Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi cemas karena perfeksionis (pexels.com/Andrea Piacquadi)

Pernah merasa pikiranmu terus berkecamuk dan sulit berhenti memikirkan hal-hal yang sama berulang kali? Itulah yang disebut "overthinking". Apalagi di era digital saat ini, kita sering terjebak dalam rutinitas scroll media sosial. Terkadang, hal ini lah yang memicu overthinking, bikin kita cemas, dan khawatir berlebihan.

Lantas, gimana cara mengatasi overthinking di tengah derasnya arus informasi dari media sosial? Yuk, simak pembahasannya! 

1. Buat jadwal break dari sosial media

Ilustrasi break dari sosial media (pexels.com/cottonbro studio)

Istirahat atau "break" sejenak dari yang namanya sosial media perlu banget dilakukan untuk jaga kesehatan mentalmu. Terlalu banyak scrolling sosmed malah bikin mentalmu lelah. 

Jadi, mulai sekarang tetapkan waktu khusus dimana kamu harus "break" dari medsos. Misalnya, di waktu pagi hari atau sebelum tidur. Ini bisa jadi waktu yang pas buat istirahatkan otakmu dari penerimaan informasi yang terus berdatangan. 

2. Kurasi konten yang kamu konsumsi

Ilustrasi memilah konten sosial media (pexels.com/cottonbro studio)

Banyak dari kita gak sadar bahwa apa yang kita lihat di media sosial berpengaruh pada bagaimana perasaan kita. Kalau kamu follow akun-akun yang memicu perasaan gak nyaman atau stres, secara gak sadar kamu memperburuk kondisi mentalmu.

Beda halnya kalau kamu pilih untuk memfollow akun-akun yang positif. Justru kamu bisa ikut 'terciprat' motivasi dan inspirasi dari mereka. Hari-harimu pun gak akan di penuhi oleh gejala overthinking, kan? 

3. Latihan mindfulness

Ilustrasi menenangkan emosi (pexels.com/Monstera Production)

Mindfulness adalah aktivitas untuk fokus pada masa ini dan mengesampingkan pikiran terhadap masa lalu ataupun masa depan. Salah satu praktik yang umum digunakan yakni "meditasi" singkat atau "pernapasan dalam". Mindfulness bisa membantumu untuk tetap tenang dan tidak terseret oleh arus pikiran yang mengkhawatirkan, lho.

Misalnya, ketika kamu sedang menikmati makanan favoritmu, nih, mindfulness bikin kamu merasakan lezatnya hidangan itu. Saat mengunyah dan merasakan setiap rasanya, kamu merasa tak terganggu dengan pikiran lain. 

4. Alihkan pikiran dengan aktivitas fisik

Ilustrasi melakukan aktivitas fisik (pexels.com/Katya Wolf)

Saat overthinking, energi fisik dan mentalmu akan mudah terkuras. Misalnya, kamu bisa workout, dance, atau sekadar jalan kaki. Aktivitas fisik ini bisa bantu mengalihkan pikiranmu yang rumit dan memberikan ruang untuk otakmu agar kembali rileks. 

Saat kamu bergerak, fokuslah pada setiap gerakan yang kamu buat—rasakan otot-ototmu bekerja, dengar detak jantungmu, dan nikmati momen itu. Ini cara yang oke buat nge-boost mood sekaligus meredakan stres. Jadi, jangan biarkan pikiran negatif terus mendominasi; ayo, bergerak dan rasakan vibes positif!

5. Jangan terjebak dalam pemikiran "What If"

Ilustrasi sedang berpikir (pexels.com/Marcelo Chagas)

Saat lagi overthinking, seringnya kita itu terjebak dengan pemikiran "What If" yang terus-terusan berputar di kepala. Misalnya, pemikiran kayak "gimana kalau aku gak bisa?" atau "gimana, ya, kalau nanti aku bikin malu?". Namun, percayalah, itu hanya sekelebat pemikiran yang dibuat overthinking-mu. 

Yakini saja bahwa pemikiran-pemikiran itu hanya skenario dan asumsi yang belum tentu terjadi. Akan lebih baik kalau energi itu kamu gunakan untuk rencanakan hal nyata yang bisa kamu terapkan. 

Jangan biarkan pikiranmu terperangkap dalam kekhawatiran yang belum terjadi. Jadi, stop merasa tertekan sama apa yang terjadi dan mulailah hidup dengan apa yang ada! 

Menghadapi overthinking memang bisa jadi situasi yang sulit. Tapi, ingatlah bahwa kamu gak sendirian. Ini fase yang normal untuk dirasakan semua orang. Cukup terapkan lima tips tadi, agar kesehatan mentalmu terjaga dan hidupmu jadi lebih produktif! 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team