5 Tanda Nyata Kamu Terserang 'Gadget Addicted', Bener Gak?

13 Sep 2019, 08:50 WIB

unsplash/VladimirProskurovskiy

Adiksi bisa jadi adalah istilah yang cukup sering mampir di telinga kita. Dalam dunia psikologi, adiksi merupakan fenomena kecanduan atau ketergantungan terhadap sesuatu secara fisik maupun mental.

Gadget adalah salah satu barang yang menyebarkan gelombang adiksi mengerikan bagi generasi yang hidup di era digital. Bagaimana tidak? Dampak dinamika internet dan teknologi yang pesat tersimpan dalam genggaman, dapat dinikmati oleh berbagai kalangan mulai dari anak kecil sampai dewasa, konten baik hingga buruk dan dari pagi hingga pagi lagi.

Bisa dibilang, gangguan kejiwaan tidak hanya menghampiri orang-orang tertentu, tapi berpotensi menyerang semua pengguna gadget.

Nah, apa saja tanda nyata yang kamu alami jika mengalami gadget addicted? Yuk, simak ulasan berikut!

1. Over dependent

unsplash/AlejandroEscami

Dependence atau ketergantungan adalah suatu kondisi seseorang tidak bisa lepas dari objek adiksinya. Dalam konteks adiksi gadget, pengguna gadget akan selalu berinteraksi dengan ponsel pintarnya kapan pun dan di mana pun.

Jika kamu selalu mengecek ponsel dan membuka aplikasi tanpa kepentingan mendesak, bisa jadi kamu memang sedang mengalami kecanduan. Ini adalah tahap awal kamu mulai bergantung penuh pada gadget.

2. Mengalami perubahan drastis saat tidak memegang gadget

Apa yang kamu rasakan saat lupa membawa gadget kala bepergian? Apa yang kamu rasakan saat tidak menyentuh gadget dalam beberapa waktu? Apa yang kamu rasakan saat gadgetmu rusak dan belum mampu menggantinya dengan yang baru? Jika jawabannya adalah kamu merasa resah, gelisah, galau dan merana, itu tanda nyata kamu mulai kecanduan gadget.

Selain ketergantungan, adiksi juga berdampak pada perubahan emosi maupun fisik penggunanya. Saat kamu tidak menggenggam gadget padahal dalam kesehariannya gak lepas dari itu, kamu merasakan gejolak emosi berupa resah, kecewa dan kesal, artinya gadget mulai memengaruhi dirimu hingga ke dasar jiwa. Seram banget, nih!

3. Mudah terisolasi dari lingkungan sekitar

unsplash/AlexJones

Tanda selanjutnya adalah kamu mudah abai dengan lingkungan sekitar. Kamu juga mudah sendirian di tengah keramaian. Contohnya, saat rapat, kumpul keluarga, pengajian, reunian dan acara seminar.

Coba kamu perhatikan dirimu sendiri maupun orang lain. Apakah mereka memberi afeksi pada pembicara atau justru asyik sama gadget sendiri? Jika jawabannya adalah asyik sama gadget, berarti tingkat kecanduan gadget yang dialami semakin krusial.

4. Sulit menentukan prioritas

unsplash/NathanDumlao

Jika kamu sulit fokus hingga prioritas tak menentu alias gak jelas, kecanduan itu sudah pada tahap kritis. Apa sebabnya? Jika sebuah objek candu sampai mengacaukan urusan dunia nyata, artinya pengaruh buruknya mulai mengakar.

Kamu harus segera menjauh dari objek adiksi atau kontrol penggunaan gadget seketat mungkin. Jika tidak kamu akan merasakan betapa tersiksanya menjalani terapi penyembuhan dari kecanduan ini.

5. Kontrol diri yang kacau

unsplash/JensHolm

Parahnya lagi, tanda nyata kamu kecanduan gadget level dewa adalah sulit mengontrol diri. Padahal, terapi termudah dalam kasus kecanduan gadget adalah kontrol diri yang kuat.

Kontrol diri yang kacau akan tampak pada kewajiban yang terlalaikan, rutinitas yang ditinggalkan, kuliah bermasalah, punya banyak waktu luang tapi gak produktif. Intinya, waktumu terbuang sia-sia padahal semakin hari kamu dituntut untuk semakin dewasa.

Jika kontrol diri saja sudah tidak punya, bagaimana caramu mengobati dampak buruknya? Artinya, kamu mesti rutin memeriksakan diri ke psikolog atau psikiater.

Nah, itulah beberapa tanda yang menunjukkan kamu mengalami kecanduan gadget atau tidak. Jika sudah terlanjur mengidapnya, segera lakukan self healing dengan cara kontrol diri secara disiplin dalam penggunaan gadget.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.