Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dibenci Banyak Orang, 5 Tanda kalau Kamu Ternyata Miliki Sifat Tamak!

ilustrasi teman wanita (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi teman wanita (pexels.com/Anna Shvets)

Gak ada yang suka dengan orang yang tamak. Karena biasanya ketamakan adalah biang keladi dari berbagai kerusakan di dunia ini. Korupsi yang merajalela, penggundulan hutan tak bertanggung jawab yang menyebabkan kerusakan iklim, adalah contoh perbuatan buruk yang didorong sifat serakah.

Selain penyebab kamu dibenci banyak orang, adanya sifat tamak juga dapat merugikan diri sendiri, lho! Untuk itu, bila ada tanda-tanda sifat tamak dalam dirimu, segera sadar dan buang jauh-jauh sifat buruk tersebut, deh.

Maka dari itu, yuk, kenali apa saja yang menjadi ciri sifat tamak. Simak pembahasannya di bawah ini!

1. Perilaku egois

ilustrasi teman wanita (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi teman wanita (pexels.com/SHVETS production)

Ciri yang biasa menyertai orang serakah, yakni egois. Gak mau memedulikan kepentingan orang lain. Yang ada di pikiranmu, hanyalah keuntungan sendiri.

Oleh sebab itu, kalau dari sekarang kamu sering menunjukkan sikap egois, jangan dianggap remeh. Segera hilangkan! Mungkin, saat ini baru sekadar perilaku memotong pembicaraan karena kamu hanya tertarik dengan kisahmu sendiri. Tapi, jika sifat egois itu terus dipelihara, bisa mendorongmu melakukan hal egois yang lebih merugikan lagi.

Sebagai contoh, ketika berbisnis, demi mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya, kamu membuang limbah pabrik ke kali atau sungai tanpa proses pengolahan terlebih dahulu. Pikirmu, cara tersebut lebih praktis dan menghemat biaya. Padahal, tindakan egoismu itu sudah mencemarkan lingkungan dan merugikan masyarakat sekitar.

2. Terlalu ambisius

ilustrasi pria tersenyum sinis (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi pria tersenyum sinis (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jangan salah, ambisi itu perlu, supaya hidup bisa terarah dan gak stagnan. Yang keliru, bila kadar ambisi dalam dirimu itu sudah berlebihan.

Terlalu ambisius membuatmu selalu merasa kurang. Ingin mencapai lebih dan lebih lagi. Sekalipun sudah banyak prestasi yang telah kamu raih, tapi kamu gak pernah puas atau merasakan kebahagiaan hakiki dari raihan tersebut.

3. Tak menoleransi kegagalan

ilustrasi pria sedang frustrasi (pexels.com/ANTHONY SHKRABA production)
ilustrasi pria sedang frustrasi (pexels.com/ANTHONY SHKRABA production)

Bagimu, kegagalan adalah kata terlarang. Memang, semua orang gak suka dengan gagal. Akan tetapi, gak berarti menyangkal kenyataan bahwa tiap orang pasti pernah mengalami ketidakberhasilan.

Saking bencinya dengan kegagalan, kamu gak bisa bersikap sportif. Mendapati orang lain menang, sikapmu sangat negatif. Misalnya, menuduh lawan telah melakukan hal curang. Pokoknya, gimana caranya agar sekalipun dia menang, kemenangannya diragukan. Wah, itu jahat, lho!

4. Hidup adalah ajang kompetisi

ilustrasi pria menatap tajam (pexels.com/Roy Reyna)
ilustrasi pria menatap tajam (pexels.com/Roy Reyna)

Cara pandangmu terhadap kehidupan ini sangat kompetitif. Bagimu, hidup adalah sebuah pertarungan menang kalah. Karena itu, kamu berambisi untuk senantiasa di puncak.

Pola pikir keliru ini, gak hanya bikin kamu tertekan sendiri, juga merusak hubunganmu dengan orang lain. Karena bahkan teman sendiri pun, dipandang sebagai lawan. Gak rela sama sekali, kalau dia “lebih” dibandingkan kamu.

5. Menghalalkan segala cara

ilustrasi wanita berbaju putih (pexels.com/Rafael Barros)
ilustrasi wanita berbaju putih (pexels.com/Rafael Barros)

Sering menyontek? Hati-hati, lho, perbuatan salah yang kadang dipandang wajar tersebut, bisa jadi pertanda sifat tamak. Karena orang yang tamak, gak peduli apakah cara yang ditempuhnya itu benar atau salah.

Termasuk perbuatan menyontek. Yang cuma kamu fokuskan hanyalah nilai tinggi, gak peduli jika diperoleh dengan cara curang. Ingat, hal-hal keliru jika dilakukan terus-menerus, lama-lama membuatmu jadi terbiasa. Sinyal benar-salah yang ada dalam nuranimu perlahan akan rusak. Sudah gak bisa lagi membedakan mana cara halal dan haram.

Cepat sadar, kalau ternyata ciri-ciri tadi ada padamu. Bulatkan tekad untuk mengubah diri, dan mengapresiasi hasil dari cara-cara yang benar, kendati gak sesuai dengan harapan. Itu jauh lebih baik daripada kamu berhasil mencapai yang kamu inginkan, tapi dengan langkah keliru. Awas, dampak buruk ketamakan, nantinya bakal menimpa ke diri sendiri, lho!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tania Stephanie
EditorTania Stephanie
Follow Us