ilustrasi bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Ternyata penyebab kebahagiaan kita tidak kekal. Sesuatu yang dahulu bikin happy setengah mati, boleh jadi sekarang justru terasa menyengsarakan. Contohnya, pemindahan tugas oleh kantor.
Ketika kita belum lama bekerja dan masih single, pindah-pindah tempat tugas terasa seperti angin segar. Kita terhindar dari kebosanan sekalian menambah pengalaman serta wawasan di berbagai daerah. Rasanya kita seperti diberi kesempatan mencicipi tinggal di berbagai wilayah di tanah air masih pula digaji.
Akan tetapi setelah kita berkeluarga, keinginan kita berubah. Kita ingin menetap di suatu tempat bersama keluarga. Pindah tugas hanya berarti sekolah anak ikut pindah dan ini mungkin menyulitkan proses adaptasinya. Pilihan lain adalah kita tinggal berjauhan dari pasangan dan anak.
Dengan berbagai situasinya, kebahagiaan tidaklah sama dengan kesedihan. Sekalipun rasanya agak berbeda dengan kebahagiaan serupa di waktu lampau atau kita harus mengontrol ekspresinya, jangan lupa buat berterima kasih pada Sang Pencipta. Orang yang paling bahagia ialah orang yang pandai bersyukur.