Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Cerdas Menghindari Doom Spending di Tengah Godaan Diskon

Ilustrasi menghindari doomspending(pexel.com/Andrea Piacquadio)

Kehidupan sehari-hari kita sering kali dipenuhi dengan godaan belanja, terutama saat promo atau diskon menggoda datang menghampiri. Tidak jarang kita terjebak dalam doomspending—situasi di mana belanja tak terkendali justru menghancurkan anggaran. Agar kamu tetap bijak, berikut lima tips cerdas yang bisa diterapkan untuk menahan diri di tengah godaan.

1. Buat prioritas belanja dengan tujuan jelas

Ilustrasi menghindari doomspending(Pexel.com/energepic.com)

Coba tanyakan pada dirimu sendiri: apakah barang ini benar-benar dibutuhkan, atau hanya sekadar keinginan sesaat? Menyusun daftar kebutuhan berdasarkan prioritas dapat membantumu tetap fokus. Jangan biarkan emosi sesaat menguasai akal sehatmu. Misalnya, jika kamu sudah tahu bahwa bulan ini harus menyisihkan uang untuk kebutuhan bulanan, abaikan diskon yang tidak sesuai dengan kebutuhan tersebut.

Ingat, barang yang tidak ada dalam daftar belanjamu sering kali hanyalah pancingan agar kamu merasa rugi jika tidak membeli. Padahal, kepuasan itu hanya berlangsung singkat, sementara dampaknya pada keuangan bisa terasa jauh lebih lama.

2. Gunakan waktu tunggu sebelum membeli

Ilustrasi menghindari doomspending(pexel.com/Anna Shvets)

Sering kali, kita terjebak impuls belanja karena terlalu cepat memutuskan. Cobalah gunakan teknik waktu tunggu: beri dirimu waktu 24-48 jam sebelum memutuskan membeli barang yang tidak mendesak. Biasanya, keinginan itu akan mereda setelah kamu berpikir jernih.

Metode ini efektif untuk menilai apakah barang tersebut benar-benar diperlukan atau hanya sekadar godaan sesaat. Ketika kamu berhasil melewati masa tunggu tanpa membeli, akan ada kepuasan tersendiri karena telah menghindari pengeluaran yang tidak penting.

3. Tetapkan batas anggaran yang tegas

Ilustrasi menghindari doomspending(Pexel.com/Photo By: Kaboompics.com)

Diskon besar-besaran sering kali membuat kita lupa bahwa keuangan memiliki batas. Mulai sekarang, tetapkan anggaran khusus untuk belanja di luar kebutuhan pokok. Misalnya, alokasikan hanya 10% dari penghasilanmu untuk pengeluaran yang sifatnya hiburan atau spontan.

Anggaran yang tegas memberikanmu kendali penuh atas uangmu. Saat batas tersebut sudah tercapai, kamu akan lebih mudah berkata “cukup” tanpa merasa bersalah. Ingat, bukan barang mewah yang memberi kebahagiaan sejati, melainkan kestabilan finansial.

4. Kenali emosi yang mendorongmu berbelanja

Ilustrasi menghindari doomspending(Pexel.com/Anastasia Shuraeva)

Banyak dari kita berbelanja bukan karena kebutuhan, melainkan karena ingin melarikan diri dari rasa bosan, stres, atau bahkan kesepian. Jika ini terjadi padamu, berhentilah sejenak dan refleksikan apa yang sebenarnya kamu rasakan. Alih-alih berbelanja, cobalah lakukan aktivitas lain yang lebih produktif seperti membaca, berolahraga, atau berbicara dengan teman.

Mengatasi emosi dengan belanja hanya memberikan solusi sementara. Namun, ketika tagihan datang atau tabungan menipis, rasa menyesalnya bisa jauh lebih besar. Jadi, jangan biarkan emosi mengendalikan dompetmu.

5. Ingat tujuan jangka panjangmu

Ilustrasi menghindari doomspending(Pexel.com/Kampus Production)

Apa yang kamu impikan dalam hidup? Mungkin kamu ingin membeli rumah, memulai bisnis, atau sekadar memiliki tabungan yang cukup untuk masa depan. Ingat kembali tujuan besar tersebut setiap kali kamu tergoda belanja. Diskon menarik hari ini tidak ada artinya jika itu menghalangimu mencapai mimpi yang lebih besar.

Melihat gambaran besar akan membantu kamu tetap berpegang pada prinsip pengelolaan keuangan yang sehat. Menahan diri hari ini adalah investasi kecil untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan.

Menghindari doom spending bukan sekadar soal menahan diri, tapi juga membangun kebiasaan positif yang membuat hidup lebih terkendali. Dengan mengenali prioritas, emosi, dan tujuan, kamu bisa membuat keputusan finansial yang lebih bijak. Ingat, kebahagiaan sejati tidak datang dari barang belanjaan, melainkan dari kedamaian pikiran yang lahir dari stabilitas keuanganmu. Tahan dulu, karena masa depan yang lebih cerah sedang menunggumu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Afifah
EditorAfifah
Follow Us