Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sebab Bahagia Kadang Rumit, Tak Sesederhana Orang Bilang

ilustrasi bahagia (pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi bahagia (pexels.com/Liza Summer)

Kalimat bahwa bahagia itu sederhana sudah gak asing lagi di telinga kita. Memang, sih, bahagia tidak menuntut terlalu banyak syarat. Namun tetap saja, bahagia kadang rumit dan gak semudah itu. 

Ada hal-hal yang akhirnya menghambat kita untuk merasakan kebahagiaan secara sempurna. Rasa bahagia yang seharusnya meluap, justru surut akibat situasi seperti di bawah ini. Meski begitu, kebahagiaan harus tetap disyukuri, ya!

1. Sumber kebahagiaan kita boleh jadi sumber kesedihan orang lain

ilustrasi menutupi wajah (pexels.com/Vie Studio)
ilustrasi menutupi wajah (pexels.com/Vie Studio)

Kadang kala kita seperti merebut kebahagiaan orang lain tanpa sengaja. Misalnya, terpilihnya kita menjadi juara kompetisi berarti kesedihan untuk peserta lain yang kalah. Di antaranya mungkin ada teman kita.

Tentu saja kita gak perlu selalu mengalah dari orang lain. Antara tega dan tidak, semua orang sudah punya nasib masing-masing. Bagaimanapun, kita juga layak atas kemenangan itu.

2. Saat kita bahagia, orang terdekat tengah berduka

ilustrasi bersedih (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi bersedih (pexels.com/Mikhail Nilov)

Sumber kebahagiaan kita berbeda dengan sumber kesedihan orang lain. Walau demikian, ini tetap membuat suasana kurang menyenangkan. Kita tak mungkin mengekspresikan kebahagiaan ketika orang terdekat sedang sangat sedih.

Ada tanggung jawab moral buat kita berusaha menghibur sahabat atau saudara yang tengah berduka. Bahkan sebisa mungkin kita tidak menampilkan kebahagiaan pribadi dulu demi rasa solidaritas. Kita bukannya berpura-pura sesedih dia, tetapi memang harus mengembangkan empati.

3. Bahagia sering butuh modal

ilustrasi berbelanja (pexels.com/Tim Douglas)
ilustrasi berbelanja (pexels.com/Tim Douglas)

Uang tidak menjamin kebahagiaan. Namun, nyatanya bahagia tanpa punya uang sama sekali juga tak mungkin. Materi tetap diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan setidaknya sebagian keinginan.

Bila keinginan yang paling sederhana saja tak pernah tercukupi, batin kita juga akan tertekan. Terlebih kalau kita harus berhemat dengan sangat ketat dalam waktu panjang. Bukannya bahagia, kita malah stres.

4. Mengekspresikan kebahagiaan justru dicap pamer

ilustrasi ekspresi kebahagiaan (pexels.comAllan Mas)
ilustrasi ekspresi kebahagiaan (pexels.comAllan Mas)

Kebahagiaan tentu tidak layak terus ditutupi atau disambut dengan sikap dingin. Sekalem apa pun kita pasti akan secara otomatis mengekspresikan kebahagiaan. Apalagi kebahagiaan itu diraih dengan susah payah.

Sayangnya, sebagian orang kadang salah menangkap ekspresi rasa senang kita. Bukannya ikut bahagia atau minimal biasa saja, mereka malah menuduh kita tengah pamer. Pandangan negatif pun bisa tak henti-hentinya ditujukan pada kita.

5. Sesuatu yang dulu bikin kita bahagia, sekarang tidak lagi

ilustrasi bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ternyata penyebab kebahagiaan kita tidak kekal. Sesuatu yang dahulu bikin happy setengah mati, boleh jadi sekarang justru terasa menyengsarakan. Contohnya, pemindahan tugas oleh kantor.

Ketika kita belum lama bekerja dan masih single, pindah-pindah tempat tugas terasa seperti angin segar. Kita terhindar dari kebosanan sekalian menambah pengalaman serta wawasan di berbagai daerah. Rasanya kita seperti diberi kesempatan mencicipi tinggal di berbagai wilayah di tanah air masih pula digaji.

Akan tetapi setelah kita berkeluarga, keinginan kita berubah. Kita ingin menetap di suatu tempat bersama keluarga. Pindah tugas hanya berarti sekolah anak ikut pindah dan ini mungkin menyulitkan proses adaptasinya. Pilihan lain adalah kita tinggal berjauhan dari pasangan dan anak.

Dengan berbagai situasinya, kebahagiaan tidaklah sama dengan kesedihan. Sekalipun rasanya agak berbeda dengan kebahagiaan serupa di waktu lampau atau kita harus mengontrol ekspresinya, jangan lupa buat berterima kasih pada Sang Pencipta. Orang yang paling bahagia ialah orang yang pandai bersyukur.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us