5 Tahapan Emosi yang akan Dilalui Seseorang dalam Menghadapi Kesedihan

Dalam tahapan ini, biasanya kamu akan mulai merespons kesedihan dan ketakutan yang datang dengan penyangkalan. Kamu akan berpura-pura tidak tahu, tidak merasakan, atau bahkan tidak mau mengakui bahwa sesuatu yang menyedihkan itu nyata.

Penyangkalan ini menjadi bagian dari mekanisme pertahanan diri atas emosi negatif yang sebenarnya mulai dirasakan. Proses ini adalah bentuk perlindungan pada mental kamu untuk mencerna pengalaman menyedihkan tersebut secara perlahan dan penyangkalan tadi mulai surut.

Jika penyangkalan adalah bentuk perlindungan diri, maka marah menjadi tahapan untuk melampiaskan emosi yang muncul. Kesedihan yang mendalam akan memicu marah yang besar hingga tanpa sadar kamu memilih cara pelampiasan emosi pada orang lain atau benda mati.

Perasaan putus asa, takut, hingga benci mulai diarahkan pada pihak lain. Meski terkesan membabi buta, tapi tahapan ini perlu dilalui demi memberi waktu pada logika untuk kembali dan mengendalikan emosi yang ada. Saat sudah mampu berpikir dengan logis, kamu akan jauh lebih tenang dalam bersikap.

Dalam meraih kembali kontrol diri, tahapan menawar situasi akan mulai dipilih saat menyadari kesedihan sudah tak terhindarkan lagi. Kamu akan mulai berandai-andai dan menjanjikan sesuatu dibalim emosi negatif yang mulai semakin nyata.

Misalnya, saat kehilangan seseorang, kamu akan berandai-andai bisa bertemu kembali sekali lagi. Saat mengalami musibah, ada janji yang terucap untuk lebih mendekatkan diri pada Tuhan jika diberi pertolongan kembali.

Meski masih tetap terasa menyakitkan, tapi proses menawar ini akan membantumu menunda datangnya rasa sedih yang makin dalam. Kebingungan akibat ketakutan yang muncul juga akan terjadi.

Saat ketiga tahapan tadi dirasakan sebagai bentuk perlawanan terhadap emosi negatif, pada akhirnya kamu harus tetap merasakan dan menghadapi kesedihan serta ketakutan tersebut. Meski sudah berusaha sangat keras untuk melawan, tapi terkadang ada satu titik di mana kamu merasa tidak mampu dan jadi putus asa.

Imbasnya, kamu jadi semakin stres atau bahkan sampai di tahapan depresi jika kumpulan emosi negatif tadi mulai terasa makin menjatuhkan mental. Dalam kondisi ini, gak ada salahnya untuk mulai mencari bantuan, entah itu dari keluarga, sahabat, atau ahli seperti psikolog.

Acceptance merupakan tahapan di mana kamu akan mulai menerima, bahwa kerjadian tersebut memang harus dialami. Meski gak selalu berakhir bahagia, tapi setidaknya kamu sudah paham kalau setiap kejadian punya makna dalam hidup. Dalam prosesnya, kamu juga akan mulai berpikir langkah selanjutnya untuk menjalani hidup.

Saat sudah mencapai tahapan emosi ini, ada keyakinan yang mulai tumbuh bahwa akan ada hari esok yang lebih baik. Sembari terus berusaha mencapai move on, perubahan yang dialami pasca kejadian menyedihkan tadi juga akan mendewasakan pikiran dan mental pun akan semakin tangguh.

Setiap tahapan emosi tadi punya perannya masing-masing dalam mengantar kita ke titik move on. Pada akhirnya, kejadian yang mendatangkan rasa sedih akan jadi bagian dari tempaan hidup yang makin menguatkan mental. Gak masalah bersedih, asal tahu cara menghadapi dan melewatinya agar tak terjebak dalam keterpurukan.