5 Tanda Kamu Terlalu Banyak Basa-basi dalam Komunikasi, Wajib Tahu!

Setiap kali mau bicara, kamu selalu merasa harus memberikan latar belakang panjang lebar dulu. Misalnya, saat mau minta tolong ngeprint dokumen, kamu malah cerita dulu soal printer yang rusak, pengalaman cari tempat service, sampai kisah printer lamamu yang penuh kenangan.

Buatmu, ini mungkin terasa seperti obrolan santai. Tapi buat lawan bicara, bisa jadi mereka cuma butuh intinya aja! Kalau kebiasaan ini sering dilakukan, orang bisa jadi enggan ngobrol denganmu karena terlalu banyak informasi gak relevan yang mereka harus dengarkan.

Kamu sering dengar orang bilang, "Udah, intinya apa?" atau "Langsung aja ke poinnya?" saat ngobrol denganmu? Kalau iya, itu tanda jelas kalau cara bicaramu terlalu muter-muter.

Meski niatmu baik ingin memberikan gambaran lengkap, tapi gak semua orang punya waktu atau kesabaran buat mendengarkan cerita panjang. Apalagi kalau mereka lagi sibuk atau butuh jawaban cepat. Jadi, kalau sering dipotong seperti ini, coba evaluasi gaya komunikasimu, ya!

Saat ngobrol sama orang, kamu gak tahan kalau ada momen hening sedikit aja. Rasanya seperti ada kewajiban buat terus ngomong, meskipun akhirnya cuma jadi obrolan yang gak jelas atau topik yang dipaksakan.

Padahal, keheningan dalam percakapan itu wajar dan sering kali justru bikin suasana lebih nyaman. Terlalu memaksakan basa-basi malah bisa bikin lawan bicaramu merasa obrolan itu gak alami atau bahkan melelahkan. Jadi, gak perlu panik kalau suasana tiba-tiba hening, nikmati aja!

Kalau kirim chat, kamu selalu merasa harus membuka percakapan dengan banyak basa-basi sebelum masuk ke intinya. Misalnya, mau minta tolong, tapi harus nanya kabar, cerita soal harimu, atau bahkan membahas topik lain dulu sebelum akhirnya menyampaikan tujuan utama.

Dalam beberapa situasi, ini memang sopan. Tapi kalau dilakukan berlebihan, apalagi di situasi formal atau saat orang lagi sibuk, bisa bikin pesanmu di-skip atau bahkan diabaikan. Orang cenderung lebih menghargai komunikasi yang langsung ke poinnya, tanpa terlalu banyak tambahan yang gak perlu.

Kebiasaan terlalu banyak basa-basi juga bisa bikin kamu kehilangan momen penting. Misalnya, dalam rapat atau diskusi, kamu terlalu lama berputar-putar menjelaskan sesuatu sampai akhirnya kehabisan waktu sebelum bisa menyampaikan poin utama.

Dalam situasi yang menuntut respons cepat, seperti wawancara kerja atau presentasi, kebiasaan ini bisa jadi penghambat besar. Orang akan lebih menghargai penyampaian yang to the point dan jelas daripada harus mendengarkan cerita panjang yang bertele-tele.

Kalau merasa lima tanda di atas sering terjadi dalam komunikasi kamu, coba latih diri untuk lebih langsung ke inti, terutama dalam situasi yang memang menuntut kejelasan. Dengan begitu, obrolan jadi lebih efisien, menarik, dan tentunya, gak bikin orang lain ilfeel!