5 Sebab Gak Suka Ditanya Umur, Takut Terlihat Tua atau Muda?

Kalau kamu sedang bersama teman sekelas atau seangkatan, pertanyaan seputar usia biasanya gak mengisi percakapan kalian. Dirimu hampir yakin semua kawan sepantar. Paling cuma beda bulan lahir atau maksimal selisih setahun darimu. Tergantung mereka mulai bersekolah di usia berapa dan pernah ikut kelas akselerasi atau tidak.
Tapi ketika kamu bersama orang lain yang gak dapat diperkirakan usianya, barangkali dirimu tertarik buat menanyakannya. Maksudmu mungkin biar lebih enak saja saat mengobrol dengannya. Juga supaya dirimu tidak keliru dalam menggunakan kata panggilan. Kamu tak mau terkesan gak sopan.
Namun, justru pertanyaan tentang umur dapat dianggap tidak sopan oleh orang lain. Mereka terlihat ragu menjawabnya atau berkelit agar tak perlu menyebutkan angka yang pasti. Kenapa mereka bersikap setertutup itu dan hanya mau menuliskan usia untuk formulir tertentu? Berikut penjelasan mengapa seseorang gak suka ditanya umur.
1. Takut wajah dinilai lebih tua dari usianya
Kamu pasti sudah sering mendengar atau bahkan menggunakan kata boros untuk menggambarkan wajah orang yang terlihat lebih tua dari usianya. Seperti ia tampak telah berumur 40 tahun, tapi ternyata usianya 30 tahun pun belum. Buat orang yang suka mengolok-olok, kejadian seperti ini tentu menyenangkan mereka.
Namun, jelas bikin malu orang yang disebut bermuka boros. Bahkan bila kamu cuma keliru menyangka umurnya 3 atau 5 tahun lebih tua dari aslinya, ini sudah membuatnya malu berat. Masalah penampilan mudah menurunkan kepercayaan diri. Sehabis perbedaan wajah dengan usianya dikomentari, ia bisa merasa buruk dalam waktu lama.
Kebanyakan orang ingin terlihat lebih muda dari umur yang sebenarnya. Itu sebabnya orang senang jika parasnya dipuji awet muda. Penilaian sebaliknya amat tidak diharapkan. Mereka yang gak yakin wajahnya bakal dianggap terlihat lebih muda atau paling gak sesuai dengan usianya lebih suka tidak menjawab pertanyaan tentang umur.
2. Gak mau panggilan yang menyenangkan berubah
Masih dengan kecenderungan orang lebih suka terlihat awet muda, mereka juga lebih gembira dengan panggilan tertentu. Seperti dipanggil kakak ketimbang bapak atau ibu. Biasanya orang-orang berusia kepala tiga mendapatkan panggilan kakak dan bapak atau ibu secara berganti-ganti.
Mereka yang lebih suka dipanggil kakak walaupun sudah berumur 35 tahun ke atas menjadi enggan menyebutkan usia aslinya. Mereka gak mau lawan bicara yang masih berusia di bawah 25 bahkan 20 tahun seketika meralat panggilannya menjadi bapak atau ibu. Panggilan yang terakhir itu menurut mereka lebih cocok untuk orang berusia 40 atau 45 tahun ke atas.
Mereka yang mau dipanggil dengan kakak atau mas atau mbak membiarkan usianya tetap samar. Bila selama ini kamu memanggil seseorang dengan panggilan kakak dan sejenisnya, lanjutkan saja tanpa perlu memastikan usianya. Toh, dirimu otomatis tahu orang-orang yang benar-benar tampak sudah berumur dan lebih pantas dipanggil dengan bapak atau ibu.
3. Tak mau dianggap anak kemarin sore
Namun, ada juga orang yang malas menyebutkan usianya karena dia tahu menjadi yang paling muda di suatu circle atau tongkrongan. Kalau dia jujur tentang umurnya bisa-bisa mendapatkan perlakuan yang buruk dari teman yang merasa senior. Jika ia pria dapat sengaja menumbuhkan kumis dan jenggot supaya tampak lebih tua dari usia sebenarnya.
Terlihat lebih tua dari orang lain kadang ada keuntungannya. Seseorang tampak lebih berwibawa sehingga orang lain gak berani macam-macam. Di lingkungan yang sangat dipengaruhi oleh senioritas, dikira lebih tua membuatnya lebih aman dari berbagai bentuk perundungan.
Kalaupun gak sampai terjadi bullying, terkadang pengalaman orang yang lebih muda diremehkan. Ini tidak bagus untuk prospek pekerjaan. Agar dirinya dipandang lebih ahli, ia menyembunyikan usia yang sesungguhnya dari rekan-rekan. Tampak sepantar atau lebih tua dari mereka memudahkannya memperoleh respek dan kepercayaan.
4. Malas usianya disamakan dengan seseorang yang tidak dikenal
Barangkali kamu juga pernah mengalami saat menjawab pertanyaan tentang usia. Begitu dirimu menyebutkan angka, lawan bicara sontak berkata bahwa umurmu sama dengan salah satu orang terdekatnya. Misalnya, kamu seumur dengan pasangan atau adiknya.
Bagi beberapa orang, disamakan dalam hal apa pun dengan orang lain amat tak menyenangkan. Terlebih mereka juga gak kenal dengan orang yang dimaksud. Pikir mereka, terus kenapa kalau usia kalian sama? Seberapa penting kesamaan tersebut untuk percakapan kalian saat ini?
Tanggapan yang menyamakan usia seseorang dengan orang lain begini dinilai kurang relevan. Mereka juga bisa bingung dalam meresponsnya. Mereka paling cuma mengangguk-angguk atau tersenyum. Berbeda bila usianya ternyata sama dengan lawan bicara yang dapat membuat obrolan makin cair.
5. Sering disambung dengan status pernikahan dan jumlah anak
Lantaran seseorang gak suka ditanya umur, tidak jarang suasana berubah menjadi seperti interogasi gara-gara pertanyaan seputar usia yang dijawab dengan jujur. Kalau seseorang mengatakan usianya sudah 25 tahun atau lebih dari itu, banyak orang langsung melanjutkannya dengan pertanyaan sudah menikah atau belum. Atau, telah punya anak berapa?
Pertanyaan lanjutan itu yang dihindari oleh mereka yang malas menjawabnya. Seolah-olah mereka harus sudah berkeluarga di usia tersebut. Apabila mereka menjawab belum menikah dan memiliki anak, nanti lawan bicara seakan-akan kaget mendengarnya.
Bertambah panjang lagi pertanyaan yang mengusik privasi. Misalnya, pertanyaan mengenai alasan belum juga menikah. Lalu dilanjutkan dengan ceramah yang seolah-olah menganggap negatif keputusannya masih melajang di usia itu. Dengan menutupi umur, mereka berharap gak ada sikap kepo lebih lanjut.
Pertanyaan tentang usia sebenarnya wajar kalau kamu sudah cukup dekat dengan seseorang. Kalian sering bertemu dan berkegiatan bersama. Akan tetapi, sebaiknya hindari pertanyaan ini ketika kalian cuma berjumpa dalam perjalanan atau pertemuan yang gak disengaja lainnya.
Selain itu, bukan kapasitasmu juga untuk bertanya usia seseorang karena hal tersebut masuk ke dalam ranah privasi. Apalagi bila kalian lawan jenis, pertanyaan tentang usia justru dapat disalahpahami sebagai hal yang negatif. Seperti kamu bermaksud menggodanya atau punya fantasi seks dengan orang berusia tertentu. Maka hati-hati sebelum melontarkannya, ya!