5 Tanda Ekspektasimu pada Orang Lain Sudah Gak Masuk Akal 

Ada beberapa hal yang membuat orang lain gak akan selalu ada untukmu saat kamu sedang dalam masalah apa pun. Pertama, mereka gak tahu kamu sedang membutuhkan mereka.

Kedua, sama sepertimu, mereka juga sedang mengalami masalah bahkan mungkin lebih berat daripada masalahmu. Ketiga, mereka sedang cukup baik-baik saja dan tahu kamu membutuhkan mereka.

Tetapi mereka merasa kamu sudah dewasa, seharusnya bisa mengatasi kesulitanmu sendiri, dan selama ini kamu telah terlalu bergantung pada orang lain. Mereka berpikir sudah waktunya untukmu belajar lebih mandiri.

Selama saat kamu becermin, kamu gak mendapati dirimu telah berubah menjadi sesuatu yang tembus pandang, jangan berharap siapa pun dengan sendirinya bisa mengerti perasaan dan pikiranmu. Bahkan meski itu orang-orang terdekatmu.

Sedekat apa pun kalian dan sepeka apa pun orang itu, kamu tetap butuh bicara. Makin kompleks perasaan dan pikiranmu, makin kamu harus mengatakannya. Jika tidak, wajar sekali bila orang lain tetapi tidak mengerti atau malah menjadi keliru memahamimu.

Setelah kamu berusaha menjelaskan isi hati, pikiran, dan keinginan-keinginanmu; itu juga bukan jaminan orang lain akan bisa sepenuhnya memahamimu. Sebesar apa pun kemampuan berempati seseorang, perbedaan pengalaman sangat bisa membuatmu merasa tetap gak terpahami.

Bahkan saat dia pernah mengalami peristiwa atau masalah yang sama denganmu, perbedaan persepsi atas peristiwa atau masalah itu bisa menciptakan penghalang tak kasatmata antara kamu dan dirinya.

Sekalipun dalam kehidupan sehari-hari kamu sadar gak ada manusia yang sempurna, kadang jadi lain urusannya saat kamu sudah membicarakan idolamu. Atau seseorang yang tak selalu kamu idolakan tetapi kamu mengenalnya sebagai orang yang amat baik dan penuh bakat.

Saat mendapati mereka melakukan kesalahan, rasanya jadi gak mungkin. Itu seperti garis lurus berwarna hitam yang tiba-tiba membelok tajam dan berubah merah. Ini bisa membuatmu merasa amat kecewa pada orang lain padahal kamu sendiri yang diam-diam telah mengembangkan harapan yang tak masuk akal padanya.

Kamu gak bisa benar-benar berterima kasih pada orang lain yang telah berusaha menolongmu hanya karena pertolongan mereka gak sesuai dengan yang kamu harapkan. Entah dalam besarannya atau caranya.

Misal, kamu butuh pinjaman uang sebesar lima juta. Orang lain hanya bisa memberimu satu juta dan dia bilang kamu gak usah mengembalikannya. Dia gak punya banyak, tetapi dia benar-benar ingin membantumu.

Bukannya berterima kasih karena sekarang kamu tinggal mencari sisa kekurangannya, kamu malah merasa gak terima. Sebab uang yang diberikannya hanya seperlima dari kebutuhanmu dan penegasannya bahwa itu bukan utang melainkan pemberian serta-merta membuatmu tersinggung.

Kamu selalu menilai sesuatu hanya dari sudut pandangmu, berdasarkan standarmu sendiri. Seolah-olah kamu lupa orang lain juga punya sudut pandang dan standar mereka sendiri.

Sampai di sini, sudah seberapa masuk akal ekspektasimu pada orang lain?