Terkadang kita terlalu fokus pada menyenangkan orang lain, sampai lupa bahwa menyenangkan diri sendiri pun penting. Berawal dari niat baik untuk menolong dan membuat orang lain bahagia, malah berujung dimanfaatkan.
Supaya itu tidak terjadi, ada baiknya sejak sekarang kenali dirimu. Apakah kamu selama ini termasuk people pleaser atau bukan. Yuk, langsung aja disimak pembahasannya di bawah ini.
Di antara kamu mungkin pernah mengalami, dari jauh-jauh hari merencanakan sesuatu tapi buyar karena ada keluarga minta tolong. Mau menolak, tapi gak enak. Takutnya nanti dibilang gak peduli sama keluarga sendiri atau khawatir mereka marah. Di samping itu, selalu ada perasaan bersalah ketika kamu menolak menolong seseorang, walaupun memiliki alasan yang tepat.
Menolong orang lain memang baik, tapi jangan sampai hal itu malah merugikan diri kamu sendiri. Kamu harus mulai melatih diri untuk berkata “tidak” meskipun awalnya sulit. Menolak sesuatu yang selalu menghabiskan waktu luang kamu bukanlah hal egois. Tiap orang butuh me time sebagai bentuk rasa peduli pada diri sendiri.
Sangat manusiawi memiliki perasaan ingin diterima dalam kelompok di mana kamu menjalin suatu hubungan, apakah itu di tempat kerja ataupun di antara teman-temanmu. Yang harus kamu perhatikan, jangan sampai perasaan takut ditolak membuatmu melakukan apa saja untuk menyenangkan mereka.
Hal tersebut membuka peluang orang lain memanfaatkan dirimu. Lewat kata-kata manis seperti “cuma kamu yang bisa melakukan pekerjaan ini”, mendorongmu melakukan hal yang sebenarnya tidak perlu, karena bisa mereka lakukan sendiri. Ujung-ujungnya, kamu merasa lelah dan kewalahan.
Jika kamu menyadari, ternyata selama ini kamu sering diperlakukan demikian oleh lingkungan sekitar, maka saatnya kamu bertindak tegas. Alih-alih terperdaya dengan kata manis, tolak dengan cara yang baik bahwa kamu tidak punya waktu.
Mending memprioritaskan waktu untuk dirimu sendiri ketimbang berteman dengan orang yang cuma ingin memanfaatkanmu saja. Tenang saja, di luar sana masih banyak kok orang baik yang pasti merasa beruntung memiliki teman yang tulus seperti dirimu.
Seorang people pleaser ketika menghadapi sesuatu yang tidak sesuai rencana, selalu berusaha mengambil alih tanggung jawab dan meminta maaf. Padahal belum tentu itu salahnya.
Misalnya, mengajak makan malam keluarga ke restoran terkenal. Nah kebetulan, ada menu yang rasanya tidak enak. People pleaser akan langsung bilang maaf, meskipun itu kesalahan koki yang masak.
Sikap demikian timbul karena keinginan untuk selalu bersikap baik dan sopan. Hanya saja, kebiasaan ini berbahaya, bisa menurunkan harga diri kamu di mata orang lain.
Minta maaf memang perlu ketika kamu melakukan kesalahan. Hal itu menunjukkan kebesaran hati untuk menerima tanggung jawab. Namun, berlebihan dalam meminta maaf bisa membuatmu kehilangan jati diri karena selalu berusaha membuat orang lain nyaman.
Ciri lain people pleaser adalah selalu berkorban demi orang lain dan mengabaikan dirinya sendiri. Misalnya, pasangan yang terjebak toxic relationship. Ia selalu berusaha berkorban demi pasangannya dengan harapan suatu saat nanti akan dihargai atas usahanya itu. N
amun, orang yang toxic akan selalu berusaha memanfaatkan korbannya demi kepuasan pribadi tanpa peduli perasaan orang lain. Akhirnya, ia sendiri yang rugi karena telah mendedikasikan dirinya untuk orang yang tidak layak.
Akibat kamu selalu berusaha menyenangkan orang lain, kamu pun mengenakan topeng “baik-baik saja” walaupun hati terluka. Kamu berusaha terlihat bahagia meski sebenarnya marah atau sedih dan terganggu dengan perlakuan orang-orang di sekitarmu. Sikap seperti ini, perlahan membuatmu sulit memahami perasaanmu sendiri.
Janganlah takut untuk mengungkapkan perasaanmu. Perasaan yang dipendam malah bisa membuatmu tertekan dan berdampak buruk terhadap kesehatan mental maupun fisik.
Memang harus memperlakukan orang lain dengan perhatian dan kasih sayang, namun bukan dibayar dengan mengorbankan kebahagiaan pribadimu.
Nah, itulah tanda-tanda kalau kamu sebenarnya seorang people pleaser. Menyenangkan teman, keluarga, atau orang-orang di sekitarmu memang baik. Tapi lakukan sewajarnya saja. Karena jika berlebihan, justru jadi merugikan diri kamu sendiri.