pilihan lain.
Bisa disimpulkan kalau Belletrist yang dikelola Emma Roberts dan Karah banyak merekomendasikan buku-buku bergenre drama domestik. Seru sih isunya, terutama buat yang punya ketertarikan khusus dengan feminisme.