5 Sebab Orang Meninggalkan Kenyamanan dan Memulai lagi dari Nol

Siapa yang tidak menginginkan kenyamanan hidup? Semua orang pasti berusaha untuk membuat hidupnya senyaman mungkin, bukan justru sebaliknya alias sengsara. Salah satu indikator kenyamanan hidup ialah kebutuhan dan keinginan yang bisa terpenuhi dengan mudah.
Maka pekerjaan dan pendapatan yang bagus menjadi penting agar seseorang dapat hidup dengan nyaman. Tapi beberapa orang yang sudah mencapai standar umum kenyamanan hidup malah seperti menyia-nyiakannya dengan meninggalkannya begitu saja. Misalnya, mereka melepaskan pekerjaan bergengsi yang memberikan pendapatan tinggi.
Pekerjaan barunya bisa membuatmu kaget karena gak sebaik pekerjaan lamanya. Atau, seseorang yang kehidupannya amat terjamin karena privilese dari orangtuanya memutuskan berkelana dan mencari pekerjaan murni atas usahanya sendiri. Apa yang mendorong mereka sampai berani meninggalkan kenyamanan dan memulai lagi dari nol? Berikut uraiannya.
1. Menyadari adanya keburukan dalam kenyamanannya selama ini
Nyaman dan baik kadang tidak beriringan. Keadaan yang paling ideal adalah kehidupan yang nyaman sekaligus baik. Tapi ada kalanya seseorang dibuat bimbang oleh pilihan melanjutkan kenyamanan yang mengandung keburukan atau meninggalkannya demi kebaikan yang besar.
Contohnya, seseorang sudah hidup kaya raya. Dari segi kenyamanan dunia, ia memperolehnya. Namun, dia sadar bahwa tidak semua kekayaannya didapatkan dari cara-cara yang baik. Bahkan mungkin sebagian besar hartanya merupakan hasil kejahatan. Saat kesadaran ini sudah muncul, nurani tidak bisa terus dibungkam.
Setelah cukup lama ia mencoba menikmati saja kekayaannya, akhirnya dia gak kuat terus berpura-pura bahagia. Kondisi hidupnya yang dari luar terlihat begitu ideal justru menjadi sumber siksaan baginya yang kian membesar. Saat ia tidak mampu lagi menanggung konflik batin yang dialami, dia memutuskan buat melepaskan saja semuanya. Hanya dengan begitu ia dapat merasakan kenyamanan yang sejati.