Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Gak Boleh Merokok di Rumah Orang, Jadilah Tamu yang Beretika

ilustrasi bertamu (pexels.com/cottonbro studio)

Untukmu yang terbiasa merokok, tidak melakukannya dalam beberapa jam saja memang bikin gak tenang. Banyak perokok merasa mulutnya menjadi asam bahkan pusing. Bagi perokok berat, kerap terdengar perkataan bahwa lebih baik tidak makan daripada gak merokok. Namun, sesuka apa pun dirimu pada rokok jangan melakukannya di sembarang tempat.

Kamu berhak merokok, tetapi semua orang juga berhak atas udara yang bebas dari asap rokok. Apalagi ketika dirimu bertamu di rumah siapa pun. Kamu gak boleh seenaknya mengeluarkan lalu menyalakan rokok. Tindakan seperti ini amat tidak sopan serta merugikan pemilik rumah.

Hindari menjadikan ada atau tidaknya teguran langsung dari pemilik rumah sebagai patokan merokok dilarang atau diperbolehkan. Kamu mesti memahami tanda-tanda tuan rumah tidak menyukai tamunya merokok. Perhatikan lima hal berikut supaya kedatanganmu kembali di waktu mendatang tetap disambut dengan baik.

1. Pemilik rumah bukan perokok

ilustrasi berkunjung (pexels.com/Nicole Michalou)

Orang memutuskan untuk gak merokok tentu ada alasan yang kuat. Bukan sekadar dia punya uang atau tidak untuk membelinya. Apalagi banyak teman serta saudaranya merokok. Konsistensi pilihannya untuk tidak merokok pasti dilatarbelakangi oleh hal-hal yang bersifat prinsip.

Contohnya, alasan kesehatan terkait bahaya merokok. Seseorang menganggap merokok merupakan salah satu bentuk tindakan yang merusak diri sendiri maupun orang lain yang ikut terpapar asapnya. Terkadang pendapat ini sampai terdengar agak keras buat perokok.

Rokok dilihatnya lebih buruk daripada minuman keras. Sebab minuman keras hanya merusak kesehatan orang yang meminumnya. Sementara itu, perokok juga merugikan orang-orang di sekitarnya yang mau tak mau menjadi ikut menghirup asapnya.

Ketika kamu berada di rumah orang yang bukan perokok, sudah risikomu buat menghormati sikapnya. Caranya ialah dengan dirimu tak usah merokok. Apabila kamu belum mampu bertamu tanpa merokok, mending tidak bertandang ke rumah orang yang anti terhadapnya.

2. Tidak disediakan asbak

ilustrasi di rumah teman (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Bila di meja tidak terdapat asbak, artinya jelas. Tuan rumah berharap tamunya tak merokok. Terserah di luar sana kamu merokok sampai berbatang-batang per harinya. Baginya, itu sepenuhnya urusanmu. Namun, rumahnya adalah urusannya. Dia sangat berhak mencegah siapa pun mengepulkan asap rokok di tempat tinggalnya.

Tanpa adanya asbak, tamu diharapkan mengurungkan niatnya merokok karena abunya akan mengotori rumah. Jangan malah kalau asbak gak terlihat, kamu memintanya pada tuan rumah. Ini namanya tamu bersikap tidak tahu diri. Dirimu bertingkah seperti lebih berhak atas rumahnya.

Kalau dirimu hanya mengantar seseorang, jangan pula lantas pindah ke teras cuma buat merokok. Pikirmu, tanpa asbak pun abunya tidak mengotori ruang tamu. Ini tetap sama saja, yaitu kamu mengabaikan kemungkinan alasan tuan rumah sengaja tak menyediakan asbak. Pokoknya, tiadanya asbak berarti larangan merokok. Jika pun ada asbak, dirimu tetap harus minta izin dulu pada pemilik rumah.

3. Ada lansia, anak-anak, ibu hamil, atau orang sakit

ilustrasi suasana rumah (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Meski di rumah itu orang yang kamu kenal hanya satu tetaplah memperhatikan penghuni rumah yang lain. Jangan egois dengan tetap merokok apabila ada empat kriteria di atas. Lansia, anak-anak, ibu hamil, dan orang sakit makin rentan dengan paparan asap rokok. Tanpa terpapar asap rokok saja, lansia misalnya sering batuk dan sesak napas.

Apalagi dengan asap rokok yang menyebar dari ruang tamu ke seluruh bagian rumah. Bahkan bila temanmu juga biasa merokok, belum tentu ia tetap melakukannya ketika di rumah. Boleh jadi dia hanya merokok ketika berada di luar rumah supaya tidak membahayakan lansia, anak-anak, ibu hamil, dan orang yang sedang sakit.

Makin tidak etis apabila dirimu datang dalam rangka menjenguk bayi yang baru lahir atau orang sakit tetapi merokok. Sekalipun kamu cuma bagian dari rombongan tamu dan gak ikut masuk ke dalam rumah, asap rokokmu tersebar ke mana-mana. Jika dirimu gak bisa menahan keinginan buat merokok, mending tak usah ikut menjenguk.

4. Ada pajangan tentang larangan atau akibat buruk merokok

ilustrasi bertamu (pexels.com/RDNE Stock project)

Tulisan pada pajangan barangkali tidak langsung berbunyi tamu dilarang merokok. Bisa saja tulisan dan gambarnya terlihat lucu. Namun, inti pesannya tetap sama. Yaitu, pemilik rumah sedang mengingatkan siapa pun yang bertamu agar tak sembarangan merokok. 

Kalau di situ tertera bahaya merokok, bahaya itu otomatis juga akan mengenai orang-orang di sekitar perokok. Kamu gak boleh mengabaikan tulisan atau gambar peringatan tersebut seakan-akan tidak melihatnya. Dirimu juga tak perlu lagi bertanya boleh merokok atau gak. Jangan menguji kemampuan tuan rumah dalam menolak keinginanmu.

Orang memilih pajangan sesuai dengan apa yang terlihat penting baginya. Bila ia hanya menekankan pada sisi keindahan, pajangannya pasti terlihat mewah atau punya unsur seni yang kuat. Sementara tuan rumah yang fokus pada kesehatan memilih pajangan yang bersifat edukasi seperti larangan atau bahaya merokok. Bila pajangan ada di teras atau ruang tamu, sudah jelas siapa yang menjadi sasaran pesan tersebut. 

5. Di medsos atau obrolan seseorang tampak gak suka dengan rokok

ilustrasi di rumah teman (pexels.com/Alena Darmel)

Kamu tidak bertamu ke rumah seseorang yang benar-benar asing bagimu. Biasanya orang baru mengunjungi rumah teman bila hubungan sudah cukup dekat. Kalau belum akrab, tempat lain seperti kafe atau mal lebih sering dipilih. Perhatikan baik-baik seperti apa kecenderungan kawanmu.

Bila dalam keseharian dia sering mengomel karena bajunya menjadi bau asap rokok, artinya ia benci dengan kebiasaan merokok. Begitu pula jika seseorang sering mengunggah di media sosial tentang dampak buruk rokok dari segi kesehatan sampai finansial. Orang-orang ini punya pandangan yang tak tergoyahkan terkait rokok.

Mereka hanya memikirkan kebiasaan merokok atau menjumpai perokok di ruang publik saja sudah merasa tidak nyaman. Lebih-lebih kalau kamu bertamu dan membawa asap rokok mencemari udara bersih di rumahnya. Jangan bersikap seolah-olah menantang prinsipnya tentang rokok. Selama kamu tidak bisa menghirup seluruh asap rokok sendirian, dirimu yang harus mengalah.

Tidak semua orang yang gak merokok keberatan jika ada perokok di dekatnya. Bahkan ia masih menyediakan asbak di meja ruang tamu atau terang-terangan mempersilakanmu buat merokok. Akan tetapi, jangan menggeneralisasikan sikap segelintir orang ini. Seolah-olah kamu bebas merokok di rumah siapa pun. Tunjukkan kelasmu dengan menjadi tamu yang beretika. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us