Tekanan dari berbagai pihak, terutama orangtua yang menginginkan anaknya segera naik pelaminan, kerap membuat frustrasi bagi kamu yang masih belum siap untuk menikah.
Gak hanya dari orangtua, keluarga dan teman-teman juga sering menanyakan “kapan menyusul?”, yang lama-lama bikin kamu jadi malas untuk berkumpul. Pertanyaannya, itu-itu lagi!
Ada beberapa tanda kalau kamu memang sebenarnya belum siap terikat dalam pernikahan. Cek segera, apakah ciri ini kamu rasakan?
Ada banyak orang yang menjadikan pernikahan sebagai impian hidup mereka. Rasanya memang seru, bisa memiliki pasangan dan keluarga kecil sendiri, hidup terasa lebih berwarna.
Meski banyak hal indah yang bisa kamu peroleh dari pernikahan, akan tetapi ada konsekuensinya juga, yakni kebebasanmu gak akan sama lagi dibanding ketika masih melajang. Berbagai keputusan gak bisa kamu buat sendiri, karena ada pasangan atau anak-anak nanti yang harus dipertimbangkan.
Inilah yang kadang membuatmu masih enggan untuk menjalin hubungan, karena saat ini, kebebasan adalah hal yang prioritas. Kamu ingin bisa mengambil keputusan secara tepat dan mandiri, tanpa harus menimbang sana-sini.
Setiap orang punya cara pandang yang berbeda. Ada yang melihat pernikahan justru sebagai hal positif bagi kemajuan diri, karena bisa semakin memotivasi. Maklum, sudah ada keluarga sendiri, sehingga gigihnya harus berkali-kali lagi.
Akan tetapi, kamu melihatnya justru berbeda. Menurutmu, pernikahan butuh usaha yang tidak sedikit agar bisa berjalan harmonis. Oleh sebab itu, mengingat masih banyaknya impian yang ingin kamu raih, hal ini bisa jadi hambatan. Fokusmu jadi terbagi-bagi, dan itu menyulitkan.
Stereotip banyak orang, memandang status melajang identik dengan kesepian. Namun kenyataannya, ada sebagian orang yang biasa-biasa saja menyikapi kesendirian, justru bisa bahagia dengan kondisi tersebut.
Maka dari itu, semua kembali ke preferensi masing-masing. Ada yang memang nyaman ketika memiliki pasangan, ada pula yang menemukan tempat bahagia justru di kesendirian. Hormatilah pilihan masing-masing.
Hal lain yang menandakan kamu belum siap menikah, ketika masih ada trauma yang membayang, terkait pernikahan. Ini umumnya terjadi pada seseorang yang pernah melihat atau dibesarkan di lingkungan dengan pernikahan yang gagal.
Karena melihat contoh pernikahan di sekelilingmu itu gak berhasil, akhirnya kamu mengasosiasikan pernikahan sebagai sesuatu yang menakutkan karena hanya akan membawa penderitaan. Tentu cara pandang ini harus diatasi, misalnya dengan meminta bantuan profesional.
Bila tetap menikah, sementara masih ada trauma, akan besar kemungkinan pernikahanmu gak akan harmonis. Disebabkan asosiasi negatif yang masih menempel di alam bawah sadarmu. Kamu gak percaya, kalau ada pernikahan yang berjalan sukses.
Meskipun sebaiknya dihindari, kita lihat di lapangan, ada banyak orang yang menikah dengan alasan memenuhi tuntutan keluarga, atau tekanan sosial.
Sementara, pendapatmu berseberangan. Bagimu, keputusan yang diambil bukan atas kemauan diri sendiri, maka hasilnya gak akan baik. Karena itu, kamu lebih memilih diomongin orang, daripada mengambil keputusan disebabkan tekanan dari sana-sini.
Bila memiliki poin-poin tadi, memang kamu belum siap untuk terikat dalam pernikahan. Take your time, gak perlu tergesa-gesa seperti orang mengejar setoran. Kalau sudah jodoh gak akan tertukar, kok!