Jika kamu tipe yang lebih ekspresif, di poin sebelumnya, kamu bisa sampai menunjukkan kemarahanmu. Namun sekesal apa pun pada si nyinyir, pada akhirnya kamu sadar percuma saja berurusan dengan orang seperti dia.
Kamu mulai mengerti bahwa meladeni kenyinyirannya cuma menghabiskan waktumu dan mengubah energi positifmu menjadi negatif. Kamu tahu kamu gak bisa terus begini.
Kalau orang lain diapa-apakan sudah gak bisa berubah sifatnya, kamulah yang harus belajar bersikap masa bodoh. Batinmu, ‘Nyinyirlah sekuatmu. Kalau aku gak peduli, kamu mau apa?’
Berhadapan dengan orang yang nyinyir tiada akhir memang melelahkan. Sepenuhnya hakmu untuk kapan pun memutuskan gak ambil pusing lagi. Makin cepat malah makin baik. Daripada emosi, kan?
Yuk, ceritakan pengalamanmu. Kamu pernah dinyinyirin soal apa saja dan bagaimana akhirnya? Ditunggu di kolom komentar ya!