Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menenangkan diri (unsplash.com/Rustem Baltiyev)
ilustrasi menenangkan diri (unsplash.com/Rustem Baltiyev)

Masa kecil yang bahagia ternyata bukan milik semua orang. Kamu mengalami hal-hal buruk ketika masih anak-anak dan itu menyisakan luka dalam dirimu untuk waktu yang lama.

Apa pun yang terjadi pada saat itu, peluang buat kamu dapat sembuh dari luka tersebut tetaplah ada. Kamu boleh bernapas lega apabila seiring waktu, lima tanda kesembuhan ini telah dirasakan.

1. Emosi-emosi negatif terus menurun

ilustrasi menenangkan diri (unsplash.com/Ali Karimiboroujeni)

Pengalaman buruk ketika kamu masih anak-anak kerap kali menyisakan rasa marah, benci, sedih, dan malu. Bertahun-tahun kamu bertarung dengan emosi-emosi negatif itu dan kamu masih saja menjadi pihak yang kalah.

Hal tersebut tampak dari ketidakberdayaanmu dalam mengendalikannya. Namun seiring berjalannnya waktu, berbagai emosi negatif itu seakan-akan menjadi lebih "jinak" dengan sendirinya. 

Kamu yang dahulu dapat meledakkan kemarahan atau kesedihan kapan pun, sekarang sudah lebih stabil. Bahkan, kamu nyaris mencapai ketenangan yang sempurna. Selamat, ini kemajuan yang sangat besar!

2. Lega mendapati dirimu sudah bukan anak-anak lagi

ilustrasi perempuan (pexels.com/Marta Dzedyshko)

Rasa lega ini menandakan kamu telah siap "melepaskan" bayang-bayang buruk akibat peristiwa di masa kecilmu. Kamu seolah-olah menegaskan pada diri sendiri, bahwa anak kecil yang mengalami hal buruk tersebut tidaklah sama dengan kamu yang sekarang.

Kalian masih satu orang. Hanya saja ketika anak-anak, kamu berada dalam ketidakberdayaan. Sementara sekarang sebagai pribadi dewasa, kamu bisa melawan serta punya begitu banyak pilihan tindakan. Kamu tak menemukan alasan lagi untuk terus terjebak dalam luka masa kecil.

3. Belajar memahami segala yang terjadi pada saat itu

ilustrasi merenung (pexels.com/cottonbro)

Dengan kapasitasmu sebagai orang dewasa, kamu mulai mampu memikirkan segala hal dengan jernih dan berimbang. Kemampuan ini jelas belum ada saat kamu masih anak-anak. 

Pemahaman akan apa yang terjadi pada masa kecilmu serta situasi ketika itu barangkali memang tak mengubah fakta bahwa suatu peristiwa telah melukaimu. Namun, paling tidak akan lebih mudah bagimu untuk 'berdamai' dengan pengalaman buruk tersebut.

4. Memaafkan walau tak melupakan

ilustrasi merenung (unsplash.com/Yihan Wang)

"Berdamai" dengan luka masa kecil memang tidak akan menutup lubang di hatimu yang kadung tercipta. Namun, dengan begini bakal lebih mudah buat kamu memaafkan orang-orang yang tadinya sangat kamu benci.

Termasuk memaafkan diri sendiri yang mungkin selama ini selalu kamu tuduh lemah karena tak mampu mencegah atau menghentikan suatu kejadian buruk. Sekalipun tidak dapat dilupakan, mampu memaafkan saja sudah membuat hidupmu lebih tenang.

5. Mampu menjadi pribadi dewasa yang produktif dan bertanggung jawab

ilustrasi perempuan bekerja (pexels.com/Angelina Lobanova)

Sulit untuk kamu dapat menjadi pribadi dewasa yang produktif dan bertanggung jawab kalau luka masa kecilmu belum terobati. Kamu hanya akan dewasa secara usia dan tubuh, tetapi jiwa anak yang terluka itu terus mengikutimu dan terkadang mendesak keluar.

Sosok kecil yang terluka inilah yang membuatmu berkali-kali kembali jatuh dalam fase depresi. Kamu kehilangan kemampuan untuk beraktivitas dengan normal serta kesulitan mengemban tanggung jawab layaknya orang dewasa.

Peristiwa buruk yang terjadi di masa kecil memang dapat menancap sangat kuat dalam memorimu. Apalagi jika hal tersebut terjadi berulang-ulang dalam waktu yang lama. Sebagai penguatan diri, apresiasilah setiap perkembanganmu menuju kesembuhan.

Jangan bosan-bosan mengatakan bahwa kamu hebat karena telah sanggup melewati semua ini. Kapan pun kamu butuh teman bicara dan pertolongan, hubungilah konselor atau psikolog.

Penanganan yang tuntas akan membuat jiwamu tak lagi terombang-ambing di antara luka masa kecil dengan kehidupanmu saat ini yang harus dijalani dengan optimal. Tetap semangat dan kelilingilah dirimu dengan orang-orang yang positif.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team