Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi belanja di minimarket (pexels.com/かわい サムライ)

Tindakan Israel yang bisa digolongkan sebagai upaya genosida terhadap rakyat Palestina jadi pusat perhatian dunia. Situasi yang menewaskan banyak jiwa, terutama anak-anak dan perempuan, membuat warga dunia geram. Aksi boikot produk yang berafiliasi dengan Israel pun jadi buntut dari isu tersebut.

Boikot merupakan bentuk protes atas ketidaksetujuan orang atau kelompok tertentu kepada suatu isu. Dalam 4 bulan terakhir, aksi boikot gencar disuarakan untuk memprotes genosida yang dilakukan Israel. Produk-produk yang diduga berafiliasi dengan aksi Israel pun kena imbasnya.

Namun, aksi boikot produk tetap menuai pro-kontra. Sebagian jelas ingin menekan Israel untuk menghentikan serangannya ke Palestina. Sebagian lainnya berpendapat bahwa boikot bukanlah solusi dan malah merugikan pihak-pihak tertentu.

Terlepas dari itu, aksi boikot sebenarnya bukan sekadar bentuk protes. Ada solidaritas global yang tidak ternilai di baliknya. Oleh karena itu, mari menilik sisi positifnya, seperti yang sudah dirangkum di bawah ini. Simak, yuk!

1. Mendorong solidaritas global

potret aksi bela Palestina (pexels.com/Mohammed Abubakr)

Ya, aksi boikot bisa dikatakan sebagai solidaritas global yang tidak ternilai harganya. Aksi ini dibungkus dengan rasa empati sebagai sesama manusia, yang mana harus mendapatkan keadilan yang sama. Warga dunia gusar melihat semakin banyaknya korban yang tumbang.

Solidaritas dilandasi saling percaya dan setia demi tujuan yang sama. Dengan adanya aksi boikot produk, solidaritas global ikut terdorong untuk melakukan tindakan nyata terhadap ketidakadilan. Tentu tindakan ini akan berpengaruh besar jika dilakukan secara masif dan global.

2. Menjadi bukti kepedulian terhadap isu sosial

potret aksi bela Palestina (pexels.com/Alfo Medeiros)

Manusia diciptakan saling terhubung dan ada berbagai tanggung jawab yang harus diemban bersama. Manusia tidak boleh abai pada isu-isu sosial seperti kemiskinan, diskriminasi, serta ketidakadilan yang sering terjadi. Sudah selayaknya manusia saling membahu menciptakan lingkungan yang lebih damai.

Aksi boikot produk yang terjadi saat ini menjadi salah satu bukti kepedulian terhadap isu sosial, bukan semata-mata tentang agama. Manusia tidak bisa diam saja saat kekacauan terjadi di depan mata. Berpartisipasi dalam boikot adalah satu langkah nyata untuk menjaga keberlanjutan dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik.

3. Berani bersuara dalam tindakan

ilustrasi belanja di minimarket (pexels.com/かわい サムライ)

Unjuk rasa atau demontrasi biasanya jadi langkah pertama untuk menyuarakan ketidaksetujuan. Bicara lantang di depan publik sambil membawa poster jadi andalan. Sayangnya, unjuk rasa sering dianggap kurang berpengaruh dan hanya menimbulkan kericuhan.

Berbeda dengan unjuk rasa, aksi boikot produk lebih menunjukkan tindakan nyata. Boikot dilakukan sebagai bentuk keberanian menolak dengan tindakan berhenti membeli atau menggunakan produk dari perusahaan yang mendukung ketidakadilan. Boikot dapat menekan perusahaan untuk mempertimbangkan kembali keterlibatannya.

4. Jadi lebih bijak dalam berbelanja

ilustrasi belanja di supermarket (pexels.com/Atoms)

Sebelum aksi boikot produk jadi buah bibir, sebagian besar dari masyarakat kurang jeli dalam memilih produk yang digunakan. Pilihan untuk membeli hanya berdasarkan pada kebutuhan dan keinginan. Di balik itu, ternyata ada dampak signifikan pada isu sosial dari tiap produk yang dikonsumsi atau digunakan.

Tentu aksi boikot produk akhirnya menyadarkan masyarakat untuk lebih bijak dalam berbelanja. Produk yang digunakan sebaiknya selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan. Dampaknya terhadap lingkungan juga jadi isu yang layak dipertimbangkan saat berbelanja.

5. Melejitkan penjualan produk lokal

ilustrasi belanja di supermarket (pexels.com/Hobi industri)

Ini yang paling penting, dampak aksi boikot terhadap pasar lokal. Meski masyarakat yang kontra mengatakan boikot berdampak buruk bagi karyawan di perusahaan yang diboikot, tetapi ada sisi positif lain yang ikut tersorot. Tidak lain sorotan itu tertuju kepada melejitnya produk-produk lokal.

Tidak dapat dimungkiri, produk asing selama ini cukup mendominasi pasar. Masyarakat lebih menyukai produk asing ketimbang produk lokal. Setelah mengetahui kebanyakan produk asing terafiliasi dengan Israel, masyarakat pun berangsur beralih ke produk lokal. Jika aksi ini terus berjalan, lambat laun produk lokal akan semakin melejit di pasaran.

Aksi boikot produk yang berafiliasi dengan Israel memang menjadi pilihan masing-masing individu. Jika dilihat dari kacamata kasar, tindakan yang dilakukan dengan dasar empati ini jelas membawa dampak positif. Namun, tetap perlu adanya pertimbangan matang agar aksi boikot tidak menimbulkan dampak negatif yang tak diinginkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team