Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi wanita merasa lelah (pexels.com/Ron Lach)

Masa depan memang penuh misteri dan rahasia. Kendati begitu, kamu tetap bisa mengerjakan dan mempersiapkan yang terbaik untuk menyongsong masa depan. Contohnya, menggunakan waktumu dengan maksimal sekarang, tidak menunda pekerjaan, dan tahu tujuan yang ingin diraih. Dengan demikian, kamu pun tetap akan terbuka dengan segala peluang untuk bertumbuh. 

Hal ini berbeda ketika kamu tidak lagi punya pola pikir yang benar terkait waktumu. Masa sekarang digunakan seenaknya sendiri, sebab kamu pikir untuk apa bersusah-susah kalau belum tentu berhasil? Ini namanya kamu sudah di tahap sabotase diri sendiri, lho.

Ubah mindset seperti ini bila ingin bertumbuh! Jangan sampai menyesal, renungkan lima hal di bawah sebelum terlambat.

1. Waktu yang sudah lewat tidak bisa diulang

ilustrasi wanita (pexels.com/Leah Newhouse)

Bagai kata pepatah, waktu adalah uang. Bahkan mungkin lebih berharga dari uang, karena bila uang habis bisa kembali dicari, tapi waktu yang terlewat tidak akan pernah bisa diambil lagi. Karena itu, jangan remehkan waktumu!

Kebanyakan orang tidak mengerti ini sampai kehabisan waktu dan menyesali masa lalu. Bukan berarti kamu harus selalu bekerja tanpa istirahat, tapi pastikan setiap hal seimbang.

Tanya dirimu, apa yang ingin kamu lihat dari dirimu lima tahun ke depan? Memiliki visi dan harapan penting agar kamu tidak kehilangan arah saat melangkah.

2. Progres yang sedikit lebih baik dibanding tidak sama sekali

ilustrasi wanita (pexels.com/Julia Vlok)

Salah satu alasan orang menyabotase dirinya ialah, takut akan gagal. Sampai kapan kamu mau terus-terusan berada dalam rasa takut? 

Percayalah bahwa setiap usaha yang dilakukan pasti akan membuahkan hasil. Entah kesuksesan, atau pelajaran yang akan membuatmu bertumbuh dari kegagalan. 

Justru itu lebih baik dibanding sama sekali tidak mencoba dan stagnan di tempat. Progres kecil-kecil yang kamu buat akan mengantarkanmu lebih dekat dengan tujuan.

3. Hidupmu adalah tanggung jawabmu

ilustrasi wanita (pexels.com/Yan Krukau)

Tekanan dari lingkungan dan orang sekitar juga acap kali membuat kita takut untuk melangkah. Takut gagal, takut dihina, takut dikritik pedas. Namun, hal ini yang perlu kamu ingat: hidupmu adalah tanggung jawabmu pribadi.

Buatlah standar untuk dirimu sendiri, karena kamu yang paling mengenal dirimu. Tidak perlu membandingkan dengan kanan-kiri, karena setiap orang pun pasti punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Cukup fokus dengan prosesmu.

4. Overthinking tidak akan membawamu kemana-mana

ilustrasi wanita (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kalau kamu sudah tahu penyebab perilaku self-sabotage-mu adalah pikiran negatif yang berlebih, maka penting untuk tegas dengan diri sendiri. Sadari bahwa terus overthinking tidak akan membawamu kemana-mana. Kecuali, kamu mengambil tindakan untuk menyelesaikannya.

Dibanding buang-buang waktu, mulai cari solusinya. Kenali dan jabarkan apa yang membuatmu overthinking. Misal, kamu takut gagal karena dulu pernah punya pengalaman buruk dihina. Cara mengatasinya, kelilingilah dirimu dengan orang-orang positif. 

5. Hidupmu tidak ditentukan oleh pikiranmu

ilustrasi wanita merasa lelah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pikiran negatif dan pendapat orang seringkali menjadi halangan nomor satu untuk maju. Kamu jadi memagari dirimu, karena tidak siap dengan penghakiman orang lain. 

Ketahuilah, hidupmu tidak ditentukan apa kata orang lain, tidak juga oleh pikiranmu. Asal, kamu pun punya kemauan untuk melangkah dan mengusahakan mimpimu. Bagaimana pun, hidupmu adalah tanggung jawabmu. Apa kamu mau terus memagari dirimu karena ketakutan-ketakutanmu?

Renungkan lima hal di atas agar kamu tidak terus terjebak dalam kebiasaan self-sabotage. Hidupmu berharga, waktumu berharga, yuk mulai lakukan hal bermakna yang tidak akan kamu sesali nantinya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team