Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seseorang berbicara (freepik.com/freepik)
ilustrasi seseorang berbicara (freepik.com/freepik)

Pertanyaan tentang status perkawinan seseorang pastinya adalah topik yang sensitif dan bisa membuat orang lain merasa gak nyaman. Coba bayangkan, kamu yang berada di posisi orang tersebut dan situasinya. Kamu memang belum bertemu dengan jodoh, tapi pasti rasanya gak enak, kan?

Nah, itulah kenapa kamu perlu peka jika membahas topik satu ini. Ini dia lima sikap etis yang perlu diperhatikan saat bertanya tentang status perkawinan seseorang. Jangan asal ceplas-ceplos!

1. Hormati privasi orang lain

ilustrasi seseorang orang ngobrol (freepik.com/freepik)

Saat bertanya tentang status perkawinan seseorang, pertama-tama kamu harus menghormati privasi orang tersebut. Status perkawinan adalah masalah pribadi yang mungkin punya cerita, sejarah, atau konteks emosional yang rumit. Kamu gak tahu seberapa sensitif hal tersebut bagi orang lain.

Jadi, sebelum bertanya, pertimbangkan apakah itu informasi yang pantas untuk dibagikan dalam situasi tertentu dan apa orang tersebut akan nyaman untuk membicarakannya. Jangan anggapm bahwa status perkawinan seseorang adalah topik yang pantas untuk didiskusikan secara terbuka, serta bisa dijadikan topik basa-basi belaka, ya.

2. Pilihlah waktu dan tempat yang tepat

ilustrasi bersama teman yang suka validasi (pexels.com/Charlotte May)

Sikap etis lainnya adalah kamu harus memilih waktu dan tempat yang tepat untuk bertanya tentang status perkawinan seseorang. Hindari bertanya tentang hal ini di depan orang banyak atau dalam situasi yang gak pantas, seperti acara sosial atau pertemuan kerja. Sebab, itu gak ada hubungannya dengan acara tersebut.

Sebaliknya, carilah waktu dan tempat yang tenang dan pribadi. Cari momen di mana kamu bisa mengobrol santai dengan orang tersebut, tanpa gangguan atau tekanan dari pihak lain.

3. Gunakan bahasa yang tepat dan sopan

ilustrasi bersama sahabat (pexels.com/Liza Summer)

Ketika kamu bertanya tentang status perkawinan seseorang, pastikan untuk menggunakan bahasa yang tepat dan sopan, ya. Hindari membuat asumsi tentang status perkawinan seseorang hanya berdasarkan penampilan atau perilakunya.

Misalnya, hanya karena dia terlihat gak memakai cincin kawin atau karena style berpakaiannya yang tampak seperti orang yang masih jomblo. Sebaliknya, tanyakan dengan sopan dan tanpa memojokkan. Misalnya, "Apakah kamu punya pasangan atau sudah menikah?", daripada berasumsi bahwa dia sudah menikah, hanya karena melihat cincin di jarinya.

4. Siapkan diri untuk berbagai jawaban

ilustrasi orang ngobrol (pexels.com/Sam Lion)

Saat kamu bertanya tentang status perkawinan seseorang, kamu juga harus siap menerima berbagai jenis jawaban. Beberapa orang mungkin bisa dengan santai membahas tentang status perkawinannya, sementara yang lain mungkin merasa gak nyaman atau gak ingin membahasnya.

Jadi, jangan terlalu kaget jika kamu mendengar dia menolak menjawab. Terimalah jawabannya dengan lapang dada dan tanpa menghakimi. Ingatlah, bahwa status perkawinan seseorang gak menentukan nilai atau martabat dia sebagai individu.

5. Hindari mengambil kesimpulan atau memberi penilaian sendiri

ilustrasi seseorang mendengarkan (pexels.com/Julia Larson)

Sekali lagi, kamu harus ingat untuk tetap netral dan hindari mengambil kesimpulan atau memberi penilaian tentang seseorang berdasarkan status perkawinannya. Bukan berarti mereka yang sudah menikah itu lebih baik daripada yang belum.

Selain itu, setiap orang punya alasan yang berbeda-beda untuk status perkawinannya. Hal itu adalah hak dia untuk membuat keputusan yang sesuai dengan prinsip hidupnya. Jangan membuat asumsi tentang kepribadian atau keberhasilan seseorang berdasarkan apakah dia sudah menikah atau belum.

Bertanya tentang status perkawinan seseorang bisa menjadi topik yang sensitif, dan penting untuk melakukannya dengan hati-hati. Jangan sampai kamu membuat orang lain merasa gak nyaman atau terdiskriminasi karena pertanyaan ini.

Ingatlah, bahwa status perkawinan seseorang bukan tolak ukur dari nilai atau martabatnya sebagai individu. Setiap orang punya hak untuk menjaga privasinya sendiri dalam hal tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team